Akhir bulan
"Ah capeknya", kata Keisya sambil merengengakan tangannya ke atas.
"Alay kamu", kata Alvin cuek.
"APA KAMU BILANG?!", seru Keisya sampai menjadi pusat perhatian.
"Heh diam kalian!", kata Faisal dengan intonasi tegas.
"Ampun kak🥺", kata Keisya dan Alvin ciut.
Karena diantara kakak2 Alvin yang merupakan adik bungsu kakak yang paling ia takuti Faisal, lalu kedua Ryan, lalu terakhir Andra.
Andra bagi Faisal dia kakak baik tapi jangan sampai mengusiknya bakal dapat jitakannya yang berani sama Andra itu kembarannya, Mutia.
Tapi, Mutia selalu menang kalau berantem sama Andra tapi beda cerita lagi kalau Andra dalam suasana hati yang buruk bakal habis orang2 di runah orang yang bisa tenangin Andra hanya ortu mereka. Walau harus pake cara kasar sih.
"Tuh kan malu sendiri jadi pusat perhatian hahaha..", kata Fikri puas.
Mereka sekeluarga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua bocah yang baru berumur 15 tahun.
"Kok bisa kita punya kembar kayak mereka", bisik Keyla.
Zakir dan Indah hanya mengangguk setuju.
Sedangkan Arfan dan Anisa hanya tertawa melihat kelakuan kedua anak kembar mereka.
Iya 13 anak Arfan dan Anisa semuanya kembar ini urutannya:
Kembar pertama kalian sudah tahu, Ryan dan Reyna. Yang kembar kedua kembar 4, Faisal, Ayna, Fikri, Alma. Kembar ketiga kembar dua, Andra dan Mutia. Terakhir kembar lima(wow Arfan top deh//plak) Keisya, Keyla, Indah, Zakir, dan Alvin.
"Oh iya, Ryan apa boleh setelah selesai berberes aku temui temanku?", tanya Maura gugup takut kalau Ryan bakal marah.
Ryan hanya diam sampai rumah dan Reyna terus memperhatikan kedua suami istri itu, entah apa iya bisa dibilang pasangan suami istri mereka nih.
"Awas aja dia ini", amarah Reyna seketika meledak melihat kembarannya dingin begitu bahkan tidak menjawab pertanyaan Maura.
"Udah, habis berberes kita masih ada urusan kan?", Vincet berusaha tenangin istrinya.
Iya sih Ryan dan Reyna ini bisa dibilang kembar paling dingin tapi tetap saling menyanyangi.
Beda dengan kembar lainnya, yang kerjaannya pada iseng satu sama lain dan kembar paling parah adalah Andra dan Mutia. Tapi mereka ini hubungan batinnya cukup kuat sampai-sampai sakit pun barengan atau satunya galau satunya pasti ikut galau dan lebih parah dan masih banyak lagi deh bisa dibilang mereka kembar paling kocak.
Sesampainya semuanya langsung ribut menempati kamar.
"Aku di lantai ketiga pokoknya", kata Zakir.
"Tidak aku di lantai ketiga di kamar ini", kata Indah tak mau kalah.
"Aku di kamar ini!!", kata Zakir dan tiba2 ada yang menerobos mereka.
"Aku!!", kata Alvin dengan bangga.
"Eits, aku duluan", kata Zakir sambil menarik kerah baju Alvin.
"TIDAK AKU", terobos Keisya.
"Aku", seru Keyla.
Dan kelima kembar itu ribut soal kamar di lantai ketiga sedangkan itu kembar dua, Andra-Mutia.
"Aku diatas kamu dibawah", kata Mutia.
"Tidak kamu dibawah aku diatas", kata Andra.
"Gak mau", elak Mutia.
"Aku biasanya ngalah kamu kali ini aja dengar aku", kata Andra tegas.
Mutia lagi2 mulai nangis gara2 Andra membentaknya.
"Haish, tahu aja kelemahanku", kata Andra yang sudah frustasi.
Di ruang keluarga
"Gimana ini?", tanya Alma.
"Gitu deh", kata Anya sambil membuang dirinya di sofa empuk.
"Ampun dah kacau", kata Fikri sambil memijit pelipisnya.
"Kak", panggil Faisal.
"Ya", jawab Reyna.
"Kakak di kamar mana?", tanya Faisal.
"Aku mah di lantai dua aja ya kan syg", kata Reyna sambil menatap Vincet.
"Hm"
"Maura", panggil Ryan.
"Ya ada apa?", tanya Maura.
"Bawa anak2 ke lantai dua kamar di sebelah kanan dekat tangga", kata Ryan.
"Baiklah", Maura hanya menuruti karena ia merasa aura kemarahan dari Ryan.
"K-kalian", kata Ryan dengan nada menekankan.
Seketika aura di sekelilingnya agak menyeramkan dan semua adik2nya seketika ciut dan diam sambil menatap kakak tertua mereka takut.
"MASUK KAMAR DAN TIDAK USAH PILIH-PILIH POSISI SAMA SEPERTI DULU", seru Ryan dan seketika mereka masuk kamar.
"Hah, kapan mereka dewasa? Kalau begini terus bagaimana menghadapi keluarga ayah dan ibu nanti?, gumam Ryan dan memutuskan pergi ke kamarnya.
Di kamar Ryan-Maura
"Udah, aku sampai dengar suaramu", kata Maura.
"Baru kali ini aku dengar suara Ryan sekeras itu kalau terhadapku sih gak pernah", pikir Maura.
"Maura"
"Ya"
"Sumpah aku takut banget", pikir Maura.
"Aku gak bakal ngapain2 kamu boleh pergi menemui mereka tapi jangan lama-lama", kata Ryan sambil rebahan.
"Sungguh? Makasih. Eh mandi dulu Ryan", Maura.
"Nanti aku capek", kata Ryan lemah.
"Kamu kenapa? Badanmu panas loh", kata Maura khawatir.
"Udah biasa kan kamu tahu aku tekanan darah tinggi", kata Ryan lemah.
"Ini makan dulu lalu makan obat mu", kata Maura.
"Gak pergi?", tanya Ryan sambil bangun.
"Gak, kamu sakit aku gak bisa ninggalin kamu kalau lagi sakit gini", kata Maura sambil menyuapi Ryan.
"Buka mulutnya dong kamu belum makan daritadi", kata Maura lembut.
Ryan hanya menuruti sampai suapan terakhir.
"Nah makan dan minum obat udah kamu istirahat aja aku mau mandi dulu", kata Maura namun ia terjatuh ke kasur karena Ryan menariknya.
"Ada apa?", tanya Maura gugup.
"Makasih anu kamu boleh gak pergi aja? Temani aku malam ini", kata Ryan manja.
"B-boleh lagian aku cuman mau mandi doang lalu bantu ibu masak", kata Maura.
Sudah dapat dipastikan wajahnya seperti kepiting rebus.
"Ok makasih"
Di kamar Arfan dan Anisa
"Anak kamu tuh", kata Anisa dengan wajah cemberutnya.
"Kan iya Ryan 100% mewarisi gen ku", kata Arfan dengan nada menggoda.
"Iya semuanya", kata Anisa tambah cemberut sambil memanyunkan bibirnya.
"Kok mayun sih bibirnya nanti kayak bebek atau mau diserang nih", kata Arfan dengan smrik devilnya.
"Ih modus", kata Anisa.
"Tapi mau kan mumpung anak2 sudah terlelap", kata Arfan mendekat.
"Kyaaa Arfan tunggu aku belum siap", teriak Anisa.
"🥰😍💗💗"
Balik lagi nih
Jangan lupa ya like dan komen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments