CHAPTER 14

Hari beranjak siang. Akhirnya mereka memutuskan untuk istirahat, dan sholat dhuhur.

Setelah sholat mereka bersantai sejenak di teras masjid .

" Hmm, Dera ". Panggil Nindi

" Iya ". Jawab Dera

" Hehe,, heee ,,,, aku lapar". Kata Nindi

" Bisa nggak kita makan dulu?" Tanya Nindi

" Sebentar ya aku tanya yang lain" jawab Dera

" Oke" kata Nindi.

" Hmm Bagus gimana kalau kita makan dulu?" Tanya Dera

" Kenapa?" Tanya Bagus

" Kamu sudah lapar Dera?" Tanya Bagus lagi

" Tuh , ada yang request makan". Jawab Dera sambil melihat Nindi.

" Yang dilihat cuma senyam-senyum ."

" Boleh deh ". Jawab Bagus.

" Iya kayaknya aku juga butuh kopi ." Jawab Ardi

" Kita mau makan dimana Nin?" Tanya Dera

" Aku ngga tahu daerah makanan di kota". Jawab

Dera

"Hmm, gimana kalau kita ke cafe langganan kita" kata Ardi

Tampak Dera diam dan berfikir.

" Tenang aja bukan cafe yang mahal. Itu cafe standar mahasiswa. Jadi aman di kantong ". Jawab Bagus

Bagus tahu sifat Dera yang tidak enakkan dan tidak ingin terlalu merepotkan orang.

" Iya Dera, santai aja ". Kata Ardi

Karena Ardi pun bisa membaca diamnya Dera

" Hmm, bukan begitu. Kami hanya tidak ingin lebih merepotkan kalian".

Jawab Dera

"Gini ya Dera , anggap kamu tamu kami. Jadi biarkan kami menjamu kalian.

Besok bisa gantian. Kalau kita main ke tempat mu kalian yang menjamu kami. Gimana ?" Tanya Bagus

" Hmm, baiklah. Tapi bener ya gantian". Kata Dera memastikan.

" Siap!" Jawab Bagus dan Ardi serempak

Akhirnya mereka makan siang di cafe langganan Bagus dan Ardi

Ketika mereka masuk ke dalam cafe. Ternyata ada teman Bagus dan Ardi salah satu pemilik cafe

Yah mereka bertiga sebenarnya adalah pemilik cafe tersebut. Bedanya yang selalu ada di tempat adalah Abdi. Sedangkan Bagus dan Ardi dengan bisnisnya yang lain .

Baru saja Abdi akan membuka mulut Bagus sudah melotot begitu pun Ardi

Abdi yang tahu kodenya langsung diam

Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka. Terutama Bagus.

Dia adalah Lia. Perempuan teman mereka yang memang dari awal menyukai Bagus

Lia heran . pasalnya baru kali ini Bagus datang dengan wanita

Dan terlihat sekali bagaimana Cara Bagus memperlakukan nya.

Dan itu membuat Lia marah

" Duduk sini Dera, Nindi ". Kata Bagus.

" Terimakasih". Jawab Dera dan Nindi.

"Silahkan kalian pesan dulu" . Aku ke toilet sebentar ". Kata Bagus

" Ar, kamu jaga mereka ".

Kata Bagus.

Ketika berjalan menuju toilet. Tiba tiba tangan Bagus ditarik Abdi

" Jelasin ke aku Gus!" Kata Abdi

" Kepo !" Jawab Bagus.

" Ya , iyalah kepo. Orang seumur umur kamu nggak pernah bawa cewek. Ini tiba-tiba bawa cewek. Beda banget lagi". Cerocos Abdi

" Dan kayaknya Lo yang kelihatan banget sukanya". Kata Abdi.

" Menurutmu yang mana?" Tanya Bagus

Malah membuat Abdi tambah penasaran

" Menurut Lo?" Kamu kira aku buta , ngga bisa ngeliat gesture mu kemana ?" Tanya Abdi balik.

" Menurutmu?" Tanya Bagus.

" Yang pake Hem pink kan ?" Kata Abdi.

" Dan Bagus mengacungkan jempolnya ". Pinter!" Gimana menurutmu?" Tanya Bagus balik

"Hmm, jujur kaget sih. Beda banget style nya sama temen temen cewek kita biasa main.

" Tapi secara muka jujur cantik alami bro. No make up". Jawab Abdi

" Dan kembali Bagus mengacungkan jempolnya". Yap. Dia apa adanya bro.". Jawab Bagus

"Udah aku balik dulu. Ntar kalau kesini aku ceritain lebih banyak". Kata Bagus.

" Jangan lupa kerja yang bener!"" Teriak Bagus.

" Dasar wong edan!" Sewot Abdi.

Bagus berjalan kembali ke mejanya.

" Sudah pesen kalian?" Tanya Bagus.

" Sudah ". Jawab Dera.

" Lo lama banget Gus di toilet. Tidur Lo" . Kata Ardi

" Antri." Jawab Bagus

Setelah semua pesanan mereka datang. Mereka makan dengan khidmat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!