Bab 19 Sayembara Roso Wulan.

Setelah melaksanakan Sholat Duhur dan istirahat sejenak di Masjid tersebut, kami berkemas untuk mencari lokasi makan siang.

"Kita makan di Warung dekat Makam Guno Seco saja," ujarku.

"Oke," jawab mereka serempak sambil memacu pelan motornya.

Dari lampu lalin di penempatan Jabung kami ambil arah ke kanan. Lurus hingga selatan perempatan Jeruksing. Di situ terdapat sebuah Jalan, bernama Jalan Guno Seco.

Guno Seco merupakan seorang tokoh waris yang namanya sangat melekat di hati masyarakat Ponorogo. Banyak kisah kisah yang terjadi dalam buku, hingga di angkat dalam sebuah teater tradisional atau Kethoprak menyajikan kebesaran nama Warok Guno Seco.

Warok Guno Seco di ceritakan memiliki anak yang bernama Suminten. Suminten di kisahkan akan dinikahkan dengan Raden Mas Subroto anak seorang Bupati dari Kabupaten Trenggalek. pernikahan yang telah direncanakan dengan matang tersebut gagal.

Dalam Cerita Kethoprak Drama Tradisional, di ceritakan karena Raden Subroto tidak suka dengan Suminten. Maka Raden Mas Subroto meninggalkan Istana Kabupaten dan mengembara. Di pengembaraannya ia bertemu dengan seorang gadis bernama Roro Cempluk. Roro Cempluk merupakan putri seorang Warok yang satu perguruan dengan Warok Guno Seco. Namanya Warok Suromenggolo. Keduanya tokoh sakti di Ponorogo murid kinasih dari Ki Singo Bowo, seorang pertapa yang memiliki kewibawaan dan kesaktian.

Makam Warok Guno Seco dan putrinya Suminten berada di Jalan Guno Seco masuk wilayah Desa Siman di Kecamatan Siman. Meski satu kompleks di Makam Umum Guno Seco, namun lokasinya terpisah. Sedangkan Warok Suromenggolo makamnya di Kompleks Makam Gedong Kertosari berjabat dengan Putri Kuning salah satu istri dari Raden Batara Katong adipati pertama Ponorogo.

Hampir jam dua siang kami sampai di sebuah Warung Makan di samping Kompleks Makam Guno Seco. Setelah memesan Makanan dan minuman, kami kemudian mencari tempat yang nyaman. Lokasi Warung Makan sangat sederhana namun tempatnya sangat luas berasitektur kekuanoan, bergaya rumah Sinom atau mirip limasan bila di Yogyakarta.

"Nama Situs Candi yang kita datangi tadi apa, Kak? " tanya Anika.

"Orang menyebutnya dengan Candi Dara. Namun para pegiat sejarah tidak sedikit yang menyebut Candi Asu," terangku.

"Kenapa kok berbeda penyebutan, " tanya Pras.

Aku menggelengkan kepala.

"Mungkin di sebut Candi Dara, karena konon kata orang di lokasi tersebut ada Pohon Widoro atau ceri, " terangku.

Aku menjelaskan juga, bahwa penyebutan nama Candi Asu oleh para pegiat sejarah di Ponorogo, mungkin keberadaan kisah tentang asal usulnya candi tersebut.

"Boleh di ceritakan kisahnya, Kak, " sahut Ima sambil menerima makanan dan minuman dari pelayan yang membawa pesanan makan minum kami.

"Semua sudah cukup?" tanya pelayan sambil membungkukkan badan.

"Sudah, Mbak," jawab Ima.

"Baik, kalau sudah silakan di nikmati. Jangan lupa kalau mau tambah pesanan bisa menghubungi kasir dan bila ada yang kurang berkenan kami mohon silakan kasih saran melalui kasir, Selamat makan...! " kata pelayan yang mengantar dan menyajikan makanan. Setelah itu dia meninggalkan kami.

Setelah pelayan tersebut meninggalkan rumah makan, maka kami melanjutkan obrolan tentang keberadaan Candi.

"Dahulu ada kisah tentang seorang pemuda yang gemar, dalam dunia spiritual. Joki Lantung namanya. Dan kisah Candi itu berkaitan dengan keberadaan pemuda Joko Lantung tersebut, " terangku.

"Wah menarik ini. Sebab Sumpahku berasal dari Mlarak, namun dari Totokan, " kata Pras sambil mengunyah makanannya.

"Di Totokan itulah lokasi pertapaan Joko Lantung, " terangku.

"Bagaimana ceritanya, Kak? " tanya Ima.

"Aku juga belum tahu dan nampak menarik, " ujar Anika.

"Kita nikmati makan dulu saja, Kak, " kata Hengki. Lalu dia permisi sejenak untuk ke belakang.

"Aku berceritanya nanti, setelah Hengki datang, " sahutku.

Kami lalu melanjutkan menikmati makan. Semua sepakat dengan apa yang aku usulkan. Sebab saya yakin tak lama Hengki pun datang.

Benar juga dugaanku. Tak lama Hengki juga datang. Dan menikmati makanan yang telah terjadi di depannya.

"Ayo di lanjut ceritanya, Kak? " kata Ima.

"Tenang, nanti pasti di lanjut kalau kakak sudah agak longgar perutnya," ujar Hengki.

Aku tersenyum mendengar kalimat Hengki.

"Joko Lantung adalah putra dari seorang perempuan yang bernama Dewi Roso Wulan. Dia merupakan seorang penenun yang tempat tinggalnya di ceritakan tak jauh dari lokasi keberadaan Situs Candi itu," aku memulai kisah tentang Situs Candi yang berupa cungkup di area perdarahan.

Saat sedang asyik dalam menenun sambil menyanyikan kidung kidung kehidupan, peralatan temannya terjatuh. Entah peralatan apa dan jenisnya bagaimana tak terceritakan, lanjutku.

Aku menghentikan lidahku melihat reaksi anak anak muda tersebut. Sebatang rokok aku ambil dari bungkusnya lalu aku sulut.

"Sayang, lokasi di mana Dewi Rodi Wulan, menenun tak ada yang mengerti. Masyarakat sana juga tak ada yang tahu. Sebab kalau kita bisa mengidentifikasi keberadaan lokasi tersebut, akan menjadi satu kisah yang menarik bila diangkat, " ucapku.

"Minimal jadi obyek wisata, ya, Kak," ujar Pras.

"Wisata lagi..., " sahut Ima.

"Lanjut, Kak...." ujar Hengki.

Aku melanjutkan kisah tentang Dewi Rodi Wulan sambil menikmati sebatang rokok kesukaanku.

Karena Dewi Roso Wulan tidak mampu mengambil alat yang jatuh dan menaruh pada tempat semula, maka ia membuat sebuah sayembara.

"Isi sayembara Dewi Roso Wulan, barang siapa bisa mengambilkan alat tenun itu, bila laki laki akan di jadikan istrinya dan bila perempuan akan di jadikan saudaranya," tambahku.

"Sebentar, Kak, Dewi Roso Wulan itu cantik apa tidak. Kalau cantik biar di ambil Pras, kasihan dia jomblo," kata Ima di sambut tawa terkekeh kekeh dari kami.

"Setelah beberapa hari dari sayembara tersebut datanglah seekor Anjung. Anjing tersebut mengambil peralatan tenun yang jatuh," tanpa mempedulikan tawa mereka aku melanjutkan kisah Roso Wulan.

Betapa gembiranya Dewi Roso Wulan, karena peralatan tenunnya bisa kembali berfungsi. Sehingga dia bisa bekerja kembali.

Karena yang bisa menemukan peralatan tenun adalah Anjung laki-laki, maka Dewi Roso Wulan menikah dengannya. Anjing itu berbulu belang, maka di sebut dengan nama Anjung belang jenjang.

Dari perkawinan Dewi Roso Wulan dan Anjung Belang Junjang tersebut, lahirlah anak yang bernama Joko Lantung atau Joko Sono.

"Sono itu artinya anjing, Joko Sini adalah anak Anjing," terangku.

"Kok manusia nikah dengan Anjing bagaimana, Kak, " tanya Anika.

"Nanti kita kupas setelah selesai ceritanya," kataku.

"Setuju.... ", sambut mereka.

Joko Sono atau Joko Lantung karena berada dan tinggal di wilayah dekat hutan maka ia senang berburu. Anjing Belang Junjang selalu mengikuti dan menunjukkan di mana adanya hewan buruan. Sehingga hampir setiap hari Joko Lantung atau Joko Sono ini tak pernah pulang dengan tangan hampa.

"Artinya ia selalu pulang dengan hasil hewan buruan. Baik itu Kijang, atau bentuk hewan lain," ceritaku.

Nah pada suatu hari, Joko Lantung atau Joko Sono berburu pada sebuah hutan yang belum pernah di amanahnya.

*****

Episodes
1 Bab 1 Ganjilkah Cinta
2 Bab 2 Menyibak Waktu
3 Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4 Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5 Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6 Bab 6 Sabda Bancangan
7 Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8 Bab 8 Mencari Titik Jimat
9 Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10 Bab 10 Bumi Wengker
11 Bab 11 Bumi Taji
12 Bab 12 Candi Kami
13 Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14 Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15 Bab 15 Teror Hantu Jepang
16 Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17 Bab 17 Wayang Jawa
18 Bab 18 Cungkup Kok Candi
19 Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20 Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21 Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22 Bab 22 Dewi Senggono
23 Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24 Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25 Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26 Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27 Bab 27 Rahasia Weton
28 Bab 28 Buwuh
29 Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30 Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31 Bab 31 Lacak Gemblak
32 Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33 Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34 Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35 Bab 35 Kasdi Gemblak
36 Bab 36 Gladen Jatil
37 Bab 37 Menuju Pentas
38 38 Reog Sotren
39 Bab 39 Gemblake Njathil
40 Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41 Bab 41 Misteri Cinta
42 Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43 Bab 43 Pertama Berdua
44 Bab 44 Foto di Laptop
45 Bab 45 Tika Mata Awan
46 Bab 46 Tika Indigo
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 Ganjilkah Cinta
2
Bab 2 Menyibak Waktu
3
Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4
Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5
Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6
Bab 6 Sabda Bancangan
7
Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8
Bab 8 Mencari Titik Jimat
9
Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10
Bab 10 Bumi Wengker
11
Bab 11 Bumi Taji
12
Bab 12 Candi Kami
13
Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14
Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15
Bab 15 Teror Hantu Jepang
16
Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17
Bab 17 Wayang Jawa
18
Bab 18 Cungkup Kok Candi
19
Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20
Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21
Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22
Bab 22 Dewi Senggono
23
Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24
Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25
Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26
Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27
Bab 27 Rahasia Weton
28
Bab 28 Buwuh
29
Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30
Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31
Bab 31 Lacak Gemblak
32
Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33
Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34
Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35
Bab 35 Kasdi Gemblak
36
Bab 36 Gladen Jatil
37
Bab 37 Menuju Pentas
38
38 Reog Sotren
39
Bab 39 Gemblake Njathil
40
Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41
Bab 41 Misteri Cinta
42
Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43
Bab 43 Pertama Berdua
44
Bab 44 Foto di Laptop
45
Bab 45 Tika Mata Awan
46
Bab 46 Tika Indigo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!