JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu

Sraak sraaak

Buuk buuk

Klotak

Haneul hanya melihat apa yang sekarang ibunya sedang lakukan. Bukannya beristirahat sepulang dari rumah sakit, Hyejin malah sibuk membereskan barang-barangnya. Haneul sedikit merasa frustasi ketika Hyejin sama sekali tidak mau diam. Bahkan ucapannya tidak diindahkan oleh sang ibu.

" Eomma, please stop! Apa Eomma mau pingsan lagi?"

" Eomma tidak apa-apa sayang, kita harus cepat. Kita tidak lagi bisa tinggal di sini."

Haneul membuang nafasnya kasar. Meskipun dia sudah menduga hal itu, tapi tetap saja bocah berusia 7 tahun terkejut. Ia tahu bahwa ibunya akan memilih untuk segera pindah dari rumah ini setelah mengetahui bahwa Haneul memberitahu tempat yang mereka tinggali kepada kakek dan neneknya.

Hyejin tidak marah padanya, tapi dia melakukan dengan cara yang lain yakni kembali melarikan diri. Haneul memejamkan matanya sejenak, mungkin apa yang ia lakukan ini akan sedikit membuat ibunya sakit hati. Tapi, bagaimanapun ia harus mencobanya.

" Eomma, STOP!!! Eomma, mengapa sih Eomma bersikukuh untuk lari. Ini sudah bertahun-tahun Eomma, berhentilah untuk lari. Berhentilah untuk menghindar, dan berhentilah untuk menanggungnya sendiri. Eomma sakit, Eomma butuh keluarga Eomma dan aku tidak sanggup jika harus merawat Eomma sendiri. Apa Eomma sungguh tidak merindukan keluarga Eomma!"

Tak

Hyejin menghentikan apa yang saat ini sedang ia lakukan. Ucapan Haneul yang sedikit keras dan nada suara yang tinggi itu cukup membuat Hyejin terkejut. Ini adalah kali pertama Haneul bicara seperti itu padanya. Hyejin sampai terpaku dan tidak mengucapkan sepatah katapun saat ini.

Sedangkan Haneul, ia membuang nafasnya kasar. Ia menyadari bahwa dirinya salah, tapi sungguh dia tidak sungguh-sungguh di dalam perkataannya yang mengatakan bahwa dia tidak sanggup merawat Hyejin. Jika pun harus ditukar dengan semua kehidupannya dan kesukaannya di bidang musik dengan merawat Hyejin, tentu ia akan meninggalkan itu semua lalu memilih untuk merawat sang ibu. Ungkapan kasih anak sepanjang galah dan kasih sayang ibu sepanjang jalan, tidak akan pernah terjadi dalam diri dan hidup nya.

Greb

Haneul bangkit dari duduknya lalu memeluk sang ibu dari belakang. " Maaf Eomma, aku sungguh tidak bermaksud untuk bicara seperti itu. Aku hanya ingin Eomma berdamai dengan keadaan. Aku tahu itu tidak akan mudah, tapi tidak da hal yang tidak bisa dilakukan. Dan pertama-tama adalah dimulai dari keluarga. Biarkan kakek dan nenek menemui Eomma, aku yakin mereka sangat rindu. Apa Eomma tidak rindu padaku jika aku pergi? Hanya satu hari kegiatan di luar saja Eomma sudah sangat merindukanmu, apalagi ini kakek nenek sudah tidak bertemu dengan Eomma selama bertahun-tahun. Betapa sakit hatinya mereka menahan rindu pada putrinya."

Hiks hiks hiks

Air mata Hyejin tumpah. Ini pertama kali ia menangis di depan sang putra. Semua yang diucapkan oleh Haneul benar adanya. Selama ini dia sangat egois, dengan alasan malu karena peristiwa buruk yang pernah terjadi dalam hidupnya membuatnya menjauh dari keluarganya. Padahal sebenarnya ia bisa bercerita dan mencari perlindungan dari keluarganya.

" Maafkan Eomma Han, Eomma sungguh minta maaf padamu."

Tidak banyak yang Hyejin ucapkan selain kata maaf. Dan ia membalas pelukan sang putra dengan dekapan yang erat.

Di dalam kamar, Hyejin kembali memikirkan kata-kata yang diucapkan oleh Haneul. ia menatap langit-langit kamarnya, mengambil nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan.

" Sepertinya aku memang tidak bisa pergi dari sini. Haaah, begini saja dulu. Terserah apa yang akan terjadi nanti. Biarlah takdir Allah yang menentukan."

Hyejin mulai memejamkan matanya. Ternyata tubuhnya cukup lelah sehingga hanya dalam sekejap ia sudah tertidur pulas.

