Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya

Kami bertiga saling berpandangan. Suasana rumah Ima dengan corak jawa membuat degupan yang tak karuan pada pemikiran kami, tentang siapa sebenarnya Ki Gede Kutu.

Rumah Ima di sebuah Desa yang tak jauh dari petilasan pamoksan Ki Gede Kutu.

"Kalau masyarakat sini mengatakan Gede Kutu melarikan diri dari Majapahit karena tidak sepakat, dengan pernikahan Prabu Brawijaya V dengan Putri Champa yang beragama Islam, " terang Ima.

Aku terdiam. Otakku berpikir keras. Sebab kalau sekadar prajurit biasa atau orang yang tak punya jabatan penting di Majapahit, tentu tak akan keluar dari kerajaan meski tak setuju dengan kebijakan pernikahan Raja Majaphit dengan Putri Champa. Karena dia terhadap Pemerintahan Majapahit tak seberapa. Namun, dia meninggalkan Kerajaan tentu mengerti akibat di balik keputusannya tersebut. Dan pastinya berdampak besar bagi pemerintahan setelah dirinya pergi dari istana kerajaan.

"Putri Champa, tentu ini terkait Islamisasi Majapahit, " kata Anika.

Memang dalam catatan Champa dan para Imigran Champa, adalah penyebar Islam Majapahit. Maka keberadaan masuknya Champa di Majapahit tentu di kaitkan dengan Islamisasi Majapahit.

"Namun siapa Prabu Brawijaya V itu, kita juga tidak bisa memastikan dengan baik. Kita sampai saat ini belum bisa menemukan Prasasti yang mencatat nama Brawijaya V. Tapi kita tidak bisa memungkiri sebutan Brawijaya V lebih ngepop pada masyarakat Jawa, " terangku.

Anika memandang pada wajah Ima. Seolah ia ingin meminta Ima mengenai pendapatnya tentang Prabu Brawijaya.

"Saya dengar Masyarakat sini, menganggap Brawijaya V adalah Prabu Kerta Bumi," terang Ima.

Aku mengangguk mendengar pendapat Ima yang menurutnya di dengar dari masyarakat sekitar Lokasi Pamoksan Surya Ngalam.

"Kok Prabu Kerta Bhumi, bukankah Prabu Kerta Bumi adalah penguasa Majapahit di Kediri?" tanyaku.

"Ini adalah Versi masyarakat sekitar, Kak. Yang tentunya pendapat ini juga di yakini oleh Masyarakat seantero Ponorogo," tegas Anika.

"Bisa jadi demikian. Tapi ...." kataku terputus karena Ima memberikan persepsi lain.

"Kalau versi Prabu Brawijaya saja kita kesulitan mengidentifikasi apakah kita akan mampu membongkar misteri di balik nama Ki Gede Surya Ngalam," jawab Ima.

"Ya, mau tidak mau kita harus mencari, siapa Kerta Wijaya dan siapa Kerta Bumi," Jawabku.

"Ia, nih. Tanpa demikian kita tak akan bisa menemukan lebih jauh siapa Gede Surya Ngalam, " terang Anika.

"Pada sebuah kisah Putri Champa, yang ada di Mojokerto, merupakan permaisuri Prabu Brawijaya. Aku baca di beebagai artikel nisan Putri Champa berangka tahun 1448. Maka tahun ini adalah masa pemerintahan Prabu Kerta Wijaya " terangku.

"Lalu bagaimana dengan Kerta Bumi?" tanya Anika.

"Sebentar, Kalau ini kita jadikan patokan kurang tepat memang. Sebab pada prasasti Waringin Pitu, 1447 kita memperoleh keterangan, bahwa istri permaisuri Kerta Wijaya adalah Jayeswari atau disebut juga Jayawardhani. Sedangkan dalam cerita yang berkembang, Prabu Brawijaya V permaisurinya adalah Putri Dwarawati," lanjutku.

Aku memandang kedua sahabatku. Mereka tak berkomentar tentang pendapatku. Mereka tentu ingin mendengar apa yang aku sampaikan seputar Brawijaya.

"Namun juga ada kisah yang saya peroleh dari beberapa artikel, Prabu Kertawijaya adalah Brawijaya l, sedang Prabu Brawijaya VI adalah Dyah Ranawijaya, " terangku.

"Nah, dari sini kita tuturkan saja Raja Raja Majapahit selama kekuasaan Kerta Wijaya hingga Syah Ranawijaya," sahut Ima.

Kemudian dengan cekatan Anika mengambil kertas dan Pulpen.

"Nah silahkan, katakan Raja Raja Majapahit, dari Raja Kerta Wijaya, hingga Raja Dyah Ranawijaya, " suruh Anika.

"Enak saja tinggal mencatat, cari sendiri artikel atau internet dong, " ujar Ima.

Ima membaca dari artikel yang beredar di internet, nama Prabu Brawijaya. Anika membayarnya, dengan seksama.

" Brawijaya 1, Raja Kerta Wijaya. Brawijaya 2, Raja Rajasawardhana. Brawijaya 3, Raja Girisa Wardhana. Brawijaya 4, Dyah Suraprabhawa. Brawijaya 5 adalah Angkawijaya," demikian yang dibacakan Ima dan dituliskan oleh Anika.

"Nah, sekarang kita temukan nama Angkawijaya. Siapa Raja Majapahit yang miliki nama lain Angka Wijaya?" tanya Ima.

"Ada beberapa refrensi di artikel yang ada di Wiki, kita temukan nama Angka Wijaya ada pada Prabu Kertabhumi. Di sini di catat beliau memiliki nama lain Raden Alit atau Raden Angka Wijaya," terangku.

"Nah berarti benar analisa masyarakat bahwa Prabu Brawijaya V adalah Kerta Bumi," jawab Anika sambil tersenyum.

"Boleh juga. Namun kita harus tahu bahwa nama Prabu Brawijaya tidak kita temukan di Nagara Kertagama, kalau memang Kitab tersebut adalah catatan koperasi primer untuk sejarah Majapahit, " kataku.

"Namun setidaknya kita bisa menganalisa kedatangan Gede Surya Ngalam di wilayah ini tahun berapa," jawab Ima.

"Benar, begitu yang kita harap dan butuhkan dengan cepat, tepat dan akurat, " kata Anika yang kami sambut dengan tertawa kompak.

"Iya, deh, berarti Ki Gede Surya Ngalam masuk wilayah kita di masa kekuasaan Kerta Bumi adalah antara tahun 1468-1474," kata Ima.

"Bisa jadi," kataku singkat.

Memang ada pada beberapa artikel yang mencatat pernikahan Prabu Kerta Bumi dengan Dewi Dwarawati dari Champa. Dari pernikahan tersebut melahirkan keturunan, Ratu Ratna Pambayun, Hario Lembu Peteng dan Raden Gugur.

Prabu Kerta Bumi juga menikah dengan Putri Champa lainnya yang dalam Wiki di sebut Putri Dwarawati Muda yang di sebut Dewi Kian yang melahirkan Raden Patah.

"Sedangkan Raden Batara Katong, anak dari Kerta Bumi yang lahir dari Dewi Wandan Kuning," terangku.

"Nah berarti dengan begitu kita bisa mengerti bahwa, benar sebelum kedatangan Batara Katong, Gede Surya Ngalam, sudah berda di sini," tambah Ima.

"Tentunya demikian," sahutku.

"Sekarang kita harus mencari tahun berapa datangnya Gede Surya Ngalam datang ke wilayah kita," kata Anika.

"Dalam beberapa catatan kedatangan imigran Champa masuk ke Majapahit, Yang banyak kisah Putri Dwarawati menikah dengan Raja Majapahit, di rayakan dengan pesta di Champa maupun di Majapahit," kata Ima.

"Ketika kedatangan Champa di Majapahit ini berarti kedatangan Gede Surya Ngalam di sini. Kita harus juga melihat catatan masa itu di sini di bawah kekuasaan siapa?" ungkapkan.

"Bisa jadi di sini adalah kekuasaan Kerajaan Wengker, di bawah Girisa Wardhana," kataku.

"Ataukah justru saat itu Wengker telah kosong kekuasaan," duga Anika.

"Kalau Wengker kosong kekuasaan ini hal keren, kita akan bisa menduga siapa Gede Surya Ngalam, " Kata Ima.

"Masa Wengker yang berpengaruh dan memiliki kekuasaan politik bisa kosong kekuasaan?" kataku.

"Bisa saja. karena pada masa Kertawijaya Majapahit sudah berangsur angsur banyak wilayah yang memecahkan diri," terang Ima.

"Nah begitulah Majapahit. Tapi memang kita harus banyak menganalisa Prasasti di Pudak. Di situ saja Prasasti era Majapahit tercatat di luar kerajaan," tukas Anika.

Usai perdebatan tersebut aku banyak diam. Aku berpikir masa Kerajaan Wengker kosong kekuasaan di era masuknya Champa yang juga masuknya Islam di Majapahit.

*****

Episodes
1 Bab 1 Ganjilkah Cinta
2 Bab 2 Menyibak Waktu
3 Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4 Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5 Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6 Bab 6 Sabda Bancangan
7 Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8 Bab 8 Mencari Titik Jimat
9 Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10 Bab 10 Bumi Wengker
11 Bab 11 Bumi Taji
12 Bab 12 Candi Kami
13 Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14 Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15 Bab 15 Teror Hantu Jepang
16 Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17 Bab 17 Wayang Jawa
18 Bab 18 Cungkup Kok Candi
19 Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20 Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21 Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22 Bab 22 Dewi Senggono
23 Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24 Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25 Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26 Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27 Bab 27 Rahasia Weton
28 Bab 28 Buwuh
29 Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30 Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31 Bab 31 Lacak Gemblak
32 Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33 Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34 Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35 Bab 35 Kasdi Gemblak
36 Bab 36 Gladen Jatil
37 Bab 37 Menuju Pentas
38 38 Reog Sotren
39 Bab 39 Gemblake Njathil
40 Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41 Bab 41 Misteri Cinta
42 Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43 Bab 43 Pertama Berdua
44 Bab 44 Foto di Laptop
45 Bab 45 Tika Mata Awan
46 Bab 46 Tika Indigo
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1 Ganjilkah Cinta
2
Bab 2 Menyibak Waktu
3
Bab 3 Bima Sakti Sahabat Baru Anika
4
Bab 4 Kebersamaan di kahyangan
5
Bab 5 Menyibak Suru Kubeng
6
Bab 6 Sabda Bancangan
7
Bab 7 Lokasi Raibnya Ki Gede
8
Bab 8 Mencari Titik Jimat
9
Bab 9 Kidung Prabu Brawijaya
10
Bab 10 Bumi Wengker
11
Bab 11 Bumi Taji
12
Bab 12 Candi Kami
13
Bab 13 Rusaknya Tempat Sakral
14
Bab 14 Keajaiban Lokasi Keramat
15
Bab 15 Teror Hantu Jepang
16
Bab 16 Hantu Jepang Dan Kasus Kemanusiaan
17
Bab 17 Wayang Jawa
18
Bab 18 Cungkup Kok Candi
19
Bab 19 Sayembara Roso Wulan.
20
Bab 20 Terbunuhnya Anjing Belang Junjang
21
Bab 21 Wong Kalang Tegap dan Kuat
22
Bab 22 Dewi Senggono
23
Bab 23 Lumpuhnya Dewi Senggono Wati
24
Bab 24 Yakin Jadi Mantra Sakti
25
Bab 25 Penari Kepang kok Kesurupan
26
Bab 26 Reyog Untuk Hengki
27
Bab 27 Rahasia Weton
28
Bab 28 Buwuh
29
Bab 29 Reog dan Avatar Wisnu
30
Bab 30 Nara Singa Melawan Raja Asura
31
Bab 31 Lacak Gemblak
32
Bab 32 Ki Warok Jo Kromo
33
Bab 33 Malam Pertama Jadi Gemblak
34
Bab 34 Menerima Hadiah Seekor Sapi
35
Bab 35 Kasdi Gemblak
36
Bab 36 Gladen Jatil
37
Bab 37 Menuju Pentas
38
38 Reog Sotren
39
Bab 39 Gemblake Njathil
40
Bab 40 Gemblak Bukan Pelarian Seks
41
Bab 41 Misteri Cinta
42
Bab 42 Berebut Buah Rambutan
43
Bab 43 Pertama Berdua
44
Bab 44 Foto di Laptop
45
Bab 45 Tika Mata Awan
46
Bab 46 Tika Indigo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!