ketahuan

Setelah berbicara dengan Mama Dania, Cassandra dan sang mertua pun pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya. Saat sampai dan diperiksa oleh dokter, ternyata kondisi kandungan Cassandra sedikit melemah karena dipengaruhi oleh suasana hatinya sendiri. Hal itu membuat Mama Dania kebingungan sekaligus khawatir.

Setelah selesai pemeriksaan dan mengambil vitamin, Cassandra dan Mama Dania tidak langsung pulang. Mereka malah duduk di taman yang tak jauh dari ruang dokter kandungan tadi.

“Sayang, ada apa sebenarnya? Kenapa kamu sampai terlihat banyak pikiran dan begitu tertekan? Coba ceritakan pada Mama. Mungkin Mama tidak bisa membantu sepenuhnya, tapi paling tidak bisa meringankan bebanmu. Jadi, cobalah untuk cerita,” ucap Mama Dania dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Cassandra yang selama hampir satu tahun ini menahan sesak dan luka di dalam hati, akhirnya tak mampu lagi membendung air matanya. Ia menangis tergugu, membuat Mama Dania terkejut dan bingung. Setelah merasa lebih tenang, Cassandra mulai menceritakan semua yang ia rasakan, firasat-firasatnya, hingga peringatan dari Aldo.

Mendengar semua itu, Mama Dania marah dan kesal. Ia pun merasakan hal yang sama dengan Cassandra. Hatinya sakit mendengar bagaimana putranya telah berubah sejauh itu.

Belum selesai terkejut atas pengakuan menantu kesayangannya, pandangan Mama Dania tak sengaja tertuju pada sepasang pria dan wanita yang tampak mesra berjalan dari arah rumah sakit menuju parkiran mobil. Karena penasaran, Cassandra pun ikut melihat ke arah yang sama.

Saat menyadari siapa mereka, jantung Cassandra serasa berhenti berdetak. Ia melihat suaminya, Damar, berjalan menggandeng tangan adiknya sendiri—El. Bahkan Damar tampak mengelus perut El dengan penuh kasih.

Tubuh Cassandra mendadak lemas, namun ia berusaha tetap kuat. Mama Dania pun tampak sangat shock dan gemetar melihat perlakuan putranya sendiri.

Melihat mobil Damar pergi, Mama Dania bingung dan masih terpaku.

“Ma... Mama,” ucap Cassandra, menyadarkan mertuanya dari keterkejutan. Mama Dania pun sadar bahwa Cassandra juga melihat hal yang sama. Wajahnya tampak sangat terpukul dan penuh luka.

“Maafkan Mama, Sayang. Mama bukan ibu yang baik... Mama tidak bisa mendidik putra Mama hingga tega menyakitimu… hiks... hiks…” tangis Mama Dania pecah.

“Tidak, Ma. Ini bukan salah Mama. Mama adalah ibu yang baik. Hanya Mas Damar saja yang tidak bersyukur dan merasa selalu kurang,” ucap Cassandra, mencoba menguatkan diri meski air matanya terus mengalir. Bahkan rasa nyeri di perutnya mulai muncul, tapi tetap ia tahan.

“Ma, ayo kita ke tempat Mas Damar. Sandra ingin menyelesaikan semuanya, biar jelas dan tidak menimbulkan fitnah,” ucap Cassandra tegas.

Mendengar itu, Mama Dania menatap menantunya dengan rasa bersalah.

“Tapi... kita harus mencarinya di mana, Nak? Mereka pasti punya tempat persembunyian,” ucap Mama Dania putus asa.

“Sandra tahu, Ma. Tadi pagi, tidak sengaja Sandra menemukan surat kepemilikan apartemen atas nama Mas Damar dan El,” jawab Cassandra lirih, membuat Mama Dania kembali terguncang.

Tak lama kemudian, ponsel Mama Dania berdering.

“Halo, Pa,” ucap Mama Dania pelan, bahkan lupa mengucapkan salam.

“Ma, Mama di mana sekarang?” tanya Papa Dimas, ayah Damar.

“Mama di rumah sakit, mengantar Cassandra kontrol kandungan. Ada apa, Pa?” tanya Mama Dania sambil menahan tangis.

“Papa sedang sangat marah sekarang! Kamu tahu tidak, Damar menggunakan dana perusahaan dalam jumlah besar dan sudah tidak masuk kerja selama satu minggu penuh! Dan lebih parahnya, sekretarisnya juga hilang!” ucap Papa Dimas dengan nada tinggi.

“Pa, nanti saja marahnya. Sekarang, susul Mama di Jalan XXX. Mama dan Cassandra akan ke sana,” ucap Mama Dania tegas.

