Semuanya terdiam mendengar jawaban Reyna.
"Kau gak bercanda kan, nak? ", tanya Ayunda.
"Gak", jawab Reyna serius.
" Jadi Maura di tempat kamu? ", tanya Joshua.
"Iya, udah 8 tahun umur pernikahan mereka", kata Maura.
Mereka semua terkejut mendengar jawaban Reyna soal hubungan Ryan dan Maura.
"Kalo gitu mereka menikah sejak sma", kata Vera menebak dan Reyna pun mengangguk sebagai jawaban.
" Lalu dimana saudaramu lainnya termasuk Ryan? ", tanya Andhika.
" Mereka sibuk masing2 ada yang masih sekolah ada juga yang lagi kerja", jelas Reyna.
"Boleh bertemu dengan mereka? Sebentar saja", ujar Agus.
Reyna menatap tajam dan sinis ke Agus sama seperti dulu di Yogyakarta.
"Tatapan matanya sama seperti dulu", pikir Andhika.
" Memang kau anak putraku, Reyna. Kemana kalian selama ini?", ujar Andhika penasaran.
Reyna tersenyum sinis dan berkata "Apa urusan sama kalian yang membuang orangtua kami yang masih perlu didikan kalian! Kalian tidak tahu penderitaan dan masalah apa yang dilalui orangtua ku!! Apa kalian tidak curiga sedikit sama ayah dulu kenapa bersikap begitu?! Dan kenapa ibu tidak memberitahu soal ayah?! Sial, aku tak tahan lagi", kata Reyna marah.
"KAMI BICARA BAIK-BAIK KOK KAMU SEWOT", seru Raisa.
"Udahlah Raisa, dia benar kita pantas mendapatkannya", kata Roni.
" Reyna"
Sebuah suara khas laki-laki memanggil Reyna, seketika tubuh Reyna bergetar.
"Siapa kamu lagi?!", teriak Raisa.
" R-rya-n, nga-pain ka-mu di si-ni?", tanya Reyna terbata-bata karena ketakutan.
"Itu sudah cukup ayo pulang ayah sakit", kata Ryan dengan aura mencekam sekelilingnya.
" Kamu ikutin aku? ", tanya Reyna yang masih ketakutan.
" Menurutmu?", ujar Ryan dengan nada dingin.
"Persis Arfan", pikir Andhika dan Joshua.
" AKU BILANG AYO PULANG, REYNA PUTRI MAHESA", kata Ryan dengan nafas memburu menahan amarah.
"Tapi-"
"Udahlah Reyna, Ryan lagi sakit penyakitnya kambuh tadi pagi", bujuk Maura yang muncul di belakang Ryan sambil memeluk lengan Ryan.
Reyna melihat wajah Ryan yang pucat sekali kelihatan sekali tekanan darahnya tinggi.
Dengan pasrah Reyna ikut pulang kalau sudah begini udah gak bisa lakukan apa-apa.
" Tunggu", kata Andhika mencegah mereka pergi.
"Ada apa lagi? ", tanya Reyna melihat Andhika.
" Bisakah kita bertemu lagi? ", tanya Andhika.
" Akan ku pikirkan nanti, sampai jumpa", jawab Ryan dingin.
Maura hanya menatap orangtuanya lalu ikut sambil memeluk lengan Ryan. Hal yang lebih penting sekarang adalah menjaga dan menenangkan Ryan.
"Maafkan aku papa, mama", gumam Maura sambil menitikkan air mata Ryan yang akan sadar hal itu langsung memeluk tubuh kecil Maura.
" Katanya Arfan sakit lalu penyakit apa diderita Ryan? Ah, sial aku harus menemukan tempat mereka tinggal dan saudara mereka lainnya.", gerutu Andhika.
"Apa ini balasan karena tidak percaya kepada mereka dulu? ", pikir Agus menyesali perbuatannya pada putrinya dulu.
" Permisi", ujar sekretaris Ryan.
"Ya", balas Andhika.
" Tuan menyampaikan akan bertemu lagi di sini akhir pekan ini jam 09.00 tuan tidak suka orang datang terlambat jadi mohon tuan Mahesa datang tepat waktu ini juga demi keselamatan anda kalau begitu permisi", jelas sang sekretaris lalu pergi meninggalkan kafe.
"Ini akan sangat sulit dapat informasi karena melihat sifat Ryan yang tidak ada bedanya sama Arfan", kata Andhika khawatir.
" Mereka kembar kan? Mereka banyak persamaan loh, sama2 mewarisi sifat Arfan walau Ryan lebih dominan ketimbang Reyna yang masih ada mirip-miripnya sama Anisa", kata Mira.
Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya
See you👀
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 173 Episodes
Comments