**Hi pada nunggu ya aku juga kangen kalian
Oke langsung aja
Selamat membaca👌**
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
🌸
Di kafe, hari minggu jam 9 pagi keluarga Mahesa dan Rahman berkumpul lagi.
"Dia yang bilang gak suka orang yang telat malah tuh anak yang telat", kata William.
" Habisnya Maura juga lagi bunting tuh pasti diurus dulu", kata Raisa.
Dan datanglah Ryan dengan membawa kue serta es alpukat.
"Lah ternyata pergi pesan makanan dan minuman", kata Vera.
" Hahaha maaf deh udah buat nunggu", kata Ryan bersalah.
"Iya gak papa duduk saja silakan", kata Andhika.
" Makasih", kata Ryan sambil menarik kursi untuk duduk.
"Jadi mau bicara soal apa? ", tanya Rani lembut.
" Tapi sebelum itu ini foto benar-benar kamu dengan saudaramu? ", tanya Agus memastikan.
" Iya", jawab Ryan agak dingin.
"Buset aslinya keluar", pikir Cantika.
" Mirip sekali dengan Arfan", pikir Mira.
"Aku tidak akan basa-basi langsung intinya saja", kata Ryan serius.
Seketika aura disekitar menjadi mencekam.
1 detik
5 detik
15 detik
30 detik
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hening begitu lamanya tak ada yang membuka suara.
60 detik lamanya suasana masih sama sementara itu, di sisi lain kafe.
" Sebenarnya apa rencana Ryan? ", tanya Anisa sambil mengaduk-aduk tehnya.
"Kurang tahu, apa dipikirkan Ryan tidak ada yang tahu", jawab Arfan sambil memakan roti di pesannya.
" Daripada itu-", jeda Arfan.
"Maura kenapa? ", lanjut Arfan khawatir.
" Maura kamu kenapa? Sakit perut? ", tanya Anisa khawatir.
" S-sakit sekali aku perutku", kata Maura sambil memandang perutnya yang sakit.
"Tunggu ini kan", kata Anisa.
Dan dari arah bawah Maura mengeluarkan darah yang banyak.
" Arfan, panggil Ryan Maura sepertinya harus melahirkan sekarang", kata Anisa dan berusaha membantu Maura.
Arfan langsung sergap ke Ryan dan menarik kerah Ryan.
"Akh!! Siapa?! ", kesal Ryan karena hampir tercekik.
" Istrimu mau melahirkan urusan ini bisa di undur", bisik Arfan.
Segera Ryan lari kearah Maura dan menggendongnya.
"Ada apa? ", tanya Andhika.
" Siapa kamu? ", tanya Vivian penuh curiga.
" Siapa aku? Aku putra kalian kok lupa sama aku? Arfan jadi sedih", kata Arfan sambil membuka mengangkat sedikit topinya hingga kelihatan wajahnya.
"Arfan?! "
Mereka terkejut melihat Arfan ada didepan mereka tapi yah gitu keadaan Arfan gak baik.
Wajahnya agak pucat dan kurusan sedikit.
"Kamu disini? Lalu kenapa kau kelihatan agak kurusan", tanya Roni bingung.
" Yah itu-",
Tiba-tiba seseorang memeluk Arfan dari belakang.
"Ayo masa kita tidak menemani Maura dan Ryan sekalian kita jemput Riski, Fira, dan Fadli", kata Anisa yang masih memeluk Arfan dibelakang.
" Anisa", panggil Arfan.
"Lagian kau masih dalam pengawasan ku harusnya kau sudah dari kemarin-kemarin sembuh tapi gara-gara kemarin makan malam kau malah marah besar ke Alma kan tambah sakit ditambah dokter Angga lagi di luar kota terpaksa yang urus kamu di rumah sakit harus Kak William", ujar Anisa sambil menatap kakak iparnya itu.
" Emh, b-baiklah", kata William.
"Ayo", kata Anisa.
" Kemana?", tanya Joshua.
"Kalian gak mau lihat cucu kita lahir kalau gak gak maksa", kata Arfan dengan nada dibuat-buat.
Mendengar hal itu Ayu dan Joshua bergegas ikut.
" Ikutlah"
Di rumah sakit Harapan Maura sudah mengalami pembukaan dan rasa sakitnya sudah hilang.
"Terpaksa kita harus melakukan operasi cecar", kata William.
" Lakukan aku mau semuanya selamat", kata Ryan dingin.
"Ar, kok cucuku jadi begitu? ", tanya Andhika.
"Banyak hal terjadi nanti saat acara tahunan perusahaan akan ku ceritakan", kata Arfan.
Andhika dan lainnya mau tak mau harus menunggu.
" Jadi ingat waktu aku di umur kandungan ku ke 5 bulan dulu saat air ketuban pecah kau kalang kabut waktu itu aku mau lahirkan Andra dan Mutia", jelas Anisa.
"Iya", pasrah Arfan karena yang dikatakan oleh istrinya itu ada benarnya.
" Kok semuanya ikut kamu sih Arfan", gerutu Ayu kesal.
"Yah kita sudah berbesan loh", kata Anisa.
" Kapan mereka nikah?!", kaget Ayu dan Joshua.
"Dari 8 tahun lalu", jawab Arfan.
" Kita sudah bisa melakukannya ", kata William.
Semuanya mengangguk begitu pun Ryan.
1 jam berlalu operasi masih dilakukan dan Ryan berusaha tenang sambil menidurkan Fira di pangkuannya.
Akhirnya operasi selesai dan para dokter dan suster keluar serta William juga.
" Gimana kak? ", tanya Arfan.
" Operasi berjalan lancar sisanya serahkan pada ku", kata William.
"M-makasih paman William", kata Ryan agak malu-malu mengatakannya.
Semuanya tertawa melihat ekspresi Ryan yah Ryan memang copy paste dari Arfan tapi kepolosan Anisa turun padanya.
" Selamat ya nak kamu dapat anak kembar pengantin", kata William.
Hari itu dua keluarga besar berkumpul merayakan kelahiran si kembar.
(Jangan tanya kenapa yang lahir kembar mulu itu karena mereka terlalu bersemangat dan terlalu subur itu kata dokter Angga).
"Kan kubilang apa yang lahir kembar pengantin", kata Ryan agak berbisik.
Maura hanya tersenyum yah tak ada gunanya taruhan sama suaminya ini ujung-ujungnya dia juga yang kalah sedangkan Ryan? Dialah yang selalu menang.
" Kalau begitu sudah pikirkan dong namanya", kata Maura.
Ryan hanya membalasnya dengan senyuman.
"Kali ini kau yang memberi nama", bisik Ryan.
" Oke, Farel Agatha Mahesa dan Clara Putri Mahesa", kata Maura dan memeluk Clara.
"Wah, mereka lucu", kata Fadli.
" Boleh ku elus? ", tanya Syifa.
" Boleh", jawab Fira.
Nizar, Haris, Riski saling tatap seolah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.
"Nikmati saja yang sekarang itu kata ayahku", kata Riski.
" Iya mereka juga nanti ketangkap dan harus dihukum atas perilaku mereka di masa lalu", kata Haris.
"Iya, ini hanya awal dari segalanya perang sesungguhnya baru dimulai", kata Nizar.
**Jangan lupa vote dan komen dibawah ya💬
See you**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments