ADIKKU DURI DALAM RUMAH TANGGAKU
Cassandra Zahra Aqila
Wanita cantik berusia 24 tahun ini adalah istri dari seorang pengusaha muda bernama Damar Aditya Gunawan.
Pernikahan mereka sudah berjalan selama dua tahun dan semuanya berlangsung dengan baik serta penuh kebahagiaan. Kebahagiaan itu pun bertambah karena saat ini Cassandra sedang hamil anak pertama mereka yang sudah berusia enam bulan.
---
Pagi ini, Cassandra sedang menyiapkan pakaian untuk suaminya, juga untuk dirinya sendiri, karena hari ini adalah hari wisuda adik perempuannya satu-satunya.
“Mas, ini bajunya ya. Udah aku siapkan. Aku mau siap-siap juga, ya,” ucap Cassandra kepada suaminya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Iya, Sayang. Terima kasih,” jawab Damar. Setelah itu, mereka pun bersiap-siap.
Tak lama kemudian, Damar dan Cassandra sudah selesai berdandan dan berangkat menuju tempat wisuda adik Cassandra.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka pun sampai dan bertemu dengan mama dan papa Cassandra, serta adiknya, Chelsea Zara Audra.
“Ma... Maaf kami terlambat, ya?” ucap Cassandra pada sang mama.
“Tidak, Nak. Acara baru mulai. Yuk, duduk,” ucap Mama Cindy. Mereka pun menyaksikan acara tersebut.
Tak terasa, acara pun selesai, begitu juga sesi foto bersama.
“Chelsea, selamat ya. Mbak bangga padamu,” ucap Cassandra dengan tulus.
“Iya, terima kasih, Mbak,” jawab Chelsea dengan nada datar.
“Selamat, Chelsea. Semoga cepat dapat pekerjaan,” ucap Damar.
“Terima kasih, Mas,” ucap Chelsea dengan antusias, sambil menggelayut manja pada Damar. Semua orang sudah biasa melihat hal itu. Mereka pikir karena Chelsea adalah anak bungsu dan tidak memiliki kakak laki-laki, maka ia manja kepada Damar.
“Mas, kan El sudah lulus kuliah. Jadi, boleh ya El kerja di perusahaan Mas? Bukannya Mbak Cassandra sudah hamil besar. Kalau harus jadi sekretaris Mas, kasihan juga. Jadi, biar El saja yang gantiin daripada nyuruh orang lain,” rayu Chelsea pada kakak iparnya.
Mereka pun berpikir, memang benar bahwa kehamilan Cassandra sudah besar. Kasihan jika harus sibuk di kantor.
“Bagaimana, Sayang? Menurut kamu?” tanya Damar pada Cassandra.
“Sebenarnya aku masih kuat, Mas, untuk bekerja—” ucapan Cassandra dipotong oleh sang mama.
“Sudahlah, Sandra. Berikan saja pekerjaan itu pada adikmu. Kamu juga sedang hamil besar. Jadi, kamu bisa istirahat, dan El bisa belajar mandiri,” ucap Mama Cindy membela Chelsea, sementara sang papa hanya diam.
“Baiklah, Mas. Aku akan di rumah, dan El bisa menggantikan aku mulai besok. Besok akan aku beri tahu apa saja pada El,” jawab Cassandra, meskipun dengan terpaksa. Bukan karena ia pelit, tapi entah kenapa, ia memiliki firasat bahwa akan terjadi sesuatu, meski ia tidak tahu apa itu.
Setelah itu, mereka pun pulang ke rumah masing-masing. Cassandra dengan perasaan tak menentu, sedangkan Chelsea begitu bahagia, sudah banyak sekali rencana yang dipikirkannya untuk hari-hari berikutnya.
---
Keesokan harinya, Cassandra dan Damar sudah sampai di kantor, begitu juga dengan Chelsea yang sangat antusias.
Hari itu terlewati dengan aman dan lancar. Semua yang dijelaskan Cassandra dapat dimengerti oleh Chelsea. Apalagi ada asisten pribadi Damar yang akan membantu di sana. Hal itu berlangsung selama beberapa hari, hingga akhirnya Cassandra tidak lagi pergi ke kantor dan hanya berada di rumah.
Seperti hari ini, setelah mengurus suaminya, Cassandra duduk di taman belakang mengerjakan pekerjaannya sendiri tanpa sepengetahuan siapa pun. Ya, Cassandra memiliki restoran yang dibangunnya sendiri selama tiga tahun ini. Sebelum menikah dengan Damar, Cassandra memang sekretaris Damar, tapi tanpa sepengetahuan siapa pun, ia membuka usaha restoran. Dari hanya satu cabang, kini sudah memiliki 15 cabang: 13 di kota besar dalam negeri, dan dua di luar negeri.
Cassandra sebenarnya sudah ingin memberi tahu keluarganya, tapi entah mengapa selalu saja ada halangan. Hingga saat ini, ia belum sempat memberi tahu siapa pun.
Sementara itu, di kantor Damar, waktu makan siang sudah tiba. Namun karena Damar masih banyak pekerjaan, ia tidak keluar untuk makan.
Tok... Tok... Tok... suara ketukan pintu ruangannya.
“Masuk,” jawab Damar.
“Mas, ini El bawain makan siang buat Mas,” ucap El.
“Terima kasih, El. Gak perlu repot-repot,” jawab Damar sambil tetap menatap layar laptopnya.
Melihat sikap Damar yang tak peduli, El pun kesal karena tidak dipedulikan.
Sialan Mas Damar. Kenapa sih gak mau lihat aku? Kenapa harus Mbak Sandra? Cantikan juga aku, tubuhku juga lebih menarik. Lihat saja, akan kubuat kau bertekuk lutut di hadapanku. Hanya aku yang boleh memiliki kamu, Mas, batin El penuh dendam.
Maaf, Mbakku sayang... jangan salahkan aku. Karena kamu yang bodoh memberi jalan buatku untuk merebut suamimu. Coba kalau kau tidak setuju aku kerja di sini, pasti tidak akan seperti ini. Hehehe... Tapi aku bersyukur kamu bodoh, pikir El dengan licik.
Setelah berpikir keras, El pun membulatkan tekad. Hari ini, ia harus bisa membuat Damar menjadi miliknya.
El membuka blazernya dan kini hanya mengenakan tank top ketat dan rok span mini. Dengan perlahan, El mendekati Damar, berdiri di belakangnya, dan mengusap dada Damar perlahan. Damar kaget dan tegang.
“Mas, kok dari tadi El dicuekin sih? El udah bawain makan siang buat Mas, tapi gak dihargai. Bikin El sebel deh... atau Mas gak mau makan nasi, maunya makan El saja?” bisik El menggoda di telinga Damar sambil meniup lembut.
“El, apa yang kamu lakukan? Duduk yang benar sana. Ini gak baik, aku ini kakak iparmu,” ucap Damar gugup.
“Benarkah ini tidak baik? Kalau begini bagaimana?” ucap El sambil memutar kursi Damar dan duduk di pangkuannya.
Damar terkejut melihat pakaian El yang begitu terbuka.
“Begini bagaimana, Mas? Apa ini benar? Apa Mas suka?” ucap El terus menggoda.
“El, cepat bangun! Ini tidak benar!” ucap Damar gugup, bahkan menelan ludah pun terasa sulit.
“Apa Mas gak menyesal kalau El pergi? Mas pasti kelaparan, kan? Sejak Mbak Sandra hamil besar, tubuhnya juga jadi berisi. Apa Mas gak mau coba makanan baru seperti El yang masih segar?” goda El makin berani.
“Ayolah, Mas. El sudah menunggu lama untuk momen ini. Apa Mas gak tahu kalau El sangat menginginkan Mas, lebih dari siapa pun. Lihatlah... El sudah siap,” ucapnya penuh gairah.
“Tapi El... Cassandra bagaimana?” tanya Damar, mulai goyah.
“Gak usah dipikirin, Mas. Wanita bodoh itu gak akan tahu apa pun. Biarin kita bersenang-senang sejenak,” ucap El yang mulai beraksi.
Damar pun berpikir keras. Meskipun hatinya menolak, namun nafsu mulai menguasai akal sehatnya. Dengan perlahan, Damar mengunci pintu otomatis, dan entah siapa yang memulai… terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan.
Bersambung
Sudah di revisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Yati Syahira
adik laknat sama dgn lakinya
2025-01-15
0
Selamet Turipno
teng top leptop/Facepalm/
2024-12-25
0
Soraya
mampir thor
2025-03-20
0