Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang

Hutan yang konon di kisahkan agak jauh dari Candi. Hutan lebat yang luar biasa. Sebelum masuk hutan tersebut, Joko Sono gembira hatinya. Dalam batin ia yakin di lokasi tersebut banyak hewan hewan yang bisa di jadikan buruan. Anjing Belang Junjang yang merupakan bapak dari Joko Sono terus mengikutinya. Sebab dia tidak tega bila Joko Sono sendiri memasuki hutan tersebut.

"Nah di mana, lokasi hutan itu, ya, " tanya Ima sambil meminum es yang dipesannya.

"Masyarakat sana dalam menceritakan padaku juga tidak menunjukkan lokasi di mana wilayah hutan tersebut, " jawabku.

"Namanya juga dongeng, jadi kapan waktu dan di mana lokasi tidak ada yang paham. sih," kata Anika.

"Artinya bila jelas kita bisa menelusurinya, " ujar Ima.

"O, kirain kayak Pras dijadikan obyek wisata, " kata Anika di sambut tawa kami.

"Ah, aku kan tak ingin jadi menteri pariwisata," Jawab Ima.

"Wao, keren. Menteri harapannya," ujar Hengki.

"Mau jadi Presiden rumit, " jawab Im.

"Namun yang di sangka oleh Joko Sono meleset. Ternyata di hutan itu tak ada hewan buruan yang nampak, " lanjutku dalam mengisahkan asal usul Candi Dara yang ada di Desa Candi.

Dia mengajak bapaknya Anjing Belang Junjang untuk terus memasuki hutan itu. Sampai siang hari Joko Sono atau Joko Lantung ini tidak mendapatkan hasil. Entah mengapa.

Setengah jengkel dalam hatinya, Joko Sono akhirnya mengajak Anjing Belang Junjang untuk menyusuri jalan pulang. Sampai hampir separuh perjajalanan, ia melihat tempatnya seekor binatang buruan. Joko Sono setengah berlari mengejar hewan buruannya.

Setelah agak dekat nampaklah hewan buruan itu. Seekor babi hutan yang lumayan besar. Joko Sono ingin mengarahkan towok atau semacam senjata tombak. Namun Anjing Belang Junjang melarangnya.

Anjing itu mendengus dan menjilati kaki anaknya. Namun larangan itu tak di hiraukan oleh Joko Sono. Ia tetap melemparkan towok pada babi hutan tersebut. Anjing Belang Junjang meloncat menghalangi towoknya, dan yang terjadi senjata buru itu menancapkan di tubuh Belang Junjang.

"Dramatis dan heroik " ujar Anika.

"Kenapa, kok Anjing Belang Junjang menghalangi Joko Sono untuk membunuh babi hutan, Kak? " tanya Hengki.

"Menurut kisah yang di dongengkan pada saya, babi hutan tersebut adalah bapak dari Anjing Belang Junjang, " jawabku.

"Kisahnya kok aneh, masa sih babi hutan memiliki anak Anjing, kemudian Anjing menikah dengan manusia dan melahirkan manusia, " protes Pras.

"Kita tidak boleh memakan mentah mentah dongengan tersebut. Karena kisah dongeng biasanya adalah nasihat yang dibentuk sanepan. Bisa jadi ada peristiwa lain di balik dongeng, " ujarku.

"Nah ini, ini baru budayawan...., " Ujar Hengki.

"Lantas bagaimana menurut Kakak, perihal peristiwa itu?" tanya Anika.

"Kisahnya juga belum selesai, kok, " Jawabku.

"Wah... kirim sudah," jawab Ima.

"Aku kira juga gitu, " Ima menimpali.

Aku lalu melanjutkan cerita asal usul Candi Dara tersebut.

Setelah towok menancap di tubuh Anjing Belang Junjang, Joko Sono memanggul jasadnya dengan menangis selama di perjalanan. Sampai di rumah ia menceritakan kejadian tersebut pada Roso Wulan. Roso Wulan menangis tak henti hentinya.

"Peristiwa menangisnya Roso Wulan itu ada di lokasi barat Balai Desa yang ada pohonnya tinggi di pinggir jalan. Namanya Trowulan," kataku.

"Kok tadi gak sekalian kita ke sana, " sahut Anika.

"Aku sendiri lupa, " Jawabku.

"setelah kejadian itu, Anjing belang Junjang di jadikan di lokasi yang bernama Candi Dara tersebut. Ada yang berpisah di arcakan dengan arca Anjing," tegasku mengakhiri cerita.

*****

"Karena ceritanya sudah selesai, kita sekarang berdiskusi tentang kisah tersebut, " ucapku.

"Oh, ya, bagaimanakah makna yang terkandung dari kisah itu, Kak, " tanya Pras.

Aku tidak menjawab, namun aku memandang Anika, Ima dan Hengki. Barangkali mereka ada analisa terkait kisah tersebut.

"Ada juga Kisah Joko Bandung yang juga di simbolkan Anjing. Kenapa selalu Anjing, ya? " tanya Ima.

"Bisa jadi agar enak menyebut saja, " kata Pras.

"Atau hewan yang mudah ditemukan Anjing," kata Hengki.

Aku tersenyum. Lalu mengajak mereka untuk memaknai hewan Anjing.

"Anjing adalah penurut. Anjing bisa menjaga rumah dan Anjing bisa menunjukkan sesuatu dengan indra penciumannya. Bila ada hantu atau bentuk mencurigakan Anjing akan melonglong memberi kode pada majikannya," ujarku.

"Jadi.... "kata mereka serempak.

"Bisa jadi itu adalah simbol penjaga atau simbol prajurit. Masa dahulu siapa yang berani memakai nama hewan atau simbol hewan selain bangsawan. Nama orang rakyat biasa paling, Blandong, cikrak, tomblok, atau benda yang tak berharga lainnya," lanjutku.

Mereka aku lihat hanya diam. Maka saat aku diam mereka saling berpandangan. Aku bisa merasakan bahwa mereka sangat senang dengan kisahku dan analisa mengenai legenda yang mungkin telah di lupakan oleh sebagian kaum muda di wilayahnya.

Karena mereka hanya melongo saja, kemudian aku mengajaknya untuk menganalisis tentang, kenapa di tempat lain juga sama.

"Kalau di tempat lain ada kisah anjing atau kisah hewan lain kita maknakan aja seperti tadi. Analisa kemampuan hewan yang ada," ujarku.

"Wah butuh penafsiran panjang deh," kata Anika.

"Ia, dong kan kita mencari makna yang terkandung di dalamnya," ujarku.

"Tentang babi hutan?" kata Pras.

"Babi hutan adalah perusak tanaman. Ia sebagai hama. Meski demikian giginya yang berupa siang di jadikan azimat," jawabku.

"Jadi... " ujar Ima.

"Kisah perebutan kekuasaan dan politik masa lalu, mungkin ada perseteruan keluarga atau perang saudara di kerajaan mana yang hampir semacam ini? " tanyaku.

Ima nampak menggelengkan kepalanya. Sedang ketiga temannya juga tak ada yang komentar.

"Bahkan ada cerita di sana, bahwa setelah kejadian itu Joko Lantung tak lagi berburu. Dia bertapa di sebuah tempat yang ada di Totokan," lanjutku.

Aku kemudian mengunyah jajan yang ada di depanku. Secangkir kopi yang ada di depanku kelihatannya hampir habis. Aku kemudian meminumnya sedikit.

"Kisah ini bisa kita sebut kisah kepahlawanan binatang. Pada umumnya yang mengangkat legenda dan berkaitan dengan kisah kisah kepahlawanan binatang adalah kelompok manusia kalang," ungkapku.

"Manusia Kalang?" tanya Anika.

Aku mengangguk.

"Manusia berekor?" tanya Ima.

"Ya jelas manusia Kalang adalah manusia berekor," jawab Pras.

"Mungkinkah ada Manusia Kalang di Ponorogo? " tanya Anika.

"Mungkin anggapan kita tidak ada. Namun kalau kita onceki ada peperangan antara seorang kiai dengan Adipati Kalang dan lahirlah Desa Kalang Bret," kata Hengki.

Aku menjelaskan pada mereka, bahwa manusia Kalang yang gagah dan. perkasa memang diperkerjakan oleh kolonial di berbagai tempat. Terlebih pada masa kerja paksa.

Setelah penjajah terusir, manusia Kalang membangun tempat berkelompok. Ketekunan kerja mereka bukan main. Karena kekuatannya yang begitu besar dan tak tertandingi maka mereka banyak yang jadi pengusaha. Ia banyak yang hidup makmur.

"Mungkinkah kita adalah keturunan Kalang. Padahal di Ponorogo jarang ada yang menyebut adanya manusia Kalang," Kata Anika.

"Apakah anda berfikir manusia Kalang itu memiliki ekor panjang," tanyaku.

Mereka mengangguk. Aku tersenyum melihat mereka.

*****

.

Episodes
1 Bab 1 Ganjilkah Cinta
2 Bab 2 Menyibak Waktu
3 Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4 Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5 Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6 Bab 6 Sabda Bancangan
7 Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8 Bab 8 Mencari Titik Jimat
9 Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10 Bab 10 Bumi Wengker
11 Bab 11 Bumi Taji
12 Bab 12 Candi Kami
13 Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14 Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15 Bab 15 Teror Hantu Jepang
16 Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17 Bab 17 Wayang Jawa
18 Bab 18 Cungkup Kok Candi
19 Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20 Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21 Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22 Bab 22 Dewi Senggono
23 Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24 Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25 Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26 Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27 Bab 27 Rahasia Weton
28 Bab 28 Buwuh
29 Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30 Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31 Bab 31 Lacak Gemblak
32 Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33 Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34 Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35 Bab 35 Kasdi Gemblak
36 Bab 36 Gladen Jatil
37 Bab 37 Menuju Pentas
38 38 Reog Sotren
39 Bab 39 Gemblake Njathil
40 Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41 Bab 41 Misteri Cinta
42 Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43 Bab 43 Pertama Berdua
44 Bab 44 Foto di Laptop
45 Bab 45 Tika Mata Awan
46 Bab 46 Tika Indigo
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 Ganjilkah Cinta
2
Bab 2 Menyibak Waktu
3
Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4
Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5
Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6
Bab 6 Sabda Bancangan
7
Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8
Bab 8 Mencari Titik Jimat
9
Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10
Bab 10 Bumi Wengker
11
Bab 11 Bumi Taji
12
Bab 12 Candi Kami
13
Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14
Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15
Bab 15 Teror Hantu Jepang
16
Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17
Bab 17 Wayang Jawa
18
Bab 18 Cungkup Kok Candi
19
Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20
Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21
Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22
Bab 22 Dewi Senggono
23
Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24
Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25
Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26
Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27
Bab 27 Rahasia Weton
28
Bab 28 Buwuh
29
Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30
Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31
Bab 31 Lacak Gemblak
32
Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33
Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34
Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35
Bab 35 Kasdi Gemblak
36
Bab 36 Gladen Jatil
37
Bab 37 Menuju Pentas
38
38 Reog Sotren
39
Bab 39 Gemblake Njathil
40
Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41
Bab 41 Misteri Cinta
42
Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43
Bab 43 Pertama Berdua
44
Bab 44 Foto di Laptop
45
Bab 45 Tika Mata Awan
46
Bab 46 Tika Indigo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!