“Ada apa, Ma? Ada masalah dengan menantu dan calon cucu kita?” tanya Papa Dimas mulai khawatir.

“Sudah, Pa. Jangan tanya dulu. Kita lihat dulu di sana. Pokoknya Papa segera ke sana,” ucap Mama Dania.

“Baik, Ma. Papa akan ke sana sekarang. Mama dan Cassandra hati-hati ya,” ucap Papa Dimas.

Setelah itu, mereka pun pergi menuju alamat yang tertera di dokumen apartemen—Papa Dimas dari arah berbeda.

Namun, Cassandra dan Mama Dania sampai lebih dulu. Mereka langsung menuju unit apartemen yang diketahui dari surat yang ditemukan Cassandra. Saat berdiri di depan pintu unit, tubuh Cassandra sudah gemetar, begitu juga Mama Dania. Dengan perlahan, Cassandra menekan bel.

---

Sementara itu, di dalam apartemen, El dan Damar sedang berada di atas tempat tidur, hanya mengenakan handuk. Mereka bersiap melakukan perbuatan yang tidak pantas dilakukan tanpa ikatan pernikahan.

Ketika suara bel terdengar, awalnya mereka mengabaikannya. Tapi setelah lima kali berbunyi, mereka pun bangkit dengan kesal, lalu membuka pintu tanpa mengecek siapa yang datang. Dengan pakaian yang tidak pantas—hanya memakai handuk—mereka membuka pintu.

Betapa terkejutnya mereka ketika melihat Cassandra dan Mama Dania berdiri di depan pintu.

“Sandra… Mbak Sandra…” ucap Damar dan El bersamaan.

“Mama… Tante…” lagi-lagi bersamaan.

“Maaf kalau aku mengganggu. Aku ke sini hanya ingin mengucapkan selamat… atas kehamilan El. Tapi sayang… itu anak hasil zina,” ucap Cassandra dengan tenang namun menyayat.

“Selamat, El, karena kamu berhasil menjadi duri. Semoga duri itu suatu hari nanti tidak menusukmu sendiri,” lanjut Cassandra.

“Dan untuk kamu, Mas… apa sudah tidak ada lagi wanita di dunia ini, sampai kamu berselingkuh dengan adikku sendiri? Apa karena kamu kasihan melihat dia tidak laku di luar sana, jadi kamu mau jadi jodohnya? Karena kalau dia laku di luar sana, tidak mungkin dia mengambil suami kakaknya sendiri.

Sayang sekali, El. Wajah dan tubuh cantikmu hanya dijadikan simpanan. Mentok-mentoknya jadi istri siri. Aku kira kamu akan mendapatkan jodoh orang hebat karena kepintaran dan kecantikanmu. Tapi ternyata kamu sangat murah… Kamu bahkan mengambil bekas kakakmu sendiri.

Baiklah, aku ikhlaskan semua yang kamu ambil. Dan kamu, Mas… kamu pemimpin hebat, katanya. Tapi ternyata kamu gak kalah murah dari El. Karena kamu mau menampung wanita yang tidak laku,” ucap Cassandra dengan suara tegas, meski wajahnya penuh luka.

“Maaf... Sandra tidak sopan. Sandra pamit,” ucap Cassandra sebelum berlalu pergi.

El dan Damar hanya bisa terdiam membeku. Tapi tiba-tiba—

PLAK! PLAK! PLAK! PLAK!

Suara tamparan keras terdengar. Dua untuk pipi Damar, dua untuk pipi El.

“Benar apa yang dikatakan Sandra. Kalian itu murahan! Yang satu, pria penampung wanita murahan. Dan yang satu, wanita murahan yang tidak laku!

"Kalau kau, El, memang layak dan laku di luar sana, kau tidak akan menggoda iparmu hanya demi jadi yang kedua. Sampai mati pun Mama tidak akan merestui hubungan kalian! Apalagi kau, Chelsea! Mama tidak sudi punya menantu sepertimu! Mama dulu menyayangimu seperti putri Mama sendiri. Karena kamu cantik, terlihat baik. Tapi ternyata itu semua cuma kedok untuk merebut suami kakakmu sendiri!

"Ingat! Hukum karma itu ada! Jika kau berani menyakiti saudaramu sendiri, maka balasannya akan jauh lebih kejam! Sekarang mungkin kamu merasa menang. Tapi suatu hari nanti, rasa bersalah dan ketakutan akan membayangi hidupmu.

"Lihat kakakmu itu! Wanita yang sempurna dan baik… Tapi tetap diselingkuhi oleh suaminya. Kamu yakin Mas Damar tidak akan melakukan hal yang sama padamu saat tubuhmu nanti tak semenarik sekarang karena kehamilanmu itu?” ucap Mama Dania sambil menangis dan menggigil marah.

---

Bersambung

Terpopuler

Comments

Yati Syahira

Yati Syahira

laknat berdua pezina ,semoga perusahaanya di ambil sama bpknya apartemenya di jual juga sma ortunya damar

2025-01-15

2

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Papa Damar sementara lebih baik perusahaan di ambil alih LG, pecat Damar dan nanti perusahaan berikan pada anak Casandra tp setelah dia lahir dan Casandra cerai dr Damar. Biarkan tuh si ulet keket merasakan ambil suami sampah yg kere

2024-06-28

0

Irma

Irma

aku ngga tau mau komen apa saking keselnya aku tuh

2024-06-27

1

lihat semua
Episodes
1 Cassandra Zahra Aqila
2 sedikit titik terang
3 ketahuan
4 meminta izin
5 kemarahan papa dimas
6 kondisi Casandra
7 nasib Chelsea
8 Via
9 2 tahun
10 hina
11 kecurigaan
12 flashback 1
13 flashback 2
14 flashback off
15 nasib Cika
16 kemarahan Casandra
17 kedatangan kelvi
18 menghubungi mama
19 kesedihan mama kayana
20 Es balok
21 kedatangan mama kayana
22 Zayan Elvano Ramsey
23 masalah pabrik
24 kemarahan Mira
25 Mencari tau
26 Menitipkan anak
27 kenyataan
28 Chelsea shock
29 pergi kekota asal
30 pertemuan tak terduga
31 tidak cinta lagi
32 pertemuan
33 Ian dan putra
34 peluang
35 Mengutarakan perasaan
36 berkunjung
37 tamu tak di undang pingsan
38 Berkunjung
39 hama di restoran
40 masalah
41 Menghukum
42 toko kue
43 keputusan mama kayana
44 permohonan cerai
45 Alisa Sutedjo
46 Mengusir alisa
47 Hukuman untuk Alisa dan Ila
48 Tamu tak di undang
49 lampu hijau dari mama kayana dan Sandra
50 kebenaran
51 Fitting Baju
52 kebenaran Tentang Ian
53 kepanti
54 Undangan
55 pernikahan
56 penculikan
57 Menyelamatkan Olivia
58 Tidak Terima
59 Hadiah Untuk Elvina
60 Elvano cemburu
61 Kecelakaan
62 kelahiran
63 kabar baik
64 kejutan
65 kedatangan papa Cakra
66 kepesta
67 Yunda kalah
68 melahirkan
69 kepergian
70 Pemakaman
71 menyelesaikan masalah
72 calon pengganggu
73 kondisi Dea
74 Draft
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Cassandra Zahra Aqila
2
sedikit titik terang
3
ketahuan
4
meminta izin
5
kemarahan papa dimas
6
kondisi Casandra
7
nasib Chelsea
8
Via
9
2 tahun
10
hina
11
kecurigaan
12
flashback 1
13
flashback 2
14
flashback off
15
nasib Cika
16
kemarahan Casandra
17
kedatangan kelvi
18
menghubungi mama
19
kesedihan mama kayana
20
Es balok
21
kedatangan mama kayana
22
Zayan Elvano Ramsey
23
masalah pabrik
24
kemarahan Mira
25
Mencari tau
26
Menitipkan anak
27
kenyataan
28
Chelsea shock
29
pergi kekota asal
30
pertemuan tak terduga
31
tidak cinta lagi
32
pertemuan
33
Ian dan putra
34
peluang
35
Mengutarakan perasaan
36
berkunjung
37
tamu tak di undang pingsan
38
Berkunjung
39
hama di restoran
40
masalah
41
Menghukum
42
toko kue
43
keputusan mama kayana
44
permohonan cerai
45
Alisa Sutedjo
46
Mengusir alisa
47
Hukuman untuk Alisa dan Ila
48
Tamu tak di undang
49
lampu hijau dari mama kayana dan Sandra
50
kebenaran
51
Fitting Baju
52
kebenaran Tentang Ian
53
kepanti
54
Undangan
55
pernikahan
56
penculikan
57
Menyelamatkan Olivia
58
Tidak Terima
59
Hadiah Untuk Elvina
60
Elvano cemburu
61
Kecelakaan
62
kelahiran
63
kabar baik
64
kejutan
65
kedatangan papa Cakra
66
kepesta
67
Yunda kalah
68
melahirkan
69
kepergian
70
Pemakaman
71
menyelesaikan masalah
72
calon pengganggu
73
kondisi Dea
74
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!