Bertemu Mantan dari Suami

Dengan senyum riangnya, Jinan melangkah keluar gedung menuju halte, belum sempat dia naik angkot, Rafa sudah menghampirinya. "Nan, ayo naik!" seru Rafa meminta si tomboy itu naik, tapi Jinan malah terbengong karena merasa ragu, dia takut Isa akan marah padanya.

"Lain kali aja, Om. Inan gak bisa," tolak Jinan dengan halus, tapi Rafa tetap memaksa dengan menuntun Jinan agar masuk ke mobilnya. Namun, belum sempat mereka masuk, dari belakang mereka terdengar suara deheman.

"Ehem, mau kamu bawa kemana dia?"

Jinan dan Rafa terkesiap dan seketika menoleh ke belakang.

"Pak Isa?" desis Rafa.

"Eh, Om. Om udah selesai kerja?" tanya Jinan sembari mendekati suaminya. Ia pun mengulurkan tangannya ingin menyalami laki-laki di depannya, namun, Isa hanya melihatnya sekilas dan langsung menarik tangan gadis itu dengan sedikit kasar.

"Ya ampun, kenapa Pak Isa bersikap kasar begitu?" gumam Rafa yang merasa kasihan pada Jinan. Dia sangat kesal, tapi dia tak berani menentang bosnya.

"Buat apa kamu pulang sama Rafa?" tanya Isa sewot ketika sudah ada dalam mobil. Melihat suaminya marah, Jinan bukannya sedih, tapi malah tertawa Cekikikan.

"Chieee, suami Inan sepertinya lagi cemburu ni?" goda Jinan sembari menaik turunkan satu alisnya, hingga membuat Isa yang tadinya sewot kini malah tersenyum geli karena merasa lucu dengan tingkahnya sendiri yang super protective.

"Dasar bocil, emangnya kamu tahu, apa itu cemburu?"

Jinan terkekeh mendengar pertanyaan suaminya. "Om, apa sebelum menikah sama Inan pernah punya pacar?" Jinan malah mengalihkan pembicaraan.

Sejenak Isa terkejut dengan pertanyaan Jinan, tapi dia kembali menormalkan perasaannya agar bisa menjawab Jinan. "Hmm ya," jawab Isa singkat. Dia sengaja ingin melihat reaksi Jinan.

"Waah, jadi Om pernah pacaran? Ceritain sama Jinan dong, orang pacaran itu kaya gimana, hehe soalnya Inan belum pernah punya pacar!"

Isa mendelik kesal mendengar pertanyaan Jinan. Dia berharap Jinan akan marah atau cemburu, bukan malah bertanya dengan sangat antusias. "Dasar bocil, kenapa dia gak cemburu, malah dia ketawa-ketiwi menanyakan bagaimana perasaanku!" gerutu Isa dalam hatinya.

"Hmm ya, dulu Mas sangat mencintainya, sangat mendambanya. Dulu Mas juga sangat memanjakannya, membelikan apa saja yang dia inginkan," jawab isa sembari melirik ke arah Jinan. Dia ingin sekali melihat ekspresi cemburu dan marah di wajah imut istrinya, tapi sayang seribu sayang, dia malah melihat wajah mode serius menyimak sembari bertanya dengan sangat antusias.

"Wah, terus, sekarang bagaimana? Apa dia tahu kalau sekarang Om udah nikah sama Inan?" tanya Jinan sekali lagi. Isa hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Jinan.

Isa melajukan mobilnya, tapi bukan pulang ke kontrakan melainkan menuju sebuah Mall. "Kok, ke Mall, Om?" tanya Jinan kebingungan ketika dia menyadari ada di area parkiran Mall.

"Udah, turun aja. Ayo!" ajak Isa sembari mengenakan maskernya. Dia membawa Jinan ke dalam Mall. "Mas akan belikan kamu ponsel, kamu pilih dulu, pengen yang mana. Mas mau ganti baju. Kalau Mas lama, pakai kartu ini buat bayar. Ok?" ujar Isa sembari menyerahkan kartu kredit berwarna hitam.

Setelah Isa pergi, Jinan berjalan menuju toko ponsel.

Dia berkeliling mengitari etalase yang memamerkan berbagai ponsel mahal. "Mbak, mau beli hp?" tanya si pelayan toko.

"Hmm, iya. Saya mau lihat dulu," sahut Jinan sembari melihat-lihat ponsel yang dia mau. Mata cantik itu tertuju pada sebuah ponsel yang harganya cukup fantastic. "Mbak, kalau itu berapa?" tanya Jinan sembari menunjuk ke arah ponsel yang disukainya.

Pelayan toko itu tersenyum sinis menertawakan Jinan sambil melirik ke arah seragam OG yang masih melekat di tubuhnya. "Mbak yakin, mau beli yang ini. Kalau menurut saya, Mbak cocok dengan yang di sana," jawab Pelayan toko dengan tatapan sinis sembari menunjuk ke arah tempat yang berisi ponsel murah.

"Mbak apa ada ponsel keluaran baru?" tanya seseorang yang baru datang. Si Pelayan toko itu pun langsung tergopoh menyambut perempuan yang berpakain mewah dan modis itu. "Ini Mbak, ponsel keluaran yang baru," tunjuk si pelayan toko ke arah ponsel yang diinginkan oleh Jinan.

"Eh, Mbak. Kok, ditawarin ke orang lain. Orang saya yang pengen duluan," sergah Jinan tak terima dengan perlakuan si pelayan toko.

"Maaf Mbak, kami akan menawarkan ponsel kami ke orang yang akan benar-benar membelinya, bukan cuma yang mau lihat-lihat," sahut pelayan toko dengan sinis.

"Jadi Mbak mau bilang saya gak akan beli?"

"Yakin Mbak mau beli ini, harganya 20 juta lebih, loh? mau bayar?" Si pelayan toko itu kembali menyindir. Kali ini Jinan terperangah mendengar angka yang harus dia berikan untuk membayar ponsel yang ia sukai.

"Ya ampun, ternyata mahal banget," keluh Jinan dengan memanyunkan bibirnya. Para pelayan yang tadi mengejek pun semakin kencang mengejeknya.

"Oh, kamu gak bisa beli ponsel ini, tapi pengen beli ini? Baiklah, bagaimana kalau aku traktir kamu. Aku beliin hp yang ini. Kasih ke dia!" ujar si perempuan itu dengan angkuh.

"Wah, Mbak Kim benar-benar murah hati. Tak disangka ternyata selain cantik dan smart, mbak Kim juga baik hati ya!" seru si pelayan toko.

"Maaf ya, kalau pun saya gak mampu beli,dď saya gak akan mengemis," sahut Jinan tak terima.

"Ye, sombong sekali kamu. Cuma OG miskin juga sombong!" ejek assisten Kimberly sembari menyenggol Jinan dengan keras hingga terjatuh.

"Aduh, heh, kamu ini sembarangan banget! udah ngejek orang, pake nyenggol lagi, emang salah gue apa?" bentak Jinan tak terima. "Siapa bilang aku gak akan beli, ini aku beli pake ini!" seru Jinan sembari menyodorkan Black kart pada pelayan toko.

"Apa, itu kan Black Kart, kenapa OG bisa punya ini?" ucap salah seorang pelayan toko.

"Mbak, Kim, bukannya itu Black cart yang selalu Mbak bawa dulu?"

Tanpa permisi, Kimberly gegas mengambil Black cart dari tangan Jinan. "Eh, kenapa kamu ambil barangku?" sergah Jinan.

"Diam kamu! dari mana kamu dapatkan Black cart ini, jangan-jangan kamu nyuri ya.. Dasar pencuri!" teriak Kimberly sembari melayangkan tamparan keras ke pipi Jinan.

Mendapat pukulan keras dari orang yang tak dikenal, tentunya membuat Jinan naik pitam. "Kurang ajar kamu! kenapa mukul orang sembarangan?"

balas Jinan tak terima dipukul.

"Harusnya kamu yang harus bercermin? kamu sudah mencuri kartu milik pacarku! Mbak, tolong panggilkan security dan kita bawa dia ke polisi karena ini sudah termasuk pencurian," seru Kimberly pada pelayan toko.

Tak berapa lama kemudian, Security pun datang dan langsung disuruh membawa Jinan.

"Lepaskan dia, apa-apaan kalian?" tanya seseorang yang baru datang.

Terpopuler

Comments

Zuzu Zalikha

Zuzu Zalikha

semangat

2024-09-21

0

Laluli La

Laluli La

Inannn Aku datang

2024-09-21

0

Maunah Muflih2

Maunah Muflih2

Semangat Inan

2024-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!