Autopsy Selesai

"Tentu saja, aku tidak seperti seseorang yang selalu terlambat!”, sindir Putra.

“Ck, apa orang itu kompeten?”, tanya Bagas memastikan lagi.

Bagas yang tidak ingin terjadi kesalahan apa pun bila mengirim seorang amatir hingga melewatkan satu hal saja pada jasad Laura, maka buyar sudah harapan mereka akan kasus yang sangat misterius ini.

“Haisss, kau kira aku ini dirimu yang hanya berhubungan dengan para amatir, yang masuk lewat pintu belakang itu! Ck, ck, buat frustasi saja!”, ucap Putra.

Ia yang kesal mendengar pertanyaan konyol Bagas ini, ingin memukulnya.

Pikirnya, bagaimana mungkin ia bisa mengirim seorang amatir pada kasus yang begitu menarik.

Lantaran, penuh tanda tanya pada setiap kemungkinan yang ada.

“Hahh, jadi siapa yang kau usulkan untuk autopsy ini?”, tanya Bagas yang mulai penasaran.

Pikirnya, orang kompeten mana yang diusulkan oleh Putra yang juga terkenal kompeten dalam setiap kasus yang ia kerjakan.

“Kau tau professor Cindy?”

“Profesor Cindy Magnovia?”, tanya Bagas memastikan.

Pikir Bagas, bagaimana mungkin seorang Putra bisa kenal dengan ahli forensic termuda dan terbaik di negeri ini?

Bahkan tempramennya pun sangat terkenal.

Wanita yang bisa makan dengan santainya saat melihat jasad seseorang, tidak peduli separah apa pun kondisi jasad tersebut.

Bahkan hanya dengan melihat sekilas saja, ia bisa menemukan banyak hal pada mayat itu. Karena hal gila yang selalu dilakukannya pula, ia sering di sebut sebagai psikopat dari forensic.

“Emm, dia yang akan mengambil kasus ini!”

“Wah, kau juga kenal orang semacam itu?!”

“Ck, apa maksudmu? Sudahlah, ayo kita ikuti dan lihat proses autopsinya”, ucap Putra.

Melihat jasad Laura yang sudah di pindahkan itu, mereka pun segera mengikutinya untuk melihat proses autopsy yang akan dilakukan.

Namun, di balik kesibukan yang dilakukan oleh Bagas dan Putra terkait kasus ini.

Disisi lain, di sebuah rumah mewah berita akan hal itu pun segera disampaikan pada sang pemilik rumah.

Kediaman Hartono.

Disebuah ruangan simulator golf, yang ada di kediaman mewah itu.

Terlihat, pak Bambang Hartono sibuk melatif dirinya bermain golf.

Ia yang saat ini sedang bersantai dan menikmati kegiatannya, di hampiri oleh salah satu bawahannya untuk mengatakan bahwa jasad Laura saat ini telah di periksa oleh ahli forensic.

“Lalu, apa yang akan kita lakukan tuan?”, tanya sang bawahan.

“Ikuti saja rencana awal!”, jawab pak Bambang.

Entah rencana apa yang tengah mereka bicarakan saat ini.

Namun, satu hal yang pasti, pak Bambang tidak berencana untuk melakukan autopsy pada putranya.

Entah apa yang tengah ia pikirkan saat ini, ia tidak terlihat terkejut apa lagi cemas akan fakta di balik kematian putranya sendiri.

“Maaf tuan, ada tamu yang ingin bertemu!”, ucap seorang pelayan yang datang menghampiri kesibukannya.

“Hem, tamu? Aku tidak memiliki jadwal pertemuan hari ini”, ucap pak Bambang yang ingat bahwa hari ini dia tidak memiliki kegiatan ataupun janji temu dengan seseorang.

Namun, karena orang itu datang di saat seperti ini, pastilah karena ada hal yang mendesak.

“Lupakan, siapa tamu itu?”, tanya pak Bambang yang mulai penasaran.

“Tamu itu..”, ucap sang bawahan yang berbisik.

“Menarik, aku bahkan tidak membayangkan dia datang kemari. Persilahkan dia masuk!”, ucap pak Bambang.

Entah siapa pula tamu itu, namun Bambang terlihat senang akan kedatangannya, meski kedatangan itu tidak masuk dalam pengaturannya.

“Akan di bawa kemana tamu ini, tuan?”

“Bawa saja keruang kerjaku!”

“Baik!”, ucap sang pelayan yang kemudian mempersilahkan tamu itu masuk dan menunggu pak Bambang di ruang kerjanya.

...Saat Ini....

13 jam kemudian, di salah satu rumah sakit ternama di kota J, di depan ruang laboratorium forensic.

Bagas dan Putra menunggu Cindy dengan sabarnya, mereka ingin mendengar hasil dari autopsy itu langsung dari orang yang mereka percayai.

“Hah, apa ini masih lama?”, ucap Bagas yang sudah mulai bosan.

Ia yang sejak tadi tidak bergerak dari tempat itu, tidak bisa lagi menahan rasa bosannya.

Namun, ia juga tidak bisa meninggalkan ruangan itu lantaran tidak mau di dahului oleh pihak mana pun.

“Sudahlah, makan ini dulu. Kau taukan betapa telitinya wanita gila itu!”, jelas Putra atas lamanya proses autopsy ini.

“Yah, mau bagaimana lagi. Dia juga tidak bisa sembarangan dalam hal ini, jika sampai melewatkan satu hal saja, tamat sudah kasus ini. Sampai akhir pun kasus ini akan menjadi misteri!”

“Apa yang kau katakan, dia pasti bisa menemukan setiap kejanggalan yang ada”

“Ya, aku juga berharap begitu!”, ucap Bagas.

Kemudian mereka pun menunggu selama 5 jam lagi, meski tidak tau entah apa yang telah terjadi di dalam sana.

Bagas dan Putra pun menerka, pasti telah terdapat hal-hal yang menarik hingga Cindy yang merupakan dokter utama dalam autopsy ini belum mengakhiri penyelidikannya.

“Ya ampun, dia benar- benar bekerja keras”, komentar Bagas.

Bagas benar-benar gelisah memikirkan apa saja kemungkinan yang ditemukan oleh Cindy pada jasad Laura.

30 menit kemudian, autopsy pun selesai di lakukan. Tampak Cyndi keluar dari ruangan itu yang diikuti oleh para rekannya.

“Wah, lihat ini. Kau menunggu dengan sabarnya disini”, ucap Cyndi yang melihat Putra disana.

Entah bagaimana Cydi dan Putra bisa saling terlibat, namun dimata Bagas mereka tampak kelihatan akrab satu sama lainnya.

“Lupakan itu, kau tau apa yang aku inginkan saat ini!”, ucap Putra yang tidak ingin basa-basi lantaran ia tau kondisi mereka yang terlihat lelah itu ingin segera istirahat.

“Cih, kau benar-benar tidak sabar ya. Apa kau tau betapa lelahnya aku sekarang”, jelas Cyndi akan kondisi tubuhnya yang mulai menjerit untuk segera istirahat.

“Kau tau itu tidak berguna untuk saat ini kan?”, ucap Putra yang tau bahwa stamina wanita yang di julukinya gila ini tidak selemah itu.

“Haha, lihatlah dirimu. Ck, tidak ada ke anehan di tubuh Laura!”, ucap Cindy yang membuat Bagas dan Putra terkejut bukan main.

Pikir keduanya, apakah hal itu mungkin terjadi, setelah apa yang mereka temukan selama ini? Berapa banyak waktu yang telah mereka habiskan untuk kasus yang akan berakhir sia-sia ini?

Namun demikain, kecurigaan dan keyakinan mereka tidak bisa ditukar dengan fakta apa pun saat ini, sekalipun fakta bahwa tidak terjadi apa pun pada tubuh Laura.

“Apa maksudmu?”, tanya Bagas.

Pikir Bagas, bagaimana mungkin tidak ada hal yang aneh di tubuh Laura. Lalu memar apa yang ada di bagian kem*** Laura, yang dinyatakan oleh keluarganya saat itu!.

“Em, aku serius!”, ucap Cyndi dengan santainya.

Ekspresi wajahnya yang yakin dan tidak memiliki keraguan sama sekali itu, membuat Putra dan Bagas kian frustasi.

Terpopuler

Comments

makin penasaran kelajutannya/Hey/

2024-07-15

1

nah itu, jangan sampai ngak ada apa2 dimasalah ini thorrrrr/Angry/

jangan buat masalah baru ya thorrrr..
misteri laura dan david harus selsai, jangan kayak kasus pacar bagas yg hilang authr buat/Sob//Sob//Sob/

2024-07-15

1

serius ngak ada???
terus kema*** nya yang memar itu gimana????

2024-07-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!