"Kak buruan, gara - gara kak Aska ni aku jadi kesiangan ke kampus. buruan kak anterin aku".
Aska tersenyum renyah melihat tingkah sang istri pagi itu.
Aska mengantarkan Kejora menuju ke kampusnya.
Pria itu menghentikan mobilnya ketika susah sampai di depan kampus Kejora
" aku kuliah dulu ya kak. hati -hati ya kak".
"Iya kamu juga hati - hati, jangan sampai si Bara mendekati kamu lagi"
"mengacungkan tangannya, membentuk huruf O"
Setelah itu Aska kembali menjalankan mobilnya, meninggalkan Kejora yang berjalan dari gerbang kampus menuju ke parkiran dimana Yasmin dan Gadis sahabatnya berada.
"Morning guys!" Sapa Kejora dengan wajah yang ceria.
Seketika Yasmin dan Gadis menoleh ke arahnya.
"Pagi juga Ra ceria banget hari ini mukanya" seraya Yasmin dan Gadis mendekat ke arah Kejora
"Pasti ceria dong Yas.tu liat kerudungnya basah, pasti habis ehm... " Gadis menyatukan kedua jari telunjuknya.
" Apaan sih orang kena keringat paling kerudung ku"
"Bodo amat dah mau basah, mau kering kek. Eh tapi rasanya nikah tu gimana sih? " tanya Yasmin dengan wajah penasaran.
"Makanya nikah tu sama si Brian biar tau rasanya nikah tu gimana" timpal Gadis
"Eh tu Brian" tunjuk Kejora ketika melihat Brian dari kejauhan.
Entah kenapa wajah pemuda itu begitu sangat serius .
Bahkan Brian langsung menuju motornya tanpa menyapa ke arah Yasmin, Gadis, dan Kejora
"Woi , mau kemana lo?" teriak Gadis sebelum Brian menjalankan motornya.
"Si Bara kecelakaan dijalan, gua harus kesana sekarang," jawab Brian dengan wajah tegang.
"What?" kecelakaan? " pekik Yasmin, Kejora, dan Gadis secara bersamaan. Mata ketiga gadis itu seraya membulat.
"Iya, lo pada mau ikut gak? Gua tadi dapat kabar dari si mustofa " wajah Brian semakin terlihat tegang dan khawatir.
"Kita ikut, Kejora ayo lo sama gua. Biar Yasmin sama Brian" Gadis langsung menarik tangan Kejora menuju ke motornya.
Setelah itu Brian langsung menjalankan motornya diikuti oleh Rania dan Riska.
Dua motor itu melaju kencang menuju ke tempat terjadinya kecelakaan.
"Itu kayanya ambulan yang membawa Bara! " Brian menunjuk ke arah ambulan yang melaju kencang dengan sirine yang berbunyi nyaring.
Seketika perasaan Gadis gak enak dia merasa takut kalau sampai terjadi apa - apa sama Bara.
"Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa - apa, semoga Bara baik - baik saja" ucap Gadis sambil berusaha tetap fokus membawa motornya, mengikuti motor Brian yang lebih dahulu mengejar ambulan itu.
"Aamiin" semoga Bara baik - baik saja timpakan Kejora
Mereka terus mengikuti ambulan itu sampai tiba di rumah sakit.
Gadis dan Kejora berlari mengikuti perawat yang mendorong brankar pasien itu menuju ruang IGD.
Seketika tubuh Kejora lemas ketika melihat tubuh Bara berlumuran darah.
Ia hampir tak bisa melanjutkan langkahnya ketika melihat Bara terluka parah.
Bahkan pemuda itu kini sudah tak sadarkan diri.
Bara segera di bawa ke ruang IGD guna mendapatkan perawatan yang lebih intersif.
Yasmin dan Brian menghentikan langkahnya di depan pintu IGD karna pintu ruangan itu langsung ditutup dengan rapat.
Gadis dan Kejora juga berhenti di depan pintu IGD itu.
Seketika wajah keempat mahasiswa itu terlihat pucat dan tegang. Mereka takut terjadi hal yang tidak - tidak kepada Bara
"Brian, kronologinya gimana? kok Bara sampai celaka seperti ini?" tanya Gadis yang hampir menangis ketika melihat kondisi Bara tadi.
"Gua denger dari si mustofa, katanya Bara sempat ngajakin si Mustofa untuk balapan liar, tapi si mustofa menolak, trus si Bara ngebut sendiri sampai celaka. Gua yakin kayanya tu anak lagi tidak beres." Brian mengusap wajahnya sendiri dengan kasar.
Entah kenapa Kejora ikut sedih setelah mendengar penjelasan Brian
Derap kaki melangkah semakin dekat ke ruangan itu, membuat ke empat orang yang ada didepan ruangan itu seketika menoleh
Tante Dina, papa seketika mata Gadis terbelalak melihat siapa yang datang.
Langkah Dina dan Rama seketika terhenti mendengar ucapan Gadis
Kedua orang itu seketika mematung tertuju ke arah wanita yang memandang mereka dengan penuh tanda tanya.
"Kenapa Papa bisa berada disini bersama tante Dina?" tanya Gadis dengan suara pelan sapi penuh penekanan.
Rama membungkam begitupun dengan Dina bibir kedua orang itu seketika tertutup rapat.
"Oh aku tau sekarang, ternyata tante Dina wanita yang selama ini menjadi penghancur rumah tangga mama dan papa" Gadis melangkah pelan ke arah kedua orang dihadapannya yang berdiri mematung.
"Benar ini pelakornya Pa?
" jangan sembarangan ya! Aku atau ibumu yang menjadi pelakor? Jangan menghakimi sesuatu yang kamu belum ketahui sama sekali kebenarannya" tutur Dina dengan geram.
Rahang wanita itu terlihat mengeras dengan sorot mata tajam.
Walaupun bagaimana ia tak Terima ketika Gadis menyebutnya pelakor
.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments