JSI 10: Namanya Hajoon

" Kenapa belum siap Han, bus sekolah sebentar lagi datang," pekik Hyejin dari dapur kepada Haneul yang masih asik menonton televisi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.00, tapi anak itu masih sangat santai.

" Aku libur Eomma. Aku sudah izin kepada Miss Loren. Eomma kan sedang sakit, aku takut tiba-tiba pingsan lagi saat aku pergi ke sekolah," sahut Haneul dari depan televisi.

Hyejin menghela nafasnya. Ia sedikit gemas dengan ulah sang anak. Bisa-bisanya menggunakan alasan itu untuk tidak pergi ke sekolah. Meskipun apa yang dikhawatirkan oleh Haneul benar juga.

" Ya baiklah, untuk hari ini saja oke? Lagi pula Eomma sudah tidak apa-apa Han, Eomma sudah baik-baik saja."

" Yes!!"

Haneul tetaplah Haneul, bocah laki-laki berusia 7 tahun yang bersikap sesuai dengan usianya, masih menonton kartun dan ada rasa malas juga ke sekolah. Meskipun pola pikirnya terkadang dewasa tapi dia tetaplah anak-anak.

Hyejin tersenyum melihat tingkah putranya itu yang terlihat senang karena abisa izin satu hari lagi untuk tidak bersekolah. Setidaknya Hyejin bersyukur bahwa putranya masih bersikap sesuai usianya. Kata-kata yang dilontarkan Haneul kemarin cukup membuat Hyejin merasa was-was. Dia takut jika putranya dewasa sebelum waktunya, tanpa Hyejin tahu lebih dalam memanglah Haneul seperti itu. Dia sudah mengerti banyak hal dan juga sudah bisa mencari solusi tentang permasalahan yang mungkin saat ini Hyejin alami.

" Aku sungguh bersyukur memiliki mu Han. Meskipun banyak rintangan yang dulu ku alami, tapi aku bahagia kamu masih ada bersamaku," gumam Hyejin lirih.

Dan hari itu Hyejin berjibaku dengan studio fotonya yang berada di sekitaran pertokoan yang biasa banyak didatangi para turis. Studio Hyejin memang tidak menyatu dari rumah mereka. Setidaknya butuh waktu sekitar 30 menit untuk kesana. Hyejin enggan tinggal di studio yang sebenarnya bisa ditinggali juga. Dia memilih tinggal di pinggiran kota karena tidak terlalu ramai dan juga lebih nyaman pastinya.

Klang

Lonceng berbunyi, tanda pintu dibuka juga sayangnya pengunjung. Haneul yang juga ikut ke studio langsung berjalan menghampiri si pengunjung dan mengucapkan selamat datang tentu dengan bahasa negara itu.

" Bienvenue Madame," sapa Haneul menyambut kedatangan tamu di studio mereka.

" Waah lucunya, oh I'm so sorry. Can you speak English?" jawab pengunjung tersebut.

" Saya bisa menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik Nyonya, jadi sepertinya tidak perlu menggunakan Bahasa Inggris," sahut Haneul dengan tersenyum.

Wanita itu sungguh lega karena dapat menemukan orang yang berasal dari negara yang sama dengannya. Mereka pun dengan mudah berbicara akrab. Hyejin bahkan bisa mendengar obrolan mereka dari dalam.

" Eomma, ada Tante yang ingin melakukan foto studio," ucap Haneul ketika Hyejin keluar dari dalam. Ia sedikit heran mengapa Haneul menggunakan bahasa asli mereka. Dan setelah melihat si pengunjung dan dia memberi salam, Hyejin akhirnya tahu bahwa mereka memiliki asal negara yang sama.

" Waah aku sangat senang bisa bertemu saudara sebangsa dan setanah air di sini. Apakah kamu sudah lama menjadi seorang FG? Maaf tidak sopan sekali ya, kenalkan aku Abilla Dwi Wiryawan, panggil saja aku Billa."

" Saya Hyejin, senang juga bertemu dengan Mbak Billa. Aah iya apakah Mbak mau melakukan foto shoot? Indoor atau outdoor, saya punya beberapa referensi untuk outdoor."

Pembicaraan mereka singgung menyenangkan. Dan Haneul memilih untuk menyingkir. Sudah sejak lama ibunya itu tidak berbicara dengan santai dan sesenang itu. Memang biasanya jika menemui klien ia akan antusias, tapi tidak seperti saat sekarang ini. Mungkin karena mereka memang berasal dari asal yang sama, jadi pembicaraannya pun menjadi mengasyikkan.

" Aah jadi begitu, waah sayang bekali ya tunangan mbak udah pulang."

" Huh dia memang menyebalkan. Pria kaku seperti kertas amplas. Tapi mbak jika nanti aku kesini lagi aku minta mbak ya yang jadi FG nya. Apakah boleh saling bertukar nomor? Oh iya kalau Mbak Hyejin pulang ke tanah air berkabar ya mbak, biar kita bisa banyak ngobrol."

Hyejin mengangguk kecil, ia tersenyum mendengar celotehan Abilla yang menurutnya lucu. Hyejin jadi teringat dengan adiknya, mungkin usianya sama dengan Abilla ini. Jika mereka berdua bertemu pasti lah cocok.

Setelah saling bertukar nomor ponsel, Abilla meninggalkan Hyeda Picture--nama studio Hyejin. Rupanya hari ini adalah hari terakhir Abilla di kota itu dan besok dengan penerbangan awal wanita itu akan kembali ke tanah air.

Ada sepercik rindu saat Hyejin berbicara dengan Abilla. Ia seperti pulang ke rumah karena bertemu dan berbicara dengan orang yang berasal dari sana. Ini sudah sejak lama dia tidak merasakan kenyamanan ketika berbicara dengan seseorang.

Drtzzzz

Ponsel Hyejin berbunyi. Ia tersenyum cerah saat mengetahui isi pesan dari sang pengirim. Rupanya pengirimi pesan itu adalah kliennya waktu itu yang ia potret. Mereka sangat senang dengan hasil yang sudah dikirimkan dan tentunya sangat puas. Bahkan mereka juga memberi bonus kepada Hyejin.

" Kedua orang itu sungguh terlalu baik, tapi alhamdulillaah ini adalah rezeki. Terimakasih," gumam Hyejin lirih sambil tersenyum.

" Eomma, kita harus pulang sekarang?"

Haneul yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi mendadak mengajak Hyejin pulang. Tentu saja Hyejin heran pasalnya mereka belum lama membuka Hyeda Picture. Jika pulang berarti mereka harus menutupnya lagi.

" Memangnya ada apa Han?"

Wajah Haneul terlihat bingung. Bocah itu tidak bisa berkata-kata dan itu membuat Hyejin semakin heran serta penasaran. Belum pernah Haneul bersikap seperti sekarang ini.

" Katakan dulu kepada Eomma, ada apa dan mengapa kita harus pulang. Ini baru tengah hari Han, dan bahkan kita baru saja buka." Hyejin menatap tajam kearah putranya, ia mencoba menyelidiki raut wajah Haneul yang tampak tidak biasa.

" Han, apa kau membuat masalah," imbuh Hyejin. Dan raut wajah Haneul semakin tidak nyaman ketika Hyejin menatap dengan lekat.

" Ehmmm, itu. Baru saja aku mendapat telepon katanya orang yang bernama Hajoon akan datang ke rumah. Tapi sungguh Eomma aku tidak tahu siapa pria itu. Waktu aku mengambil ponsel Eomma yang aku hubungi adalah kakek dan nenek."

" Apa??"

TBC

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Keluargamu Heijin.....temuilah... hadapi kenyataan ini

2024-07-26

1

Bunda Aish

Bunda Aish

temui Hye, sudahi pelarian mu, apa tidak lelah

2024-05-25

1

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

dah jodoin ajh klo cocok sai yg kaku buat hyejin ajh haha

2024-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2 JSI 02: Kau Menyebalkan!
3 JSI 03: Pertunjukan Haneul
4 JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5 JSI 05: Penemuan Haneul
6 JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7 JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8 JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9 JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10 JSI 10: Namanya Hajoon
11 JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12 JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13 JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14 JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15 JSI 15: Kesalahan Linggar
16 JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17 JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18 JSI 18: Aku Mau Putus!
19 JSI 19: Pasti Pria Ini!
20 JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21 curhat author
22 JSI 21: Sampai Disini
23 JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24 JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25 JSI 24: Semakin Yakin
26 JSI 25: Saya Sailendra
27 JSI 26: Mati Aku!
28 JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29 JSI 29: Jika Abah Tahu
30 JSI 30: Anak Baik
31 JSI 31: Pengakuan Sai
32 JSI 32: Kemurkaan Khalid
33 JSI 33: Aku Yakin Anakku
34 JSI 34: Ternyata Kenal
35 JSI 35: Bertemu Abilla
36 JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37 JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38 JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39 JSI 39: Betekad
40 JSI 40: Saya Orangnya
41 JSI 41: Jangan Menemui
42 JSI 42: Boleh Pinjam?
43 JSI 43: Tidak Seharusnya
44 JSI 44: Bertemu?
45 JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46 JSI 46: Tekad Sailendra
47 JSI 47: Untuk Apa?
48 JSI 48: Apa Itu Cinta?
49 JSI 49: Tidak Sengaja
50 JSI 50: Kunjungan Teman
51 JSI 51: Tawaran Bantuan
52 JSI 52: Misi Pertama
53 Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54 JSI 54: Dia Memang Anakku
55 JSI 55: Ajakan Camping
56 JSI 56: Rasa Lain
57 JSI 57: Apakah Memulai?
58 JSI 58: Suka Senyuman Itu
59 JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60 JSI 60: Saranghabnida
61 JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62 JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63 JSI 63: Sekolah Haneul
64 JSI 64: Memanggilmu Appa
65 JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66 JSI 66: 6.152.024
67 JSI 67: Pelan-pelan
68 JSI 68: Maaf Mas
69 JSI 69: Sebutan Buruk
70 JSI 70: Mari Kita Coba
71 JSI 71: Terimakasih Sayang
72 JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma
Episodes

Updated 72 Episodes

1
JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2
JSI 02: Kau Menyebalkan!
3
JSI 03: Pertunjukan Haneul
4
JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5
JSI 05: Penemuan Haneul
6
JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7
JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8
JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9
JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10
JSI 10: Namanya Hajoon
11
JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12
JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13
JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14
JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15
JSI 15: Kesalahan Linggar
16
JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17
JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18
JSI 18: Aku Mau Putus!
19
JSI 19: Pasti Pria Ini!
20
JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21
curhat author
22
JSI 21: Sampai Disini
23
JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24
JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25
JSI 24: Semakin Yakin
26
JSI 25: Saya Sailendra
27
JSI 26: Mati Aku!
28
JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29
JSI 29: Jika Abah Tahu
30
JSI 30: Anak Baik
31
JSI 31: Pengakuan Sai
32
JSI 32: Kemurkaan Khalid
33
JSI 33: Aku Yakin Anakku
34
JSI 34: Ternyata Kenal
35
JSI 35: Bertemu Abilla
36
JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37
JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38
JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39
JSI 39: Betekad
40
JSI 40: Saya Orangnya
41
JSI 41: Jangan Menemui
42
JSI 42: Boleh Pinjam?
43
JSI 43: Tidak Seharusnya
44
JSI 44: Bertemu?
45
JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46
JSI 46: Tekad Sailendra
47
JSI 47: Untuk Apa?
48
JSI 48: Apa Itu Cinta?
49
JSI 49: Tidak Sengaja
50
JSI 50: Kunjungan Teman
51
JSI 51: Tawaran Bantuan
52
JSI 52: Misi Pertama
53
Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54
JSI 54: Dia Memang Anakku
55
JSI 55: Ajakan Camping
56
JSI 56: Rasa Lain
57
JSI 57: Apakah Memulai?
58
JSI 58: Suka Senyuman Itu
59
JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60
JSI 60: Saranghabnida
61
JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62
JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63
JSI 63: Sekolah Haneul
64
JSI 64: Memanggilmu Appa
65
JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66
JSI 66: 6.152.024
67
JSI 67: Pelan-pelan
68
JSI 68: Maaf Mas
69
JSI 69: Sebutan Buruk
70
JSI 70: Mari Kita Coba
71
JSI 71: Terimakasih Sayang
72
JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!