"Lo utang penjelasan sama gue!"
"Ck! Nanti dulu! Gue mau ngitung duit."
Chika mendelik, sedari tadi temannya itu beralasan terus menerus. Sepertinya ada yang di sembunyikan dari Chika. Ia jadi lebih kepo dan akan terus terusan mendesak Veronica agar mau bercerita.
"Kenapa sih?" Tanya Romi yang ikutan kepo karna Chika sangat mepet pada Ve. Membuat pikiran Romi nething seketika.
"Lo sini!" Chika menyuruh lelaki itu untuk duduk di sampingnya. Romi yang masih menenteng nampan bekas membawa minuman untuk pelanggan tadi menghampiri Chika.
"Kenapa, kenapa?"
"Ambilin gue minum dong, haus nih."
Romi mendelik tak terima, ia kira akan dapat gosip baru ternyata oh ternyata ada udah di balik Hulk. Veronica yang melihatnya cekikikan saat raut wajah Romi sangat melas sekali.
"Tawa Lo! Di suruh cerita malah ngeles Mulu!"
Veronica menghela nafas, ia menyudahi menghitung uang kesayangannya. Dan duduk menghadap Chika dengan raut serius.
"Gue bakal cerita, tapi satu kata gocap. Gimana?"
"Itu mah elo yang enak gue yang tekor!" Veronica tertawa gelak mendengarnya.
"Udah sih gampang Chik, ntar gue cerita sama Lo. Tenang aja ya, kalem."
"Kalem kalem ndas mu!" Chika yang sudah angkat tangan akhirnya kembali ke peradaban. Sedangkan Veronica sibuk mengemut permen gagangnya dengan khidmat.
"Pait bener nih mulut kalo nggak nyebat," Romi yang lewat di depan kasir pun seketika menoleh. Tak percaya dengan apa yang di ucapkan Veronica tadi.
"Lo ngomong apa Ve tadi?"
Veronica menatap kesal ke arah Romi. "Denger aja lagi Lo!" Sesekali tatapannya menoleh ke arah Chika yang sedang sibuk.
"Diem! Jaga rahasia Lo!" Veronica menggertak Romi agar tidak bocor. Bisa bahaya jika yang lain tahu. Bahwa Veronica sudah sangat senakal itu.
"Nggak nyangka gue Ve! Sumpah, kalo bos tau gimana ngamuknya tuh orang."
Veronica membelalakkan matanya terkejut, tidak ada takutnya juga yah Romi ini. Sudah di gertak oleh Veronica tapi tak ada rasa tunduknya.
"Lo! Kalo sampe bos tau, abis Lo sama gue!"
Romi mengangguk santai sembari tersenyum jahil ke arah Veronica. "Gampang, asal ada sumpelan mulutnya."
Veronica berdecak. "Dasar! Mata duitan Lo!"
"Awas minggir! Pelanggan mau bayar nggak bisa kalo Lo nangkring depan kasir begini."
"Iye iye!"
"Pantes laci kasir penuh banget sama permen batang, taunya buat pengalihan," Romi bergumam sambil berjalan menuju meja pelanggan yang sudah kosong.
Veronica menghembuskan nafas lega saat Romi pergi begitu saja setelah ia beri permen miliknya dengan uang bernilai gocap.
"HAYO! SEMBUNYIIN APA LO!"
Chika berbicara tepat di telinga Veronica membuat gadis itu terkejut bukan main. Ia mengelus dadanya reflek.
"Gelagat Lo kaya lagi nyembunyiin sesuatu Ve, gue jadi ples ples ples curiga sama Lo!"
"Apasih!"
"Terus tadi? Ngasih apa Lo sama Romi sampe sembunyi sembunyi kaya gitu? Oh Lo ngasih syabu syabu ya?"
Gadis itu berdecak mendengar omongan Chika yang tiada habisnya menuduh Veronica sembarangan. Ia membuka laci kasirnya menyuruh agar Chika ikut melihat juga.
