Di sebuah hotel tepat kamar 199
"Ugh,ini di mana?", ucap seorang gadis.
Ia melihat sekelilingnya dan mendapati seorang cowok disampingnya terlebih lagi ada bercak darah di ranjang.
"Apakah saya melakukannya dengan cowok ini? Tapi kenapa saya tidak mengingat apa pun?", ucapnya.
Gadis itu berusaha mengingat dan yang ia ingat adalah ia menemukan sahabatnya dan pacarnya berselingkuh.
Gadis itu menangis sampai membangunkan cowok disampingnya.
"Kenapa kau menangis? Apakah gara-gara b@jing@n itu?", tebaknya.
"Bagaimana kau tahu?", tanyanya.
"Mereka lah yang menjebak kita karena aku melihat mu dibius oleh perempuan itu awalnya aku mau menolongmu namun laki-laki itu juga membiusku dan kita berakhir seperti sekarang", ujar cowok itu.
"Kau Arfan kan? Kita anggap aja ini hanya kecelakaan dan tidak pernah terjadi", kata gadis itu dengan tampang polosnya.
"Bagaimana bisa Daniel lebih memilih perempuan j@l@ng itu daripada gadis ini", pikir Arfan.
"Arfan?", panggil gadis itu.
"Tidak,Anisa. Baiklah, tapi aku siap bertanggung jawab", kata Arfan datar.
"Dia ni memang seperti rumornya", pikir Anisa.
"Ok, tapi aku tidak mau merepotkan keluarga Mahesa kalo gitu permisi", ucap Anisa sambil mengenakan pakaiannya kembali dan langsung pergi meninggalkan Arfan.
Keesokan harinya..
Anisa pergi ke sekolah dan pagi ini papanya memarahinya karena tak pulang untung dia memiliki alasan walau harus berbohong.
Di sepanjang perjalanan Anisa merasa ada yang aneh, semua orang berbisik setiap ia lewat dan ia mendengar hal yang membuat dirinya malu.
"Tak disangka ya"
"Iya, tampang polos namun dia ternyata iblis"
"Betul dasar j@l@ng"
Anisa tak tahan lagi ia langsung berlari dan menemukan sahabatnya dan pacarnya bersama, segera Anisa menghampiri mereka.
"Ros, apa maksud mu semalam, hah?!", seru Anisa.
"Nis, aku dan Daniel saling mencintai jadi biarkan kami bersama", kata Rosa.
"Dan, katakan ini cuman bohong kan?",tanya Anisa dengan mata berkaca-kaca.
"Itu- ITU BENAR JADI KAU MENJAUHLAH DAN KITA PUTUS AJA", teriak Daniel dan semua siswa melihat adengan itu termasuk Arfan.
Rosa menampar Anisa dan mendorongnya orang-orang yang ada di sana tidak ada satu pun membantu.
Anisa berusaha berdiri karena kakinya terluka akibat didorong.
Di kelas
"Nis, apa yang sudah terjadi?", tanya seorang cewek yang rambutnya dikuncir.
"Tidak ada Ayu", kata Anisa sambil tersenyum.
"Kau bohong? Anisa kami kenal kamu",kata cewek yang sedikit jutek.
Akhirnya, Anisa menceritakan semuanya kecuali kejadian semalam.
"Brengsek mereka dan Rosa dia dasar pel@kor", geram Ayu.
"Lalu siapa cowok itu?", tanya Naya.
"Saya juga gak tahu", jawab Anisa bohong.
Sepulang sekolah di kediaman keluarga Rahman.
"Anisa!! KAU ANAK TAK TAHU DIRI!! KAU SUDAH MEMPERMALUKAN KELUARGA RAHMAN!! JAWAB SIAPA LAKI-LAKI MALAM ITU?!", teriak Agus, papa Anisa.
"Pa, tenang dulu", kata Rani mencoba meredakan amarah suaminya.
Anisa hanya bisa menunduk dan tak menjawab ternyata rumor di sekolah nya sudah menyebar.
"ANISA KAU DIKURUNG DI KAMAR DAN JANGAN KELUAR", seru Agus.
Anisa hanya bisa menurutinya dan berjalan keluar dan di sisi lain
"Tuan muda, nona muda Anisa dikurung di kamarnya", ucap pengawal yang dikirim Arfan.
"Ok bagus kembalilah", kata Arfan sambil memutus teleponnya.
Anisa di kurung sudah seminggu dan akhirnya keluarga Anisa berencana mengeluarkan Anisa.
"Sayang, nak buka hari ini kamu kan sekolah", kata Rani sambil mengetuk pintu kamar putrinya.
"Dek, buka ada makanan kakak bawakan", ujar kakak Anisa, Roni.
Tidak ada sahutan akhirnya Agus mendobraknya.
"ANISA!!"
Di rumah sakit
"Bagaimana keadaan putri saya?", kata Rani.
"Kabar bahagia selamat ya putri ibu hamil", ujar dokter.
Seketika raut wajah mereka seketika suram.
"Kira-kira sudah berapa usia kehamilannya?", tanya Roni.
"Seminggu kalo gitu permisi", pamit sang dokter.
Mereka masuk ke kamar rawat Anisa dan Agus lagi-lagi memukul Anisa namun untuk kedua kalinya Roni menahannya.
"Udah pa,Anisa lagi hamil", kata Roni.
Agus langsung pergi meninggalkan Anisa disusul Rani.
"Katakan siapa?", tanya Roni dan lagi-lagi Anisa bungkam.
Dua hari kemudian
Lagi-lagi Anisa di kurung dan ia sudah dua hari menangis.
Tiba-tiba ada telepon dari nomor tak dikenal, awalnya Anisa ragu namun karena orang itu menelponnya terus akhirnya Anisa mengangkatnya.
"Halo"
"Halo, ini aku Arfan lihat di jendela kamar mu aku di bawah"
Segera Anisa melihat di jendela kamarnya terlihat Arfan menunggunya.
"Kenapa kau ada di sini?", tanya Anisa.
"Aku pernah bilang apa", jawab Arfan dingin.
Anisa bingung dan sambungan teleponnya putus dan tiba-tiba tangannya ditarik dari balkon kamarnya
"Diamlah, aku akan membawamu bersamaku pergi dari kota ini", kata Arfan.
"Lalu bagaimana dengan keluargamu?", tanya Anisa.
"Aku meninggalkan mereka karena tidak mempercayaiku", jawab Arfan dan membawa Anisa pergi.
Setelah kejadian itu, keluarga Rahman dan Mahesa mencari mereka namun Anisa dan Arfan benar-benar menghilang bahkan sosmed mereka tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
"Apa jangan-jangan laki-laki malam itu adalah ARFAN", pikir Roni.
Segini dulu ya😇
Happy reading...😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments