“Itu bukanlah pernyataan sepihak, benturan dan jenis kerusakan yang terdapat pada motor korban menunjukan telah terjadinya kecelakaan tunggal. Terlebih lagi, saat itu kedua keluarga korban menolak untuk melakukan autopsy!”, jelas mereka.
Namun sayangnya, meski pun perkataan polisi itu benar, masyarakat saat ini tidak akan mempercayai mereka terutama, Bagas sendiri.
“Cih, lihatlah. Mereka benar-benar ahli dalam membela diri!!!”, gumam Bagas.
Pikirnya, tidak peduli apa pun lasannya, sebagai pihak yang berwajib mereka berhak dan berkewajiban pula untuk menuntaskan ketidak adilan yang bisa di curigai dari berbagai segi.
Kenapa pula harus menunggu hasil dari autopsy? Padahal, dari jasad kedua korban yang baru mengapung setelah tubuhnya membengkak saja bisa di duga hal yang tidak menyenangkan pasti telah terjadi.
“Ha, apa maksudnya itu?”, komentar salah satu reporter yang mulai mencurigai berbagai hal dalam kasus ini.
“Lalu, kenapa baru sekarang melakukan autopsy?”, timpal yang lainnya.
Pikir mereka, apa yang menjadi pemicu hingga kini masalahnya di buka kembali bahkan pihak keluarga mau melakukan autopsy pada jasad korban.
Apakah kasus ini sengaja di perlambat, atau ada hal lain yang terjadi? Semuanya sungguh menjadi misteri bagi para reporter yang kini berpikir lurus bahwa, kasus ini tidaklah sederhana.
“Autopsy yang di lakukan pada jasad Laura itu diminta langsung oleh pihak keluarga, lantaran mereka merasa janggal pada jasad korban!”, jelas mereka.
Pihak kepolisian dan forensic hanya mengikuti permintaan dari pihak keluarga yang entah karena apa pula mau melakukan autopsy setelah sekian lama berlalu.
Meski keputusan terlambat mereka amat disayangkan, namun hal itu justru membuka kasus ini untuk segera ditemukan titik terang masalahnya.
“Apakah itu masuk akal?”, komentar salah satu reporter yang tidak habis pikir, apa yang sedang terjadi pada keluarga Laura.
Kenapa baru sekarang melakukan autopsy, saat tubuh korban sudah sulit untuk di identifikasi. Pasti, tidak banyak yang bisa di temukan oleh para ahli.
Namun demikian, hal itu tidaklah terjadi. Lantaran Andini, bibi kecil laura cukup cerdik.
Ia saat itu memfoto beberapa memar yang ada di tubuh Laura, untuk di telitinya guna membandingkan luka orang-orang yang mengalami kecelakaan tunggal dengan luka orang yang mengalami kekerasan.
“Kenapa baru sekarang merasa janggal?”, timpal yang lainnya, yang tak kalah antusiasnya.
“Maaf itu masalah pribadi mereka, pihak kami tidak berhak untuk menjawab!”, jelas pihak kepolisian.
“Lalu bagaimana dengan korban laki-laki, dari keluarga pak Bambang?”, pancing salah satu reporter.
Mereka cukup penasaran kenapa hanya jasad Laura yang di autopsy, kenapa jasad David juga tidak segera di periksa?.
Namun sayangnya, Bagas tidak tertarik akan hal itu. lantaran ia tau, sampai kapan pun pak Bambang tidak akan pernah melakukan autopsy pada jasad putranya itu.
Meski entah apa yang tengah ia pikirkan saat ini, Bagas yakin pak Bambang tidak pernah memikirkan anaknya selain keuntungan bagi dirinya sendiri.
“Apakah jasad David, akan melakukan autopsy juga?”, tambah yang lainnya.
“Maaf, itu diluar keputusan kami. Selain itu, mari kita fokus pada masalah saat ini!”, jawab pihak kepolisian.
Mereka memilih bungkam terkait jasad David yang tidak diizinkan untuk melakukan autopsy hingga saat ini. Tentunya, alasan di balik itu semua adalah pak Bambang sendiri.
“Selanjutnya, mari kita dengarkan apa yang akan di sampaikan oleh dokter Cindy, selaku ketua tim autopsy pada jasad Laura”, lanjutnya.
Kemudian Prof. Cindy melanjutkan penyampaian hasil autopsy pada para reporter yang saat ini melakukan siaran langsung di berbagai media hingga, disaksikan oleh banyak kalangan masyarakat di Negara I.
“Setelah melakukan autopsy, kami menemukan beberapa kejanggalan di tubuh korban!”, ucap Prof. Cindy yang sudah cukup menjadi pemicu keterkejutan publik.
“Apa??”, ucap para reporter serempak.
“Kejanggalan apa, lebih tepatnya?”, tanya Bagas yang mulai bersuara disana.
Ia yang sejak dari tadi diam di kursi paling belakang, kini mulai bersuara hingga rekan kantornya yang melakukan siaran langsung itu pun meliputi dirinya.
Dan lagi, kehadirannya, membuat media massa dari perusahaannya itu menjadi tontonan terbanyak.
“Pertama, terdapat beberapa memer dan luka di bagian tubuh korban. Memar dan luka itu tidak didapatkan oleh mereka-mereka yang mengalami kecelakaan tunggal”, jawab Prof. Cindy.
Ia yang melihat Bagas sejak dari tadi mengamati dari ujung sana, sudah menebak pasti Bagas akan melontarkan pertanyaan seperti ini.
Lantaran, hanya Bagas lah yang paling tertarik dan ingin menuntaskan kasus ini dengan sejelas-jelasnya.
“Lalu, di tubuh korban terdapat zat dari obat perangsang dan alcohol!”, lanjut Prof. Cindy.
Pernyataannya kali ini, benar-benar mebuat ribuan pertanyaan dan praduga pada khalayak.
Mereka mulai menerka-nerka semua kemungkinan yang ada, bahkan mereka mulai menjadi detektif di kolom komentar.
“Apa?? Aku tidak salah dengarkan?”
“Hah, berita yang mengejutkan!!”
“Apa ada yang memaksanya mengkomsumsi itu?”
“Ck, bagaimana jika semuanya sudah diatur oleh seseorang?”
“Ini benar-benar gila!”
“Apakah ini plot twist dari serial drama?”
“Ck, ck, ck, kematian tragis yang sudah direncanakan itu!!”
“Wah, pagi-pagi sudah ada berita yang menyesatkan!!”
“Bom Waktu, serang mereka dengan pertanyaan- pertanyaan lebih gamblang lagi!!”
“Aku curiga, bukan David yang memberi obat perangsang itu!”
Begitulah komentar orang-orang saat ini, mereka menjadi ahli yang bahkan lebih kritis dari pihak mana pun untuk saat ini.
Meski mereka tidak tau, bahwa apa pun kasus yang ada di dunia ini tidak akan pernah mudah untuk di ungkapkan.
Terlebih lagi, jika tidak ada yang mau mempersiapkan jiwa dan raganya ke ambang kehancuran demi kenyataan di balik sebuah tragedy.
Pastinya, kasus itu akan terkubur seiring waktu berlalu hingga lupa kebenarannya.
“Selain itu, tubuh korban yang membengkak menunjukkan bahwa jasad sudah lama berada di dalam air!”, tambah Prof. Cindy.
Pernyataannya kali ini menimbulkan berbagai pertanyaan pada para reporter, yang membuat mereka semakin penasaran apa yang sebenarnya telah terjadi pada jasad Laura dan David saat itu.
“Ha, apa lagi maksudnya itu?”, komentar salah satu reporter.
“Sebagai korban kecelakaan tunggal, tidak mungkin jasad mereka bisa berada di dalam air selama itu, hingga membengkak pula”, jelas yang lainnya.
“Tidak, itu mungkin saja terjadi, jika tubuhnya tersangkut atau di tahan oleh sesuatu!”, timpal yang lainnya.
“Hemm.. Kau, benar juga!”
“Atau, adakah yang mengatur itu semua agar jasad mereka tidak naik ke permukaan?”
“Hehh, itu tidak mungkin. Jika benar sudah diatur oleh seseorang, lalu kenapa jasadnya bisa mengapung dan di temukan pula?”
“Bagaimana jika terjadi kesalahan?”
“Maksudmu??”
“Mohon tenang!! Untuk masalah itu, kami belum bisa menyimpul apa pun saat ini!”, ucap Prof. Cindy.
Suasana yang mulai menegang dengan berbagai pernyataan yang saat ini belum bisa di jawab oleh mereka, membuat Prof. Cindy menghentikan keributan yang tidak perlu itu.
Terlebih lagi, masalah itu tengah di selidiki oleh pihaknya dan pihak kepolisian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments