Berita Dirilis

Siang Hari.

Kring..

Kring…

“Emh, halo”, ucap Bagas lepas mengangkat panggilan yang menganggu tidur nyenyaknya tanpa tau hal menarik apa yang telah terjadi diluar sana.

“Bajingan sialan, apa kau baru bangun?”, ucap orang di balik sana yang ternyata adalah atasan Bagas.

“Memangnya kenapa?”, ucap Bagas tanpa rasa bersalah lantaran ia yang baru bangun ini tidak melihat jam yang sudah menunjukan pukul 14.00 siang.

“Kenapa katamu? Agk.. aghk.. Kepalaku!”, ucap sang atasan yang kepalanya berdenyut sakit lantaran Bagas tidak tau kesalahan apa yang telah ia perbuat saat ini.

“Hem, kenapa ribut sekali disana?”, ucap Bagas.

Ia yang mendengar betapa ributnya di seberang sana seperti baru saja berperang lantaran bunyi telephone yang terus saja berdering ditambah lagi langkah kaki yang mondar- mandir kesana - kemari yang jelas terdengar di telinga Bagas.

“Kau masih berani bertanya kenapa ribut sekali disini?! Hei, bocah sialan! Jika bukan karenamu kita tidak akan diserang begini!”, pekik sang atasan yang tidak bisa lagi mentolerir sikap masa bodoh dari orang yang membuat kekacauan ini.

Namun sayangnya, Bagas sama sekali tidak mengerti apa yang telah terjadi dan apa hubungan itu semua dengan dirinya yang baru bangun dari tidur nyenyaknya ini.

Bagas yang telah bangun sepenuhnya pun memeriksa layar hp untuk melihat siapa sebenarnya yang menghubunginya pagi-pagi begini.

Dan, betapa terkejutnya Bagas setelah mengetahui bahwa sekarang sudah pukul 14.00 siang. Ia pun dengan segera memeriksa leptopnya untuk melihat sejauh mana laporan yang telah ia tulis semalam.

Namun, betapa terkejutnya Bagas yang mengetahui bahwa laporan mentah yang ia tulis semalam telah rilis di akun resmi perusahaannya yang menjadi boomerang saat ini.

“Hei Bagas, kau masih disana? Kau mendengarkan aku tidak?”

“Haiss, apa kau marah karena laporan yang aku tulis?”

“Tentu saja, kau tau betapa sibuknya kami di pagi hari karena laporan yang kau rilis. Kenapa juga merilisnya tanpa persetujuan bahkan kau tidak menyuntingnya terlebih dahulu”, ucap sang atasan.

Sang atasan tidak habis pikir pada jalan pikiran Bagas saat ini. Ia yang terkenal kompeten itu, kenapa pula bisa membuat kesalahan dalam laporannya begini.

“Hah, lagi pula tidak ada yang salah dengan laporanku. Apa yang perlu di ributkan begini sih!”, ucap Bagas yang merasa dirinya tidak salah.

Bukan sekali atau dua kali para reporter merilis laporan mereka tanpa menyuntingnya terlebih dahulu, apa lagi izin postingan yang mereka abaikan, selama berita itu menjadi besar dan menguntungkan bagi perusahaan, masalah prosedur bisa menjadi urusan belakangan.

Namun sayangnya, Bagas masih belum tau apa yang dilakukannya kali ini adalah pengecualian yang berakibat buruk bagi perusahannya lantaran tulisan Bagas yang terlalu gamblang terhadap kasus yang baru saja dilihatnya dan belum ada penyelidikan jelas terkait masalah itu.

“A-apa katamu, tidak ada yang salah di laporanmu. Hei cecunguk, kau tau, laporan yang kau rilis itu tidak selaras dengan pernyataan pihak kepolisian. Bahkan mereka meminta kita untuk menarik beritanya”, ucap sang atasan yang membuat Bagas terdiam.

Pikir Bagas, apa yang telah dinyatakan oleh pihak kepolisian dalam kasus yang bahkan belum lewat 24 jam ini.

Bagaimana mereka bisa membuat pernyataan secepat itu sebelum menyelidiki dengan jelas penyebab dua mayat ini mengapung di atas air. Sungguh hal yang tidak masuk akal bagi Bagas yang melihat dengan jelas para mayat di tkp saat itu.

Tidak ingin memperdulikan sang atasan, Bagas pun mematikan ponselnya untuk melihat berita tentang pernyataan pihak kepolisian yang dirilis oleh perusahaan pesaing mereka.

Namun betapa terkejutnya Bagas saat tau isi dari berita yang kini viral di Kota J.

Ternyata mayat yang ditemukan mengapung di atas air itu adalah korban dari kecelakaan tunggal lantaran menabrak guard rail atau pagar pengaman jalan dilorong kecil yang jarang dilintasi orang dimalam harinya.

“Apa ini masuk akal?”, ucap Bagas yang teringat pada beberapa bekas memar dan luka yang sempat ia foto pada tubuh kedua korban.

Tak ingin berpikir lama, Bagas pun bergegas ke tkp tempat para korban mengalami kecelakaan, ia ingin membuktikan semua asumsi dan kecurigaannya terhadap kasus ini terbukti.

Jangan sampai ada kasus yang akan gantung bertahun-tahun lamanya seperti kasus mendiang pacarnya yang belum menemui titik terangnya hingga kini.

...***...

2 Jam Kemudian

“Apa ini lokasinya? Kenapa terpencil sekali!”, ucap Bagas yang tiba dilokasi yang masih banyak di kunjungi oleh berbagai pihak ini.

Melihat police line (garis polisi) dan water barrier (salah satu pembatas jalan) yang masih ada disana, Bagas pun mulai mendekati lokasi dan tak lupa ia mengambil beberapa gambar untuk dijadikan perbandingan dengan dua mayat yang ditemukan disungai.

Guard rail yang ada disana rusak cukup parah yang membuktikan bahwa telah terjadinya benturan yang cukup keras, ditambah lagi kondisi motor korban yang rusak cukup parah itu meyakinkan Bagas bahwa benar telah terjadi kecelakaan tunggal disana.

“Hah, yang benar saja. Kenapa aku malah terpengaruh perkataan pak tua itu?!”, ucap bagas.

Bagas yang teringat dirinya ketika menulis laporan kala itu, tak terlepas dari pengaruh argument ahli forensic yang tidak ada bukti bahwa dia benar-benar ahli forensic saat itu.

Namun Bagas tidak bisa menyangkal bahwa di tubuh para korban terdapat lukan dan memar yang tak wajar dimiliki oleh para korban kecelakaan tunggal hingga jatuh kedalam air begitu.

Bagas pun terus mengambil foto-foto di tkp untuk menelaah kembali akan firasatnya tidak mungkin keliru.

Kring…

Kring..

“Hei bajingan, kau dimana sekarang?”, pekik atasan Bagas yang ia abaikan sejak tadi siang.

“Apa lagi masalah mu? Ini sudah sore, kau tidak mungkin menyuruhku ke kantorkan!”

“Tentu saja kau harus ke kantor sekarang, direktur mencarimu!”

“Apa lagi yang diinginkan musang tua itu? Katakan saja padanya, tarik berita yang aku rilis”

“Oh, oh, lihatlah lagak bocah sialan ini. Kau tidak takut gajimu di potong, hah?”

“Cih, gajiku setiap bulan di potong. Apa lagi yang perlu aku takutkan!”, ucap Bagas yang kemudian mematikan hpnya.

Bagas yang selalu melanggar prosedur ini hampir setiap bulan gajinya dipotong, namun karena ia salah satu orang yang kompeten dan bertangung jawab pada setiap kasusnya, tidaklah di pecat dari perusahan.

Hal itu dikarenakan Bagas memiliki peran penting dalam mengembangkan perusahan sejauh ini.

Meski ia di juluki rubah berbisa dilingkungan kerjanya, lantaran tak pernah berpaling dari kasus yang ia tangani hingga menemukan titik terang, ia pun tidak pernah berpikir untuk meninggalkan perusahan atau pun berkhianat.

Tentunya setiap kasus yang di liputi oleh bagas bukanlah kasus yang remeh. Karena itu pula, ia juga memiliki julukan dari para fans yang disebut sebagai ‘bom waktu’.

Julukan itu bukanlah julukan biasa yang ia dapatkan, hal ini bermula dari setiap kasus yang ia tangani menjadi viral lantaran semua orang telah yakin si A adalah pelakunya.

Namun, Bagas yang selalu bertentangan pendapat dengan banyak orang ini akhirnya membuktikan fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan, ia berhasil membuktikan bahwa si B adalah dalang utamanya.

Hal itulah yang membuat perusahaan Bagas saat ini di terror oleh banyak pihak, lantaran postingan Bagas yang saat itu secara gamblang mengatakan pendapatnya bahwa kematian dua mayat yang ditemukan disungai itu mencurigakan lantaran banyak terdapat bekas memar di tubuh kedua jasad.

“Ya ampun, Bom Waktu muncul lagi setelah menghilang sekian lamanya!”

“Hah, aku penasaran akankah Bom Waktu meledak diakhir seperti yang biasa ia lakukan?”

“Tapi aku percaya akan pernyataan Bom Waktu, aku juga melihat mayat itu. Memang terdapat banyak memar ditubuhnya!”

“Apa pun itu, aku tetap mendukungmu Bom Waktu!!”

“Bom Waktu, semangat untuk memecahkan misteri di kasus ini!”

“Bom Waktu semangat memecahkan kasus dan mari meledak diakhir!!”

“Lihatlah, komentar-komentar gila yang mereka tulis ini”, ucap Bagas.

Bagas yang tidak habis pikir berita yang ia rilis tanpa sadar semalam menjadi viral dalam beberapa jam, bahkan menjadi pencarian teratas di Kota J yang mengalahkan pencarian artis papan atas saat ini.

Bagas pun tidak ingin lagi membaca komentar pada berita yang ia rilis semalam, ia kembali ke dunia nyata untuk mengambil berbagai gambar yang bisa di jadikan data dikemudian hari.

Namun mata bagas tertarik pada satu benda yang terlihat mencurigakan di tkp, ia pun tidak ingin melawatkan hal tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!