Bab 4 Kebersamaan di kahyangan

"Malam, Kak. Kakak di mana? " demikian sebuah pesan singkat melalu aplikasi whatsapp yang masuk dalam pesawat selularku.

"Anika, ada apa ini, mungkinkah ia datang ke kotsku dan tidak menemukanku tadi," gumamku pada diri sendiri.

"Aku di Kahyangan, Pundak, " balasku melulu pesawat selular dengan aplikasi yang sama.

"Di Makam Ki Agung Sepet Aking, kah?" balasnya.

"Nggak, nih lagi di pinggir Sungai Kaki Gunung Kahyangan, "balasku.

"Oh... Selamat menghilangkan kejenuhan, Kak. Wkwkwkwk..., " balasnya lagi.

"Dasar, " balasku sekenanya.

Anika sosok yang sulit hilang dalam ingatanku. Dan hal ini aku bisa rasakan, di setiap lokasi yang bagiku menjadi tempat spesial, Anika juga ada.

Seperti hari ini, saat aku malam menuju Purnama, Anika juga pernah membersamaiku di sini. Saat aku ingin santai sambil menikmati hawa gunung yang sejuk juga aliran sungai yang gemericik air.

Kahyangan, adalah satu tempat favoritku. Letaknya memang agak jauh dari kota Ponorogo. Sebuah perbukitan yang menyambung dengan Gunung Lawu. Tepatnya berada di Kawasan Kecamatan Pusat.

Selain hawanya yang teduh, bagiku Kahyangan memang tepat menjadi pilihan untuk merenung dan menentukan pemikiran. Saat hal ini saya ungkapkan pada Anika waktu itu ia sangsi.

"Tempat merenung juga menentukan strategi?! " tanyanya saat aku ungkapkan tentang keberadaan Kahyangan.

Saat itu aku hanya mengangguk.

"Kok, bisa? " tanyanya.

Aku diam karena bingung untuk membahasakan.

"Mungkin itu anggapanmu secara pribadi saja, " lanjutnya dalam menyangsikan ucapanku.

Aku hanya tersenyum.

"Memang di Kahyangan ada spesial apa, sih? tanyanya penuh selidik.

"Bagiku Kahyangan sangat indah dengan pemandangan alamnya. Selain itu hawa yang sejuk membangun rasa tersendiri, "jawabku penuh dengan pemaparan.

"Kalau memang lokasinya cocok untuk merenung tentunya di Gunung itu sejak dulu sudah di pakai orang untuk menenangkan diri dan membangun obsesi kedepan," ujar Anika.

"Bisa jadi, " sahutku ringan.

"Jadi Penasaran, kapan kau ajak aku kesana," ungkapnya.

*****

Ah, Anika... ngapain sih selalu mengganggu konsentrasi dan hari hatiku. Padahal aku tahu dia telah jauh di luar Negeri untuk kelanjutan studinya. saat aku di Kahyangan ingin bisa membuang ingatanku tentangnya, tiba tiba ia muncul walau hanya melalui pesan wathsapp.

Ingatanku kembali pada saat aku bersamanya.

Awal aku ajak di Kahyangan, Anika sangat tertarik di tepi sungai Kaki Gunung Kahyangan. Sungai yang menjadi pembatas antara Dukuh Pandansari dan hutan pinus di Kaki Kahyangan.

Anika menyatakan sungai ini adalah sungai alami yang memang suasananya bisa membuang kegundahan.

"Kok bisa begitu?" tanyaku.

"Benar seperti katamu. Selain indah dan teduh, sejuk sepertinya lokasi ini dulu juga tempat yang di khususkan, " terangnya.

"Ah, kamu. sudah mulai kayak gadis Indigo saja," ungkapku.

"Tapi perasaanku berkata demikian. Adakah tempat sakral di sekitar sini? "tanyanya.

Dari pertanyaan Anika, aku teringat tidak jauh dari tempat itu, ada lokasi yang namanya adalah Tanah Goyang. Aku pun mengajaknya ke lokasi tersebut.

