Konferensi Pers

“Jadi apa yang kau temukan pada jasad Luara?”, tanya Prof, Suhardi.

Ia yang datang keruangan Cindy, lantaran teringat dan penasaran apa yang terjadi pada jasad yang ia temukan kala ingin menghentikan tindakan Bagas yang di kiranya akan terjun bebesa dari jembatan saat itu.

“Bagaimana kalau prof melihat sendiri mayatnya?”

“Kau tau, aku tidak akan di izinkan”, ucapnya yang memperingatkan Cindy akan posisinya saat ini.

“Oh, kalau begitu lihat saja gambar-gambar ini!”, ucap Cindy yang memperlihatkan foto hasil autopsy.

“Sejauh ini aku hanya bisa menyimpulkan tidak ada keanehan pada jasadnya”

“Benarkah?”, tanya Prof. Suhardi.

Ia yang yakin bahwa terdapat kejanggalan pada kasus ini, ingin memastikan semua yang terjadi pada jasad Laura.

Dan benar saja, ia mendapatkan sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebagai orang yang sudah bekerja belasan tahun dalam bidang ini tentunya ia bisa menyimpulkan sesuatu meski hanya mengamati sekilas saja.

Terlebih lagi, ia di juluki jenius di kalangannya. Hanya saja, perjalanannya yang ingin menjadi seseorang yang jujur dan berani tidaklah mudah.

“Lalu bagaimana dengan luka ini?”, tanyanya yang ingin mengetahui pendapat Cindy akan hal itu.

“Disebabkan ketidak sengajaan, sepertinya terkejut!”

“Benar. Lalu benda apa yang dapat menyebabkan luka ini?

“Entahlah, kami masih menyelidiki masalah ini”, jelas Cindy yang tidak bisa menyimpulkan benda apa yang dapat menyebabkan luka seperti itu.

“Hem, lukanya tidak terlalu dalam, tidak pula lurus dan rapi. Itu artinya di sebabkan oleh benda tumpul”, jelas Prof Suhardi.

Mendegar pernyataan Prof Suhardi membuat Bagas dan Putra saling lempar pandangan. Pikir keduanya, sehebat apa orang ini bisa menyimpulkan sesuatu dengan hanya sekali lihat begitu.

Pasti orang ini bukan sembarangan orang, sayang sekali ia tidak dipakai dalam kasus-kasus seperti ini!.

Mereka semakin penasaran apa yang telah terjadi pada orang ini, hingga ia tidak disukai dan bahkan di tinggalkan untuk kasus-kasus penuh misteri begini.

“Kira-kira, benda apa itu prof?”, tanya Putra.

“Entahlah, aku juga tidak bisa menebaknya”

“Prof, lalu bagaimana dengan luka ini?”, tanya Bagas pada memar yang ada di pantat Laura.

Bagas yang melihat untuk kesekian kalinya, Prof Suhardi mengejutkannya dengan hasil pengamatan yang sesingkat itu, kemudian tidak ingin ketinggalan kesempatan untuk bertanya akan apa yang membuatnya penasaran.

“Hem, memar ini di sebabkan oleh tamparan tanggan”, jelasnya setelah melihat foto tersebut.

“Ya, aku tau. Tapi apa luka ini bisa di sebabkan oleh satu orang saja?”, tanya Bagas yang mencurigai hal itu.

“Hem, karena mayatnya sudah mulai membengkak dan sudah dikubur kita tidak bisa melihatnya dengan jelas. Terkecuali jika aku memiliki kesempatan untuk melihat kondisi langsung dari jasadnya”, jelas Prof Suhardi.

Tentunya pernyataannya itu membuat Bagas dan Putra sedikit lega, mereka yang tadinya sudah kehilangan harapan kini bisa berharap lagi sebuah jejak telah di temukan.

“Kalau begitu, aku akan mengaturnya!”, ucap Cindy.

Ia yang tidak tega melihat ekspresi penuh harap dari Bagas dan Putra ini pun, memikirkan cara untuk bisa membawa prof Suhardi melihat jasad Laura.

“Baiklah, aku rasa kalian tidak ada keperluan lagi disini. Kalau begitu, silahkan kembali ketempat asal kalian”, ucap Cindy.

“Cih, kau mengusir kami?”

“Tolonglah, aku benar-benar lelah sekarang. Aku juga butuh istirahat, sekarang sudah pukul 09.00, lohhh”, ucap Cindy.