"Nih liat! Gue ngasih si Romi permen doang!"
Chika bersorak heboh saat melihat banyaknya permen batang yang dikoleksi oleh Veronica beraneka varian rasa.
"Widih, perasaan kemaren nggak sebanyak ini deh Ve, Lo nyetok lagi?"
Veronica mengangguk malas, Chika yang memang celamitan langsung mengambil satu genggam langsung permen milik Ve. Membuat gadis itu menggeram tak terima.
"Lo jangan ngambil banyak banyak dong! Buat nyetok gue ini!"
Chika tersenyum manis ke arah Veronica. "Nggak papa kali Ve, sekali kali ya? Yah yah?"
Veronica mendorong kepala Chika agar menjauh dari wajahnya.
"Jauh jauh dari muka gue!"
Chika hanya cekikikan saja menatap Veronica yang sudah kepalang kesal tapi tak bisa meluapkan emosinya begitu saja karna masih dalam jam kerja karyawan.
•••
"Semua teman temanku, mari kita berkumpul untuk makan siang bersama, para pelanggan sudah tidak ada!"
"Makan siang? Makan sore kali Rom," Chika datang dari arah belakang bersama Riska dan Roki. Sedangkan Veronica sudah nangkring bersama Romi sedari tadi.
"Gue pengen makan masakan Ve lagi," Romi mengeluarkan wajah melasnya ke arah Veronica.
"Jangan ngelunjak ya Rom!" Veronica mendelik.
"Udah gue masakin tuh, silahkan di makan teman teman."
Yang lainnya bersorak heboh kala Riska membawa beberapa makanan yang sepertinya baru di masak oleh gadis itu. Di tambah Roki membantukan membawa lauk pauknya juga.
"Btw gue ikut andil dalam masakan ini tau," Chika memasang tampang songongnya.
"Ada racunnya nggak nih?" Veronica menoel noel tempe goreng yang katanya di masak oleh Chika.
"Biadab memang kau kawan!"
Mereka berlima menikmati makanan tersebut di selingi gurauan dan juga bercerita. Di tambah sore menjelang malam ini sepertinya sudah tidak ada pelanggan yang masuk di kafe.
"Tapi yah, selama gue sering maen di kostan Ve. Nggak pernah tuh ada pajangan foto orang tua Lo. Adanya foto Lo Mulu, mulai dari TK sampe SMA."
Veronica mengangguk malas saja mendengarkan, saat ini mereka sedang menceritakan tentang orang tua masing-masing. Di mana Romi yang menjadi anak rantauan meninggalkan orang tuanya di kampung. Chika keluarga Cemara, ia mengambil kerja di sini karena gabut saja katanya. Riska si anak privasi, tak pernah cerita seluk beluk keluarga nya. Dan Roki yang paling tua di sini. Ia anak broken home, hanya tinggal bersama ibu nya yang sudah sakit sakitan dan ayahnya yang kabur entah kemana.
"Cerita dong Ve, Lo kayanya sok misterius banget kaya si Riska."
Veronica menghela nafas bosan. Ia menatap Chika yang selalu mendesak ini itu dengan paksaan. Tanpa tahu bahwa Veronica risih di tanya hal yang sangat privasi.
"Orang tua gue meninggal semenjak umur gue delapan tahun, kalo Mama gue tau makamnya. Tapi kalo Papa nggak tahu makamnya di mana."
Ke empatnya menatap Veronica dengan tatapan kasihan. Ini yang tak ia suka, mereka yang tahu kehidupan Veronica menatap gadis itu seolah-olah menjadi orang yang sangat dikasihani karena tidak memiliki orang tua.
"Tuh kan? Gue nggak suka suasana yang kaya gini!"
Veronica beranjak setelah menyelesaikan makannya. Ia mengambil permen batang yang ada di laci kasirnya. Dan berjalan ke arah belakang untuk menenangkan diri dari pikiran yang berkecamuk.
"Ngapain Lo di sini bos?"
"Lo yang ngapain?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments