" Seenaknya menyerang adikku apa kalian bosan hidup..?" ucap Tangsan, dengan suara yang keras, emosinya meningkat sampai pada titik dia ingin segera menghabisi semua orang yang berani menyakiti adiknya, aura didalam tubuhnya semakin meledak sangat hebat, menyebabkan angin berputar disekitar tempat itu seketika suasana yang ramai ditempat itu menjadi senyap semua orang menghindar, ada yang berlari, ada yang bersembunyi menjauh dari tempat itu karna takut terkena serangan tekanan dari Tangsan
" Rasakan ini...!" teriak Tang San, mengeluarkan tinju api berbentuk kepalan tangan yang besar ke arah mereka, aura tinju api sangat dahsyat, membuat fluktuasi angin disekitar tinju, dan melesat sangat cepat ke arah mereka, mereka semua seketika pucat pasi tak berdaya untuk menahan datangnya tinju dengan aura yg mengerikan tersebut, sedangkan mereka masih tak bisa bergerak tertekan oleh aura Tangsan yang mengintimidasi mereka semua, seakan pasrah menghadapi dewa kematian
Booomm
Tempat disekitarnya berantakan menimbulkan debu yang bertebaran kemana mana, kemudian samar samar terlihat sosok pria dewasa yang terlihat sangat elegan, dengan rambut panjang terurai berdiri tegap, dengan kedua tangan berada dibelakang, tangan kiri menggenggam tangan kanannya, dia menahan serangan barusan hanya dengan aura tubuhnya saja yang membentuk seperti kubah pelindung
" Anak muda jangan terlalu influsif begitu, pahami situasinya dulu" ucap sosok pria tersebut dengan tenang serta pandangannya mengarah ke arah gadis berambut putih seperti mutiara dan dia sedikit tersenyum
Sementara gadis berambut putih melihat pria tersebut muncul, melepaskan pelukannya dari Tanghan dan berlindung dibelakangnya dengan menunduk dan memegang ujung baju Tanghan
" Siapa anda..? Kenapa anda melindungi para pengacau itu..!?" tanya Tangsan, dia tidak dapat merasakan ranah sosok pria didepannya, tapi dia merasa ranah orang itu jauh lebih tinggi darinya, bahkan mungkin setara dengan ayahnya, dan itu membuat dia semakin waspada, keinginan bertarungnya memuncak walau merasakan sedikit tekanan dari sosok didepannya, tapi dia juga merasa tidak ada niat membunuh dari pria didepannya tersebut
" hahahaha anak muda keluarkan seluruh kemampuan mu, aku akan menemanimu bermain" jawab sosok pria dewasa didepannya tersebut dengan santai
" baiklah karna anda yang memintanya, maka jangan salahkan aku" balas Tangsan langsung menyerang pria tersebut, dia kesal karna seperti dianggap remeh oleh lawannya
Tangsan menyerangnya dengan sekuat tenaga, tidak berani meremehkan lawannya, seratus jurus telah terlalui tapi tak ada satu serangan Tangsan yang mengenai sosok pria tersebut, malah dia dengan santai menghindari dan kadang menangkisnya sambil tertawa dan tersenyum dengan kedua tangan ditaruh dibelakang tubuhnya sesekali satu tangannya menangkis lembut serangan Tangsan dan kembali meletakkannya ke belakang tubuh
Merasa dipermainkan Tangsan semakin tersulut emosi, menambah kekutan dan kecepatannya hingga pertarungan mereka hampir tak terlihat, apalagi bagi yang masih diranah penempaan tubuh sama sekali tidak dapat melihat, hanya kelebatan kelebatan yang dapat mereka lihat
" Tinju api penghancur.." teriak Tangsan, mengerahkan tinju api penghancur ke level maksimal, gelombang energi sangat dahsyat terasa oleh orang orang yang menonton dari kejauhan, seketika sosok tersebut mejadi serius dan berkelebat dengan kecepatan sangat tinggi ke arah Tangsan memukul dadanya
Booomm 💥
Seketika Tangsan terlontar kebelakang dan masih dapat berdiri dengan tegap terkena pukulan dari pria tersebut, dia merasa sedikit nyeri, tapi serangan itu tidak membahayakan tubuhnya
" Anak muda sebaiknya kau simpan tenaga mu dulu, kita lanjutkan diluar kota ini bagaimana" ucap orang tersebut dengan santai, lalu berbalik membelakangi Tangsan menghadap ke arah keenam orang yang tadi mengejar wanita berambut putih seperti mutiara
" Kalian pulang lah...!!!" perintah pria tersebut dengan tegas
" Hormat tuanku, tapi tu.." belum selesai salah satu dari mereka yang terlihat memimpin hendak menjawab, dia mengerahkan energi pengekangan kepada mereka
" kalian segera kembali sekarang juga !!, aku yang akan bertanggung jawab" ucap sosok pria dewasa itu tegas kepada mereka
" Maafkan kami tuanku, kami siap melaksanakan perintah tuanku" jawab mereka semua, lalu mereka semua membungkuk memberi penghormatan yang dalam, dan segera berlalu dari tempat itu
Lalu sosok pria dewasa itu berbalik menatap kearah Tanghan dan gadis berambut putih dia sedikit menyelidik lalu tersenyum dan kembali melihat ke arah Tangsan
" Bagai mana anak muda, masih mau lanjut ? mari kita selesaikan di luar kota ini" sambil tersenyum pria itu melesat keluar kota dengan santai melompat lompat di setiap atap bangunan disekitar tempat itu
" Siapa takut..!" Tangsan pun segera menyusul pria dewasa tersebut dengan melompati setiap atap bangunan di tempat itu
" Kakak ke...." teriak Tanghan ingin mengatakan
" Sudah cukup biarkan saja", tapi kakaknya sudah melesat mengikuti orang tersebut
Tanghan melihat hal itu segera berkata pada Xanxan dan Wenwen
" Kalian berdua jangan ikuti aku tetap disini, lindungi gadis ini" ucapnya Tanghan kepada keduanya
dengan sedikit mengerutkan alis Wenwen menjawab" Tapi tuan muda sudah tugas kami melindungi tuan muda" mereka hendak mengikuti Tanghan
Lalu gadis berambut putih memegang lengan kiri Tanghan dan sedikit menariknya lalu berkata
" Jangan pergi..." ucap gadis tersebut terdengar lembut sekali dan ada nada takut didalamnya
Tanghan menatap gadis tersebut lalu di menundukkan kepalanya dan ingin melepaskan pegangan tangan gadis tersebut, tapi tak tau mengapa ia tidak melepaskan nya lalu berkata
" Kamu tunggu disini, saya harus segera menyusul kakakku" ucapnya sedikit malu karna bukannya melepaskan tangan gadis itu malah memegang tangan gadis itu dengan tangan kanannya dan merasakan kalau jari jemari gadis ini sangatlah lembut
" Ruyi ikut ya kak" ucap gadis itu dengan menyebut namanya dan memegang kembali lengan Tanghan
" Baiklah..." jawab Tanghan tak sanggup menolak keinginan Ruyi, mereka pun bergegas berlari ke luar kota kerajaan
setibanya di sana terlihat kerumunan orang yang hendak menonton jalannya pertarungan dua sosok yang berada di ranah alam langit
Tanghan menggelengkan kepalanya, segera ia menerobos kerumunan orang di sana maju ke depan, dia melihat kakak keduanya berdiri berhadap hadapan dengan pria tersebut yang terlihat tenang sekali, kedua tangannya masih saja berada dibelakang, dengan santai pria itu menatap ke arah kedatangan mereka dan terlihat sedikit tersenyum kepada mereka
" Baiklah paman sebaiknya kau serius melayaniku sekarang" ucap Tangsan yang sudah tersulut emosi melihat pria didepannya seperti tidak menganggapnya sama sekali
Hahahahaha 😂
" Anak muda ..! Bahkan aku lebih tua dari ayah dan kakekmu si TangWu itu" balas pria itu
" Tapi tak masalah, bagus juga kau memanggilku paman" ucap pria itu sambil tetap terkekeh
Dalam hati Tanghan pria ini bukan orang sembarang dia bisa mengetahui siapa kakeknya, begitu pun Tangsan yang sudah bersiap tiba tiba sedikit tercengang karna pria ini mengenal kakeknya, karna emosinya sudah tinggi, jadi dia hanya berpikir paling pria ini sempat melihat kedua pengawal mereka, serta melihat lambang keluarga tang di kerah baju mereka, sebelum pergi mencari penginapan, ya pantas lah dia tau dengan kakeknya, siapa juga yang tidak kenal Tang Wu, kalau sudah melihat lambang keluarga tang nya menurut pikirannya yang masih penuh emosi
Tang San langsung melesat dengan kecepatan yang sangat tinggi menyerang dengan tinju api penghancur dengan kekuatan penuh tapi kali ini, dia menyiapkan tameng ditubuhnya untuk melindungi diri dari serangan balik pria tersebut
Dengan santai pria itu malah membelokkan tinjunya ke langit hingga menimbulkan gemuruh dilangit lalu menghilang dari pandangan mata
" hahahahaha 😂 anak muda apa tidak ada jurus lain" ucap pria itu mengejek Tangsan
Semakin geram Tangsan langsung melesat kearah pria tersebut tepat berhadapan didepan pria tersebut
" Rasakan tinju gajah nagaku ini" ucap Tangsan
Dengan santai dia menangkisnya dan menghindar kesamping, efek dari tinju yang menghantam angin membuat area didepannya pora poranda, lalu tiba tiba pria tersebut menendang, Tangsan dengan sigap menangkis lalu mundur sejauh sepuluh tombak kebelakang
" Hemmm, nampaknya aku harus menggunakan jurus warisan keluarga ! Maafkan San'er ayah, kakek San'er terpaksa ! dari pada San'er dipermalukan" ucap Tangsan dalam hatinya
" Bersiaplah kali ini aku akan mengalahkan mu.." ucap Tangsan yang berapi api bersiap menggunakan jurus pertama warisan keluarga tang
" hahahaha nampaknya sekarang kau sudah mulai serius baiklah, mari kita bermain dengan lebih serius anak muda" balas pria itu menghentikan tawanya, memandang Tangsan dengan perasan sedikit puas sudah lama otot otot nya hanya diam saja dan sedikit tersenyum
........>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ahmad Mujahid
terlalu cepa
2024-12-02
0
Agni Amerta
lanjut
2024-10-16
0
Ani Sumarni
Hmmm oh oh oh siapa Dia/Good//Good//Bye-Bye/
2024-10-04
0