015 | Gabutnya Ve

"Tapi kok ke luar?"

"Apanya?"

Chika dan Romi kembali bergosip lagi setelah kepergian bosnya beberapa jam yang lalu.

"Bos kenapa rapatnya keluar? Nggak nyaman ya di kafenya?"

"Iya ada Lo!"

Veronica mengendikkan bahunya acuh. Ia sudah serius bertanya karena kepo malah di jawab seperti itu. Kan jadi tidak mood.

"Gini nih idup yang umurnya pendek, di tanya serius malah becanda!"

Romi menengok sekilas melihat Veronica yang sudah gelendotan bak cacing kepanasan di meja kasir. Jika bos lihat pasti sudah kena amuk.

"Ya elo! Orang nanya jauh amat, kita nya kan jadi males ngejawabnya kalo yang nanyanya aja ogah ogahan begitu," Chika mengangguk membenarkan.

Duo sejoli yang beberapa jam lalu bertengkar hebat itu kini akur kembali karna ada satu bahan gosip yang sedang hot jeletot sepedes omongan bos.

"Males gue!" Keduanya mengendikkan bahu acuh. Veronica sudah dalam mode malasnya dan malah memiliki teman yang tak sepeka bos nya.

"Sampe mana tuh kita?"

"Oh yang sampe itu tuh loh!"

Veronica yang sudah gabut tingkat tinggi akhirnya pergi ke belakang arah dapur. Ia menemui Riska yang sedang sendirian membersihkan ini itu. Rajin sekali bukan?

"Wet! Cewe.... sendirian aje nih, mau Abang temenin?"

Ogah! Abang abangnya boncel, bukan kriteria gue banget."

Veronica memegang dadanya seperti habis tertembak Riska. Ia di tolak mentah-mentah begitu saja oleh primadona kafe ini.

"Lo kebanyakan bergaul sama si Chika si Romi jadi nggak anggun lagi ka. Gue nggak sreg ah liatnya."

"Bagus, ada peningkatan kan?"

Veronica sampai di buat geleng-geleng kepala. Hari ini entah mengapa semua orang yang ada di penglihatan gadis itu terasa sangat menyebalkan, bahkan Riska yang pendiam sekalipun.

"Ka gabut Nggak?" Riska mengangguk.

"Masak aja yuk berdua, gue pengen makan menu best seller dari kafe icik bos kesayangan."

Riska tertawa mendengar julukan baru sang bos dari Veronica. Entah amukan apalagi yang akan terjadi nanti jika bosnya mendengar panggilan spesial dari karyawan spesial juga.

"Emang Lo bisa masak?" Riska menatap ragu ke arah Veronica. Saat melihat tampangnya saja sudah terlihat bukan?

"Lo ngeraguin gue? Eh! Cewek kost an mana sih yang nggak bisa masak? Semua geh bisa! Kecuali segelintir orang doang yang anak mami. Dah tau ngontrak itu harus idup mandiri, apa apa sendiri. malah nggak bisa masak dan setiap hari makan yang serba instan mulu. Itu mandiri apa nyari mati sendiri?"

Riska tertawa lagi, kini lebih lepas dan menggelegar saat mendengar ucapan yang tiada rem seperti kereta dari mulut Veronica.

"Lo kalo ikut audisi nge rap lolos deh Ve, cepat banget kalo ngomong."

"Ya udah, awas nih! Gue mau masak dulu, Lo duduk manis aja di situ ye?" Veronica menepuk bahu Riska kencang ala cowok. Tak sadar jika yang ia tepuk adalah bahu wanita yang ketahanannya sedikit di bawah pria.

"Aduh, si Ve nepuk bahu kaya cowok, gede banget tenaganya."

"Dih lemah."

Veronica memulai masaknya, gadis itu terlihat sangat lihai dalam memegang alat tempurnya. Seperti sudah sangat biasa, Riska bahkan sampai tercengang melihatnya.

"Masak apa?" Tanya Riska penasaran.

"Masak masakan yang sering gue makan di kost. Lo pasti suka, percaya deh!" Riska mengangguk semangat. Ia jadi tak sabar untuk mencicipi nya.

"Kapan jadinya?"

"Sabar elah!"

•••

"Pusing gue pusing!!!"

"Terus rencana Lo kayak gimana kedepannya?" Roki berjalan setia di belakang bos nya.

"Ya harus nurutin apa kemauan bokap lah, mau gimana lagi?" Bian berjalan tergesa menuju kefaenya. Ia berusaha melepas dasi yang sangat mencekik lehernya.

"Lo tuh terlalu apa apa nurut, jadi ngelunjak lama lama bokap tiri Lo itu. Kafe punya Lo ngapain dia yang ngatur coba?"

Bian menghela nafas lelah. Setelah rapat tadi yang sedikit ada pro kontra di dalamnya. Bian akhirnya bisa keluar juga dari perusahaan yang di kelola oleh sang papa.

"Nanti kita omongin lagi," Roki mengangguk. Ia mengerti keadaan bos nya sedang sangat pusing. Mereka berjalan ke arah kafe yang bersebelahan dengan perusahaan milik bokap sang bos.

"Mereka kemana?"

Setelah sampai di kafe keduanya di buat bingung karna keadaan kafe sangat sepi. Tidak ada karyawan sama sekali yang biasanya duduk di pojokan berkumpul untuk gosip menggosip. Apalagi pelanggan, tidak ada satu pun.

Bian berdecak, pasti ada sesuatu yangtidak beres. Ia berjala tergesa menuju ruangan paling pojok, yakni dapur. Instingnya mengatakan bahwa para karyawan somplaknya itu pasti sedang memporak-porandakan se isi dapur.

"Kalian ngapain?"

"Makwan bwos," Veronica menyapa bosnya dengan nasi yang sangat penuh di kedua sisi dalam pipinya.

"Aduh aduh, dapur kesayangan gue!!!" Roki memekik sat melihat barang barang dapur tidak berada tempatnya.

"Roki, mau makan nggak?" Riska menawari lelaki itu membuat Roki salah tingkah karna mendapatkan perhatian khusus--

"Bos, mau makan juga nggak?"

Pupus sudah, kukira spesial ternyata tidak. Roki yang sudah tidak mood keluar begitu saja dari dapur. Di ikuti oleh Bian di belakangnya sambil menahan tawa.

"Alah Lo, bos marah. Hayooo!" Romi menuding ke dua gadis itu. Yang hampir saja makan tak mengajak yang lain. Untungnya Romi dan Chika mencari keberadaan para gadis bertolak belakang itu. Jika tidak? Mereka tak dapat makan masakan simpel dari raja Ve.

"Diem Lo! Tinggal makan aja banyak banget cocotnya!"

Chika tertawa sampai tersedak makanannya. Romi yang berada di samping Chika, bukannya menyodori minuman malah memberikan cabe rawit yang berada di wajan bekas masakan Ve tadi.

"AAAA!!! PEDES!!! ADUH PEDES!!"

Romi tertawa keras mengejek Chika yang kelimpungan sendiri. Riska akhirnya yang turun tangan membantu Chika. Ketimbang dua manusia itu yang tidak mempunyai perasaan empatik.

Veronica tidak peduli, karna posisi duduknya sedikit jauh dengan Chika. Ia malas beranjak.

"Kampret Lo pada!"

"Makanya kalo di depan makanan itu jangan berantem kaya tadi. kan keselek, mampus!"

Veronica berucap sembari tangannya sibuk memasukkan lauk pauk pada mulutnya.

Keadaan mereka sekarang tengah duduk lesehan di lantai dapur yang dingin. Ajakan Veronica, katanya agar tambah nikmat.

"Ngampura raja Ve, kalo ngomong cerdas dikit ya. Gue suka! Apalagi makanannya enak gini. Gue jadi tambah suka."

Romi berucap manis jika ada maunya saja. Ia sampai mengedipkan matanya satu ke arah Ve. Persis seperti Veronica yang setiap saat menggoda Riska. 

"Terserah Lo terserah!"

BRAK!

"ANJ--!"

"SIAPA SIH?!! GUE LAGI MAKAN GANTENG JUGA!"

"Kalian makannya cepetan bisa? Saya tunggu-tunggu dari tadi! Buruan! Kita rapat sebentar sebelum pulang."

"Kalem bos, gue mau eek dulu bentar."

"VE!!!"

Episodes
1 001 | Butuh Kedamaian
2 002 | Stok Kesabaran
3 003 | Perhatian?
4 004 | Bos Kepret!
5 005 | Bian Kewalahan
6 006 | Usil lagi
7 007 | kedatangan seseorang
8 008 | Ngerumpi Lagi say
9 009 | Menjalani Hukuman Ala bos Bian
10 010 | Perjalanan panjang
11 011 | Ve edisi ngambek
12 012 | Rambut baru ala Ve
13 013 | Datangnya tokoh?
14 014 | Perkara Rapat
15 015 | Gabutnya Ve
16 016 | Senengnya Ve dapet Loker
17 017 | Hah? Tinggal Bareng?
18 018 | Ve baperan
19 019 | Ternyata datang bulan.
20 020 | Chika nih kepoan!
21 021 | Gelagat Aneh Bian.
22 022 | Ramalan dari Romi.
23 023 | Ve mode senggol bacok
24 024 | Berantem mulu
25 025 | Gelagat aneh Bian
26 026 | ngambek berujung gelud
27 027 | Cowok juga butuh curhat
28 028 | Ada Pengganggu! Lariii~
29 029 | Ve dengan kesenangannya
30 030 | Keributan keributan!
31 031 | Tamu tak di undang
32 032 | Di paksa cemburu
33 033 | Bingung dengan perasaan sendiri.
34 034 | Diam nya Ve
35 035 | menghabiskan waktu bersama.
36 036 | Kekhawatiran Bian
37 037 | benalu nggak tau diri
38 038 | Ve sakit
39 039 | Hukuman setimpal
40 040 | detik detik Kemurkaan Bian
41 041 | cemburu sama Vespa
42 042 | Ngomongin si Benalu berujung nostalgia
43 043 | bersama
44 044 | Resign
45 045 | Deja vu
46 046 | Mulai benih benih cinta
47 047 | Halusinasi
48 048 | Bian Selingkuh
49 049 | Berkunjung
50 050 | Sedikit berdebat
51 051 | Perkara selingkuhan
52 052 | ya ya ya, berantem aja teross
53 053 | Ular mendesis sis sis sis siiisss
54 054 | Romantis nggak kena umur
55 055 | Nggak akan akur
56 056 | Cupang cupangan
57 057 | mood jor joran
Episodes

Updated 57 Episodes

1
001 | Butuh Kedamaian
2
002 | Stok Kesabaran
3
003 | Perhatian?
4
004 | Bos Kepret!
5
005 | Bian Kewalahan
6
006 | Usil lagi
7
007 | kedatangan seseorang
8
008 | Ngerumpi Lagi say
9
009 | Menjalani Hukuman Ala bos Bian
10
010 | Perjalanan panjang
11
011 | Ve edisi ngambek
12
012 | Rambut baru ala Ve
13
013 | Datangnya tokoh?
14
014 | Perkara Rapat
15
015 | Gabutnya Ve
16
016 | Senengnya Ve dapet Loker
17
017 | Hah? Tinggal Bareng?
18
018 | Ve baperan
19
019 | Ternyata datang bulan.
20
020 | Chika nih kepoan!
21
021 | Gelagat Aneh Bian.
22
022 | Ramalan dari Romi.
23
023 | Ve mode senggol bacok
24
024 | Berantem mulu
25
025 | Gelagat aneh Bian
26
026 | ngambek berujung gelud
27
027 | Cowok juga butuh curhat
28
028 | Ada Pengganggu! Lariii~
29
029 | Ve dengan kesenangannya
30
030 | Keributan keributan!
31
031 | Tamu tak di undang
32
032 | Di paksa cemburu
33
033 | Bingung dengan perasaan sendiri.
34
034 | Diam nya Ve
35
035 | menghabiskan waktu bersama.
36
036 | Kekhawatiran Bian
37
037 | benalu nggak tau diri
38
038 | Ve sakit
39
039 | Hukuman setimpal
40
040 | detik detik Kemurkaan Bian
41
041 | cemburu sama Vespa
42
042 | Ngomongin si Benalu berujung nostalgia
43
043 | bersama
44
044 | Resign
45
045 | Deja vu
46
046 | Mulai benih benih cinta
47
047 | Halusinasi
48
048 | Bian Selingkuh
49
049 | Berkunjung
50
050 | Sedikit berdebat
51
051 | Perkara selingkuhan
52
052 | ya ya ya, berantem aja teross
53
053 | Ular mendesis sis sis sis siiisss
54
054 | Romantis nggak kena umur
55
055 | Nggak akan akur
56
056 | Cupang cupangan
57
057 | mood jor joran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!