***

8 tahun lalu di negeri gingseng julukan dari Korea Selatan

Malam itu, Hyejin sedang berjalan disebuah sebuah pusat perbelanjaan. Esok ia akan kembali ke tanah air dan rencananya malam ini ia akan mencari oleh-oleh untuk adik dan juga teman-temannya. Seharian bersama kakeknya diperusahaan membuat Hyejin tidak bisa pergi saat hari masih gelap. Namun saat di parkiran basement ia dibuat terkejut dengan sesuatu.

( Ini nanti kalau ada yang bilang, lagian kok pergi sendiri malam-malam. Asli gue tampol beneran hahaha. Guys namanya juga cerita. Kita kadang ingin berikan moment yang bisa membuat hal itu ada.)

Sraaak

" Maaf, Anda siapa ya!"

" Sttttt gadis cantik, diam lah dan temani aku."

Mata Hyejin membelalak, ia sangat terkejut saat tangan seorang pria menarik tangannya. Apa lagi bau minuman keras tercium dari bibir pria itu. Ia ingin memberontak tapi mulutnya sudah langsung dibungkam oleh pria tersebut. Tubuh Hyejin yang kecil tentu saja kalah dengan tubuh pria itu yang tinggi dan lebih besar darinya. Sekeras apapun dia mencoba melawan jelas tenaganya tidak bisa melebihi si pria. Sehingga dengan mudah tubuh Hyejin ditarik ke dalam mobil.

Apalagi tangan Hyejin sudah diikat dengan sebuah dasi dan mulutnya juga dibungkam dengan kain. Hyejin mencoba mengetuk kaca jendela tapi tetap tidak bisa, dan sepertinya kaca mobil itu tidak bisa melihat apa yang terjadi di dalam. Ditambah lantai basement tidak terang membuat orang tidak tahu apa yang terjadi di sana.

" Emphh emphh emphh!"

Hyejin terus berusaha memberontak saat pria itu mulai menindih tubuhnya. Kakinya yang masih bebas ia gunakan untuk menendang-nendang, tapi lagi-lagi itu gagal karena pria itu mencengkeram erat kaki Hyejin.

" Sttt, diamlah. Aku hanya akan memberimu sebuah rasa senang, jadi nikmati saja oke," ucap pria itu dengan nada bicara yang terpengaruh dengan alkohol.

Air mata Hyejin tumpah. Takut, itulah yang saya ini dia rasakan. Bagaimanapun di dalam dirinya dia sudah tahu apa yang akan terjadi. Air mata Hyejin semakin deras saat pria itu mulai melucuti pakaiannya. Ia pun meraung ketika semua bagian tubuhnya terkena oleh bibir pria itu. Dan rasa sakit yang luar biasa ia rasakan ketika bagian bawah tubuhnya diterobos oleh benda tumpul milik pria yang sama sekali tidak di kenal.

Hyejin tergugu, detik itu juga hidupnya hancur karena ulah pria bajingan yang tidak ia ketahui siapa dia. Tapi dari bahasa yang dipakainya, ia tahu bahwa pria itu berasal dari tanah air.

" Hei manis, jangan menangis. Bukankah ini nikmat, untuk apa kamu menangis hmmm. Waah luar biasa ini yang pertama bagimu ya, sebenarnya sama sih. Ini juga yang pertama bagimu. Bocah-bocah sialan itu ternyata memberiku sesuatu. Ughhhh ... "

Hyejin sudah tidak bisa membagi lagi. Tubuhnya lemas, setelah pria itu selesai tanpa sadar Hyejin tertidur sejenak. Dan ketika dia bangun ikatan dintangannya sudah di lepas, kain yang berada di mulutnya pun juga sudah tidak ada. Ia kembali menangis, dan dengan tubuh gemetar Hyejin kembali memakai pakaiannya. Sebelum keluar dari mobil itu, Hyejin melihat wajah pria itu dengan seksama. Sumpah serapah ia layangkan karena pra itu tertidur pulas seperti tidak melakukan apa-apa.

" Akan aku pastikan, kau tidak akan pernah tenang selama hidup mu nanti. Sebanyak apapun pencapaian yang kau dapat, tidak akan membuat hatinya nyaman dan tenang. Itu lah akibat yang harus kau rasakan dari perbuatan bejat dan jahat mu terhadap ku, dasar bajingan!"

TBC

Terpopuler

Comments

Inooy

Inooy

koq aq ngakak y saat kaka bilang mo nampol yg bilang malam2 kluar sendirian 🤣🤣
dunia halu mah sah2 aj kaa mo gimana2 jg, sekalipun d luar nurul...

2025-02-15

0

guntur 1609

guntur 1609

brti daibtelah memperkosa hye ijin. pantas dia trauma

2025-02-03

0

A&A

A&A

tim nyimak kak🤭🤭

2024-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2 JSI 02: Kau Menyebalkan!
3 JSI 03: Pertunjukan Haneul
4 JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5 JSI 05: Penemuan Haneul
6 JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7 JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8 JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9 JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10 JSI 10: Namanya Hajoon
11 JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12 JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13 JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14 JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15 JSI 15: Kesalahan Linggar
16 JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17 JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18 JSI 18: Aku Mau Putus!
19 JSI 19: Pasti Pria Ini!
20 JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21 curhat author
22 JSI 21: Sampai Disini
23 JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24 JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25 JSI 24: Semakin Yakin
26 JSI 25: Saya Sailendra
27 JSI 26: Mati Aku!
28 JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29 JSI 29: Jika Abah Tahu
30 JSI 30: Anak Baik
31 JSI 31: Pengakuan Sai
32 JSI 32: Kemurkaan Khalid
33 JSI 33: Aku Yakin Anakku
34 JSI 34: Ternyata Kenal
35 JSI 35: Bertemu Abilla
36 JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37 JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38 JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39 JSI 39: Betekad
40 JSI 40: Saya Orangnya
41 JSI 41: Jangan Menemui
42 JSI 42: Boleh Pinjam?
43 JSI 43: Tidak Seharusnya
44 JSI 44: Bertemu?
45 JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46 JSI 46: Tekad Sailendra
47 JSI 47: Untuk Apa?
48 JSI 48: Apa Itu Cinta?
49 JSI 49: Tidak Sengaja
50 JSI 50: Kunjungan Teman
51 JSI 51: Tawaran Bantuan
52 JSI 52: Misi Pertama
53 Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54 JSI 54: Dia Memang Anakku
55 JSI 55: Ajakan Camping
56 JSI 56: Rasa Lain
57 JSI 57: Apakah Memulai?
58 JSI 58: Suka Senyuman Itu
59 JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60 JSI 60: Saranghabnida
61 JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62 JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63 JSI 63: Sekolah Haneul
64 JSI 64: Memanggilmu Appa
65 JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66 JSI 66: 6.152.024
67 JSI 67: Pelan-pelan
68 JSI 68: Maaf Mas
69 JSI 69: Sebutan Buruk
70 JSI 70: Mari Kita Coba
71 JSI 71: Terimakasih Sayang
72 JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma
Episodes

Updated 72 Episodes

1
JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2
JSI 02: Kau Menyebalkan!
3
JSI 03: Pertunjukan Haneul
4
JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5
JSI 05: Penemuan Haneul
6
JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7
JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8
JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9
JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10
JSI 10: Namanya Hajoon
11
JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12
JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13
JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14
JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15
JSI 15: Kesalahan Linggar
16
JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17
JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18
JSI 18: Aku Mau Putus!
19
JSI 19: Pasti Pria Ini!
20
JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21
curhat author
22
JSI 21: Sampai Disini
23
JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24
JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25
JSI 24: Semakin Yakin
26
JSI 25: Saya Sailendra
27
JSI 26: Mati Aku!
28
JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29
JSI 29: Jika Abah Tahu
30
JSI 30: Anak Baik
31
JSI 31: Pengakuan Sai
32
JSI 32: Kemurkaan Khalid
33
JSI 33: Aku Yakin Anakku
34
JSI 34: Ternyata Kenal
35
JSI 35: Bertemu Abilla
36
JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37
JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38
JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39
JSI 39: Betekad
40
JSI 40: Saya Orangnya
41
JSI 41: Jangan Menemui
42
JSI 42: Boleh Pinjam?
43
JSI 43: Tidak Seharusnya
44
JSI 44: Bertemu?
45
JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46
JSI 46: Tekad Sailendra
47
JSI 47: Untuk Apa?
48
JSI 48: Apa Itu Cinta?
49
JSI 49: Tidak Sengaja
50
JSI 50: Kunjungan Teman
51
JSI 51: Tawaran Bantuan
52
JSI 52: Misi Pertama
53
Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54
JSI 54: Dia Memang Anakku
55
JSI 55: Ajakan Camping
56
JSI 56: Rasa Lain
57
JSI 57: Apakah Memulai?
58
JSI 58: Suka Senyuman Itu
59
JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60
JSI 60: Saranghabnida
61
JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62
JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63
JSI 63: Sekolah Haneul
64
JSI 64: Memanggilmu Appa
65
JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66
JSI 66: 6.152.024
67
JSI 67: Pelan-pelan
68
JSI 68: Maaf Mas
69
JSI 69: Sebutan Buruk
70
JSI 70: Mari Kita Coba
71
JSI 71: Terimakasih Sayang
72
JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!