"Tunggu aku Anisa", kata Arfan lirih sambil membawa mobil dengan memotong jalan di tokyo.
2 jam sebelumnya
"Ayah, ayah Reyna ikut", kata Reyna sambil menangis.
"Reyna di sini saja, Ryan jaga adikmu tetap di rumah jangan kemana2 ayah akan segera kembali", kata Arfan pada kedua anak kembarnya.
"Baik", jawab Ryan.
"Pak Leo jaga anak2 dan selama ini orang rumah tidak mencari kami lagi kan?", tanya Arfan pada seorang pria 30-an tahun ke atas.
(Pak Leo adalah pengawal pribadi Arfan sejak kecil)
"Tidak ada tuan muda dan tuan muda Ryan dan nona muda Reyna serahkan saja sama saya", kata Pak Leo.
"Baiklah, aku pergi dulu", kata Arfan dan segera pergi dengan mobilnya.
Di waktu sekarang
"Di sini kah? Anisa tunggu aku", gumam Arfan dan memasuki gedung kosong itu.
Satu per satu ruangan Arfan cari Anisa hingga ruangan terakhir ia menemukan Anisa yang begitu lemah terikat.
"ANISA", seru Arfan dan langsung melepas ikatan yang mengikat Anisa.
"A-arfan, di sini berbahaya", kata Anisa lemah.
"Tidak kita akan keluar bersama", kata Arfan tetap keras kepala.
Tiba2 muncul seseorang di belakang Anisa.
Segera Arfan menarik Anisa kebelakangnya dan melawan orang itu, namun karena gelap orang itu dengan mudah melawan tapi tidak dengan Arfan. Arfan terlihat sudah kelelahan, pertarungan ini malah menguntungkan musuh.
"Hent-ikan hiks Arfan cukup kau tak bisa melawannya", kata Anisa yang sudah terisak melihat kondisi Arfan yang sudah terluka.
"Sekarang giliranmu, gadis kecil", katanya mendekati Anisa dengan mengangkat tongkatnya yang penuh darah Arfan.
"Tidak ada lagi yang melindungimu gadis kecil, tamatlah dirimu", katanya yang hendak memukul kepala Anisa namun.
Terdengar suara dentuman keras Anisa yang menutup matanya langsung membuka matanya dan melihat Arfan yang terluka parah dan parahnya hal itu membuat malapetaka di masa depan.
"A-ARFAN", teriak Anisa namun Arfan tak bergeming dan seketika mata Anisa yang awalnya berwarna hitam berubah menjadi merah.
Penculik itu seketika ketakutan namun apa daya dia tidak bisa lari.
"Ku bunuh kau!!", seru Anisa merebut tongkat itu dan memukul secara brutal penculik itu.
Dan di pintu sudah ada Pak Leo, Ryan, dan Reyna serta beberapa polisi.
"Nyonya, hentikan saya mohon", bujuk Pak Leo berusaha menenangkan Anisa dan Anisa akhirnya berhenti dan beberapa polisi membawa penculik itu dan orang2 dari rumah sakit membawa Arfan.
"Kakak,ayo kita bawa ibu", kata Reyna namun Reyna merasa aura disekitar Ryan diselimuti amarah dan dendam serta tatapan mata Ryan kosong namun bukan hanya itu yang membuat Reyna ketakutan melihat Ryan, warna mata Ryan berubah menjadi merah darah.
"Kenapa kakak berubah menjadi piskopat?", pikir Reyna.
"Apa gara² melihat ayah yang terluka?", pikir Reyna lagi.
Di rumah sakit
"Arfan, aku mohon sadarlah", pinta Anisa sambil terisak disamping ranjang Arfan.
"Nyonya", panggil Pak Leo.
"Ya Pak Leo, ada apa?", tanya Anisa.
"Kata dokter luka tuan muda cukup parah tapi nyonya jangan khawatir tuan muda baik2 saja sekarang", kata Pak Leo.
"Iya, aku paham", kata Anisa sambil menghapus air matanya.
"Nyonya harus kuat demi tuan muda, nona muda dan bayi nyonya", kata Pak Leo.
"Iya terima kasih Pak Leo sudah menjaga kami maaf kalau gajimu tudak sebesar dulu", kata Anisa.
"Tidak masalah saya senang membantu", kata Pak Leo lagi.
5 minggu kemudian, Arfan akhirnya bisa keluar dari rumah sakit.
"Aku lega kamu baik2 saja", kata Arfan sambil merangkul Anisa.
"Aku juga bersyukur kau juga baik2 aja Arfan", balas Anisa.
"Hm, oh ya aku dengar dari dokter Angga kejadian kemarin berakibat fatal pada bayi kita dan sekarang Ryan juga berubah sifatnya malah tambah menjadi dingin dan lebih parahnya anak itu juga menjadi piskopat", kata Arfan.
"Iya, mungkin salah satu dari mereka berempat juga memiliki jiwa piskopat karena gara2 kejadian kemarin aku seperti mengikuti nafsu dari mereka", kata Anisa sedih.
"Jangan sedih mungkin ini memang terbaik kita hanya perlu mendidik mereka lebih baik lagi", kata Arfan sambil memeluk Anisa.
"Iya", balas Anisa sambil mengelamkan kepalanya dalam dekapan Arfan.
"Dasar manja", gumam Arfan.
Di Jakarta
"Jadi ada apa?", tanya Rani.
Ya, lagi2 keluarga Mahesa dan Rahman berkumpul.
"Kami bertemu Anisa di Yogyakarta tapi saat kami ingin mencari mereka lagi dan sudah menemukan tempat tinggalnya Anisa sudah pindah", kata Agus.
"APA? Ke mana?", tanya Roni.
"Tidak tahu, kami sudah cari tapi tidak ketemu", kata Andhika.
"Anu, aku sudah cari di cctv di hotel 2 tahun lalu dan menemukan laki2 itu", kata William.
"Siapa?", tanya Mira.
"Arfan"
Seketika semuanya diam tak berkata setelah mendengar satu kata itu.
"Jadi benar Arfan", gumam Roni.
"Tapi kenapa Anisa tak menjawab hari itu?", tanya Cantika.
"Aku rasa karena hubungan bisnis keluarga kita", kata Andhika.
Dan mereka tak bicara sepatah kata lagi hingga.
"Jadi anak perempuan yang dibawa Anisa anak mereka", kata Andhika.
"Hanya melihat gadis itu sekilas memang mirip Anisa tapi melihat tatapan matanya waktu itu mirip Arfan", tambah Andhika.
"Aku juga sudah telusuri dari rumah sakit mereka lahir sebenarnya mereka lahir prematur karena mendesak", kata William demgan raut wajah sulit diartikan.
"Karena apa?", tanya Vivian.
"Mereka kecelakaan dan Arfan koma selama 2 tahun serta Anisa melahirkan anak kembar laki2 dan perempuan", jelas William.
"Karena beberapa hal anak laki2 nya cukup lemah mungkin karena itu waktu itu Anisa hanya membawa anak perempuannya tapi sayang mereka tidak mengatakan nama anaknya", kata William panjang lebar.
"Tidak apa itu cukup kalau mereka masih hidup di luar sana", kata Andhika.
"Bagaimana dengan Pak Leo? Pengawal pribadi Kak Arfan", kata Vera, anak Mira dan William.
"Ah, iya dia juga ikut menghilang tapi akhir2 ini tidak bisa dihubungi", kata Vivian.
Pada akhirnya mereka tak memiliki petunjuk dimana Arfan dan Anisa.
Gimana? Suka? Tetap ikuti ya
Tinggalkan jejak dan komen ya dan vote sebanyak2nya ya😁
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments
romasta manurung
bagus alur ceritanya thor aku suka
2020-11-03
1