Anika terperangah melihat hamparan tanah Goyang. Ia kelihatan berfikir. tentang Gunung Wilis.. Ia berkata seolah pada dirinya sendiri, "bukan sebuah kawah, bukan sebuah danau."

Aku teringat sebuah kisah perjalanan Baru Klinthing. Bahwa Ular Naga Legenda yang dipercayai menjadi penghuni Telaga Ngebel, menerobos lokasi Tanah Goyang. Maka Tanah Goyang ini disebut Telaga Urung.

"Apa maksud Telaga Urung? " tanya Anika ingin tahu.

"Telaga Urung, adalah sebuah tempat yang ingin dijadikan danau oleh Baru Klinthing tapi gagal, "jawabku.

"O, begitu, "jawabnya.

Aku mengajaknya untuk meninggalkan Tanah Goyang. Dalam perjalanan itu, Anika memaparkan, bahwa nama Gunung Wilis semula adalah Paminihan. Nama itu menjadi acuan baginya bahwa kondisi alam yang tepat lokasi Kahyangan dan sekitarnya adalah lokasi merenung guna menentukan strategi kedepan.

"Nama Pawinihan adalah berasal dari kata winih atau bibit. Tentunya lokasi ini adalah lokasi penggemblengan para kader masa lalu," tebaknya.

Aku hanya bisa diam akan apa yang menjadi pemikiran dan analisa dari Anika.

Hari itu juga Anika aku ajak untuk ke Makam Mbah Sepet Aking. Seorang tokoh yang di anggap sebagai pini sepuh dan yang cikal bakal di wilayah Pundak. Orang mempercayai bahwa Sepet Aking merupakan pendatang dari Mataram.

"Memang, Mataram masa siapa, ya? "tanya Anika sambil bersumpah di Gedung Makam yang tanpa atap tersebut.

"Aku juga tidak tahu, " jawabku.

"Memang kebanyakan makan dipercayai masyarakat dari Keraton. Kalau tidak Mataram, Majapahit. Padahal kita tahu Majapahit adalah Kerajaan Hindu. Mungkinkah ada Makam, kebanyakan mayat masyarakat kan di bakar, "ujarnya.

"Kau lupa bahwa, di Troloyo ada makam tujuh. Makam yang memiliki angka Tahun masih dalam kejayaan Majapahit, " ujarku.

"Iya, tapi kalau bentuk nisan ini baru atau berlambang garis, masa aku kudu percaya," ungkapnya.

Aku tak membalas ucapannya, melainkan aku melangkahkan Kaki meninggalkan makam Ku Sepet Aking. Dan Anika membuntuti perjalananku.

Hari itu juga aku menyusui jalan yang sulit dengan sepeda motor berboncengan dengan Anika. Ia aku ajak kesebuah Lokasi yang medannya memang ekstrim. Condro Geni demikian nama lokasi tersebut.

*****

Hingga Sore aku dan Anika di Condro Geni. Dengan Medan Ekstrim yang mengerikan. Anika kadang memukul badanku agar aku tidak ngawur dalam menyetir motor dan bisa memilih medan yang lebih enak.

"Aku bisa merasakan bahwa Condro Geni adalah lokasi pertapaan, "ujarnya.

"Kalau itu tidak hanya kamu. Para Sejarawan juga menduga bahwa Condro Geni adalah tempat pertapaan, "jawabku.

Anika tersenyum.

"Aku juga yakin yang menyebabkan Kaki Kahyangan lokasi enak untuk merenung adalah hawa dari Condro Geni," ujarnya.

"Bisa jadi, demikian," jawabku sekenanya.

"Keyakinan sebagai lokasi pertapaan di Condro geni karena adanya ajaran moral bagi para musafir atau pengembara, yang menuju ke sebuah tempat, untuk merenung atau berdiam diri meminta petunjuk pada Tuhan dengan jalan bertapa," tambahnya.

"Demikian analisa para sejarawan. Sebab para sejarawan menduga yang demikian karena adanya prasasti yang ditemukan di Condro Geni Pudak tersebut, "ujarku.

"Prasastinya sekarang di mana, ya, " tanya Anika.

"Kalau tidak salah Prasasti Condro Geni aman tersimpan di Musium Nasional. Prasasti Condro Geni di duga Prasasti masa Majapahit. Angka tahunnya saja terpahat di masa pemerintahan Raja Wikrama Wardana, pada tahun 1376 Saka," terangku.

"Oh berarti masa Kerajaan Majapahit di sini merupakan tempat yang penting, ya," ungkapnya.

"Tentu demikian. Karena Prasasti Condro Geni adalah salah satu prasasti yang ditulis di luar Lingkungan Kerajaan. Hal itu bisa kita lihat dari isi Prasasti yang sebanyak 12 baris tidak berisi pengumuman atau perintah dari Raja. Namun berisi petuah yang di duga lokasi ini adalah pertapaan di luar Kraton. Juga ada penyebutan pada Bathari Durga, yanh bisa di mungkinkan Bahwa lokasi Condro Geni tempat pertapaan bagi aliran pemuja Durga Shakti Siwa," tambahku.

"Wah keren juga, ya... " gumamnya.

"Selain itu juga ditemukan altar pemujaan dari batu dan fragmen Ganesha," sahutku.

*****

Ingatanku pada kebersamaanku dengan Anika buyar saat aku teringat akan bulan yang terang. Aku ingat akan tujuanku ke Kaki Kahyangan bukan untuk menafsirkan Prasasti Condro geni. Namun untuk mengambil gambar rembulan.

Terpopuler

Comments

Evichii

Evichii

Wuah seru kita jadi ikutan diajak jalan-jalan.. 👏🏻

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Ganjilkah Cinta
2 Bab 2 Menyibak Waktu
3 Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4 Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5 Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6 Bab 6 Sabda Bancangan
7 Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8 Bab 8 Mencari Titik Jimat
9 Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10 Bab 10 Bumi Wengker
11 Bab 11 Bumi Taji
12 Bab 12 Candi Kami
13 Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14 Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15 Bab 15 Teror Hantu Jepang
16 Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17 Bab 17 Wayang Jawa
18 Bab 18 Cungkup Kok Candi
19 Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20 Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21 Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22 Bab 22 Dewi Senggono
23 Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24 Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25 Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26 Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27 Bab 27 Rahasia Weton
28 Bab 28 Buwuh
29 Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30 Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31 Bab 31 Lacak Gemblak
32 Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33 Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34 Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35 Bab 35 Kasdi Gemblak
36 Bab 36 Gladen Jatil
37 Bab 37 Menuju Pentas
38 38 Reog Sotren
39 Bab 39 Gemblake Njathil
40 Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41 Bab 41 Misteri Cinta
42 Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43 Bab 43 Pertama Berdua
44 Bab 44 Foto di Laptop
45 Bab 45 Tika Mata Awan
46 Bab 46 Tika Indigo
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 Ganjilkah Cinta
2
Bab 2 Menyibak Waktu
3
Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4
Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5
Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6
Bab 6 Sabda Bancangan
7
Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8
Bab 8 Mencari Titik Jimat
9
Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10
Bab 10 Bumi Wengker
11
Bab 11 Bumi Taji
12
Bab 12 Candi Kami
13
Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14
Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15
Bab 15 Teror Hantu Jepang
16
Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17
Bab 17 Wayang Jawa
18
Bab 18 Cungkup Kok Candi
19
Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20
Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21
Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22
Bab 22 Dewi Senggono
23
Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24
Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25
Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26
Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27
Bab 27 Rahasia Weton
28
Bab 28 Buwuh
29
Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30
Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31
Bab 31 Lacak Gemblak
32
Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33
Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34
Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35
Bab 35 Kasdi Gemblak
36
Bab 36 Gladen Jatil
37
Bab 37 Menuju Pentas
38
38 Reog Sotren
39
Bab 39 Gemblake Njathil
40
Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41
Bab 41 Misteri Cinta
42
Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43
Bab 43 Pertama Berdua
44
Bab 44 Foto di Laptop
45
Bab 45 Tika Mata Awan
46
Bab 46 Tika Indigo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!