Ia yang sudah tidak bisa lagi menahan kantuknya pun kemudian, mengusir Bagas dan Putra.

Ia berjanji akan segera menghubungi mereka jika sudah menemukan sesuatu pada jasad Luara.

Bagas dan Putra yang melihat Cindy cukup kelelahan itu pun memilih mengalah, mereka pun meninggalkan ruangan Cindy untuk kembali ketempat masing-masing.

Lantaran, tidak hanya Cindy yang kelelahan disini, Bagas dan Putra pun sama lelahnya.

Kini mereka bisa sedikit bersantai lantaran sang ahli ingin membantu mereka menemukan sesuatu pada Jasad Laura, yang bisa di jadikan titik awal untuk melanjutkan kasus ini.

...***...

5 Hari Kemudian.

Tepatnya, dini hari.

Sebuah panggilan masuk ke hp Bagas jam 03.00 pagi, yang membangunkan tidur nyenyaknya.

Kring..

Kring..

“Em, halo!”, ucap Bagas pada si penelpon.

“Besok datanglah, prof Cindy akan mengadakan konferensi pers bersama pihak kepolisian”, ucap si penelpon yang ternyata adalah Putra.

“Dimana?”, tanya Bagas yang kembali sadar dari tidurnya.

“Akan ku kirim lokasinya”

“Baiklah, kau dimana seka_”

Tuttt..

Tuttt..

Belum selesai perkataan Bagas, Putra pun langsung menghentikan panggilannya sepihak. Namun, entah kenapa Bagas merasa ada yang tidak beres pada Putra saat ini.

Suaranya terasa serak, bak tersegel sesuatu. Entah dimana dan apa yang tengah di lakukan oleh Putra saat ini, Bagas pun tidak ingin mengambil pusing perkara itu.

Ia pun mempersiapkan segala sesuatu yang ia perlukan nanti, dalam konferensi pers yang akan diadakan tepat pukul 08.00.

...***...

Pagi hari, pukul 08. 00. Konferensi pers diadakan.

“Terimakasih untuk semua teman-teman media yang berkenan hadir hari ini”, ucap salah satu anggota kepolisian.

Yang menjelaskan maksud dan tujuan dari diadakannya konferensi pers yang saat ini di tayangkan di berbagai media dan menghebohkan jagat maya yang mengikuti kasus Laura dan David.

“Jadi, setelah melakukan autopsy oleh pihak forensic, ditemukan hal-hal yang tidak wajar pada jasad Laura. oleh karenanya kami memutuskan untuk menindak lanjuti kasus ini sampai menemukan titik terangnya”, ucap polisi tersebut.

Tentu saja, pernyataannya itu membuat kehebohan publik. Dan, yang paling heboh saat ini adalah para fansnya Bagas.

“Lihatlah, beritanya!”

“Bukankah, sudah aku katakan sejak awal, Bom Waktu tidak pernah keliru pada kasus yang dicurigainya”

“Lagi-lagi Bom Waktu benar!!”

“Bom Waktu keluarlah, dan tunjukkan semua bukti yang kau temukan!”

“Keluarlah Bom Waktu!!”

“Bom Waktu, mari meledak sampai akhir!!!”

Begitulah komentar orang-orang di media sosial saat ini. Dan lagi, nama Bagas menjadi perbincangan dan pencarian teratas pada kasus ini.

“Lalu, bagaimana tentang kecelakaan tunggal yang kalian nyataan saat itu?”, tanya salah satu reporter.

Ia yang saat itu, ikut meliputi konferensi pers pihak kepolisian yang menyatakan bahwa kedua korban mengalami kecelakaan tunggal, meski kasus belum lewat 48 jam berlalu.

Dirinya saat itu juga merasa aneh akan pernyataan polisi yang bahkan tidak terlihat ingin melakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Untuk masalah itu kami sedang menyelidiki lebih lanjut”, jawab pihak kepolisian.

“Jadi maksudnya, pernyataan saat itu hanya keputusan sepihak kalian sebelum melakukan penyelidikan lebih jelas?”, tanya yang lainnya.

Mereka semua mulai melakukan serangan tahap satu, untuk mendapatkan jawaban atas kelalaian pihak kepolisian saat itu.

Tentunya, pertanyaan yang mereka ajukan saat ini, menjadi perhatian public yang juga ingin mengetahui alasan dari keputusan polisi saat itu, yang dinilai terlalu terburu-buru dalam kasus ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!