JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?

Tanggal xx bulan xx tahun xxxx

Ya Allah, bagaimana ini. Apa yang harus aku lakukan. Aku takut, aku sungguh takut. Aku tidak tahu aku harus bagaimana. Kenapa Ya Allah. Kenapa harus aku. Kenapa harus aku mengalaminya. Aku salah apa, aku sudah berbuat jahat apa sehingga aku harus di hukum seperti ini.

Jijik. Rasanya aku sungguh jijik dengan diriku sendiri. Tubuhku sudah disentuh oleh seorang pria. Pria itu memaksaku, rasanya aku ingin mati saja. Aku sudah tidak suci lagi. Bagaimana aku pulang ya Allah. Bagaimana aku harus bertemu kedua orang tuaku dengan tubuh yang menjijikan ini. Hiks, apa yang harus aku lakukan.

Aku takut, aku sangat takut. Dan bagaimana jika nanti aku hamil? Bagaimana jika semua orang bertanya padaku? Bagaimana jika mereka mengatakan padaku bahwa aku adalah wanita murahan karena hamil tanpa suami? Padahal semua bukan karena inginku.

Apa aku mati saja? Ya. Mungkin mati lebih baik agar orang tua ku tidak harus menanggung aib yang aku buat. Ya Allah, bagaimana aku harus menjalani hidup dengan tubuh kotor ini.

Pria bangsat itu benar-benar bajingan!

Haneul tertunduk lemas di meja dapur. Setelah ia membereskan semua yang coba ia cari dan akhirnya menemukan sebuah fakta besar, kini dirinya seperti kehilangan tulang tubuhnya.

" Pantas jika Eomma merasakan sakit dan trauma. Ya Allah siapa orang yang sungguh tega melakukan itu pada Eomma ku?"

Sungguh besar hati Haneul, dia bukannya berpikir bahwa dirinya ini adalah anak hasil dari radupaksa. Tapi yang ia pikirkan adalah siapa orang yang melakukan hal tersebut kepada sang ibu. Awalnya ia juga terkejut mengetahui asal usul dirinya. Tapi pikiran itu langsung ia tepis mengingat betapa cinta dan sayangnya ibunya terhadap dirinya.

" Aku berjanji akan melindungi mu Eomma. Tidak akan aku biarkan siapapun menyakiti ibu ku."

Kini semuanya menjadi jelas. Mengapa saat ia bertanya mengenai sang ayah reaksi Hyejin langsung membeku. Otomatis ingatan buruk dan menyakitkan itu langsung terlintas di pikirannya. Dan berakhir dengan rasa sakit beberapa malam.

Jika mengingat hal itu Haneul merasa sangat bersalah. Ia sungguh merasa begitu buruk karena membuat sang ibu teringat akan kejadian yang menjadi sumber rasa sakitnya.

Namun kini ada satu pikiran buruk yang melintas dalam kepala Haneul. " Apakah Eomma juga merasa sakit saat melihat ku? Bukankah aku ini adalah anak yang awalnya tidak diinginkan karena hasil dari paksaan pria jahat itu? Apakah Eomma samapi sekarang masih mengonsumsi obat itu juga karena adanya aku?"

Degh!

Di rumah sakit, Hyejin mulai mengerjakan matanya dan membukanya secara perlahan. Ia melihat langit-langit yang berbeda dari langit-langit rumahnya. Hyejin lalu memindai seluruh isi ruangan. Dan ia berhenti saat melihat Nyonya Margot yang merupakan tetangga dekat duduk di sebelahnya.

" Aah syukurlah kamu sudah sadar Hyejin. Aku sungguh takut melihatmu pingsan di dapur."

" Nyonya Margot, maafkan sudah merepotkan mu. Padahal di luar cuaca sangat dingin, kamu pasti kesulitan. Terimakasih atas semua bantuanmu selama ini Nyonya. Aah iya, Han tidak tahu kan kalau aku di sini?"

Melihat ekspresi wanita paruh baya itu sudah dipastikan bahwa dia memberi tahu Han. Hyejin pun pada akhirnya tersenyum, meskipun ia tidak setuju jika Han tahu tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Lagi pula sudah beruntung ada yang menolongnya, Hyejin tahu pasti Nyonya Margot pun panik. " Tidak apa-apa Nyonya Margot, aku sudah banyak merepotkan mu. Aku sungguh berterimakasih. Lalu, dimana Haneul sekarang?"

Braaak!

" Eomma!!

Greb

Haneul langsung memeluk tubuh Hyejin dan mendekapnya dengan sangat erat. Ia bahkan menangis di sana, meluapkan apa yang ia rasakan.

" Eiiih kamu menangis? Tidak biasanya putra Eomma seperti ini. Eomma tidak apa-apa sayang. Hanya kelelahan saja."

" Eomma, apa Eomma mencintaiku? Apa Eomma menyayangiku?"

Sreeet

Heyjin melerai pelukan mereka lalu menatap wajah Haneul dengan seksama. Ada sesuatu hal lain yang agak aneh dalam diri putranya itu meskipun ia tidak tahu apa. Hyejin kemudian menangkup wajah Haneul dengan kedua tangannya, ia juga mencium kedua pipi dan kening Haneul sambil berkata, " Putraku Haneul Ahmad Syafi, kamu adalah harta paling berharga buat Eomma. Perhiasan dunia yang tidak ada tandingannya, sumber kebahagiaan Eomma dan juga semangat hidup Eomma, kamu sungguh dunia Eomma sayang. Tidak ada alasan bagi Eomma untuk Tidka mencintai dan menyayangi mu."

" Hiks, Han juga mencintai dan menyayangi Eomma. Sungguh."

Hyejin tersenyum, walau memang benar ada yang aneh dalam diri putranya tapi ia mengacuhkan hal itu. Mungkin saja saat ini Haneul sedang ketakutan karena dirinya tiba-tiba pingsan dan berakhir di rumah sakit. Hyejin memaklumi hal tersebut.

Namun, tentu saja isi pikiran Haneul berbeda dengan Hyejin. Haneul sungguh merasa lega karena pikiran buruk yang sempat hadir di kepalanya itu semua salah. Dirinya bukanlah penyebab ibunya sakit, dan ibunya sungguh mencintainya. Memang tidak lah boleh kita bersuudzon ( berburuk sangka) terhadap sesuatu dan lebih baik selalu berhusnudzon (berbaik sangka).

" Jadi Eomma, aku mau minta maaf terhadap sesuatu. Maaf, aku sudah lancang menggunakan handphone milik Eomma tanpa izin."

" Eeh memangnya apa yang kamu lakukan dengan ponsel Eomma, Nak? Kenapa sampai meminta maaf begitu?" Hyejin merasa heran dengan cara Haneul meminta maaf. Ada gurat takut di wajah sang putra. Tetapi dari tadi memang Haneul bersikap aneh, tidak seperti yang biasanya. Hyejin pikir itu karena ia masuk ke rumah sakit, tapi sepertinya bukan. Ada hal lain yang membuat Haneul seperti itu.

" Anu Eomma, ehm ... Aku menghubungi Kakek dan Nenek dan berkata kalau Eomma sedang sakit."

" Apaa?" Hyejin layang awalnya masih duduk bersandar kini langsung menegakkan punggung dan kepalanya. Apa yang baru saja dikatakan oleh Haneul itu tentu sungguh sangat membuat jantungnya seperti dikejutkan dengan defibrillator. Tapi ternyata keterkejutan Hyejin Tidka berhenti di situ, masih ada hal yang dikatakan oleh Haneul yang membuat ia menjadi gelisah dan kebingungan.

" Dan, aku juga mengatakan dimana kita tinggal."

Paaak

Hyejin menepuk keningnya sendiri. Rasanya ia ingin sekali berteriak, tapi tentu saja tidak bisa. Apa yang Haneul lakukan jelas tidak salah. Itu mungkin reaksi panik sesaat Haneul.

" Baiklah, ayo kita pulang."

" Eomma, infusnya masih belum habis."

Agaknya Hyejin tidak memedulikan hal tersebut. Bahkan ia berusaha melepaskan sendiri infus yang masih ada sepertiganya. Haneul pun tidak berani melarang. Ia hanya diam dan mengikuti langkah kaki sangat ibu.

" Pasti Eomma marah, maaf Eomma," gumam Haneul lirih.

TBC

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Kompromilah dengan keadaan...terus terang ma orang tuamu...tidak mungkin selamanya kamu akan sembunyi...

2024-07-26

2

Bunda Aish

Bunda Aish

gak mungkin orang tua mu menyalahkan mu atas hal yg terjadi padamu haejyn, justru mereka yg akan mensupport mu, gak baik memendam masalah sendiri

2024-05-25

3

Aprisya

Aprisya

tenang aja han,, eomma gak bakalan marah kok sama han,, mungkin eomma hanya terkejut karna kamu telah menghubungi kakek dan nenek

2024-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2 JSI 02: Kau Menyebalkan!
3 JSI 03: Pertunjukan Haneul
4 JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5 JSI 05: Penemuan Haneul
6 JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7 JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8 JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9 JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10 JSI 10: Namanya Hajoon
11 JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12 JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13 JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14 JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15 JSI 15: Kesalahan Linggar
16 JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17 JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18 JSI 18: Aku Mau Putus!
19 JSI 19: Pasti Pria Ini!
20 JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21 curhat author
22 JSI 21: Sampai Disini
23 JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24 JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25 JSI 24: Semakin Yakin
26 JSI 25: Saya Sailendra
27 JSI 26: Mati Aku!
28 JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29 JSI 29: Jika Abah Tahu
30 JSI 30: Anak Baik
31 JSI 31: Pengakuan Sai
32 JSI 32: Kemurkaan Khalid
33 JSI 33: Aku Yakin Anakku
34 JSI 34: Ternyata Kenal
35 JSI 35: Bertemu Abilla
36 JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37 JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38 JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39 JSI 39: Betekad
40 JSI 40: Saya Orangnya
41 JSI 41: Jangan Menemui
42 JSI 42: Boleh Pinjam?
43 JSI 43: Tidak Seharusnya
44 JSI 44: Bertemu?
45 JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46 JSI 46: Tekad Sailendra
47 JSI 47: Untuk Apa?
48 JSI 48: Apa Itu Cinta?
49 JSI 49: Tidak Sengaja
50 JSI 50: Kunjungan Teman
51 JSI 51: Tawaran Bantuan
52 JSI 52: Misi Pertama
53 Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54 JSI 54: Dia Memang Anakku
55 JSI 55: Ajakan Camping
56 JSI 56: Rasa Lain
57 JSI 57: Apakah Memulai?
58 JSI 58: Suka Senyuman Itu
59 JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60 JSI 60: Saranghabnida
61 JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62 JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63 JSI 63: Sekolah Haneul
64 JSI 64: Memanggilmu Appa
65 JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66 JSI 66: 6.152.024
67 JSI 67: Pelan-pelan
68 JSI 68: Maaf Mas
69 JSI 69: Sebutan Buruk
70 JSI 70: Mari Kita Coba
71 JSI 71: Terimakasih Sayang
72 JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma
Episodes

Updated 72 Episodes

1
JSI 01: Aku Tidak Akan Memaafkan
2
JSI 02: Kau Menyebalkan!
3
JSI 03: Pertunjukan Haneul
4
JSI 04: Semoga Eomma Tidak Kenapa-napa
5
JSI 05: Penemuan Haneul
6
JSI 06: Apa Eomma Mencintaiku?
7
JSI 07: Bagaimana kalau dia lari?
8
JSI 08: 8 Tahun Yang Lalu
9
JSI 09: Mimpi Yang Selalu Sama
10
JSI 10: Namanya Hajoon
11
JSI 11: Aku Tidak Menikah, dan Tidak Bersuami
12
JSI 12: Eomma lah Yang Terpenting
13
JSI 13: Ingin Putuskan Pertunangan
14
JSI 14: Semua Akan Baik-baik Saja
15
JSI 15: Kesalahan Linggar
16
JSI 16: Apakah Aku Ayah yang Buruk?
17
JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
18
JSI 18: Aku Mau Putus!
19
JSI 19: Pasti Pria Ini!
20
JSI 20: Mungkin Jika Aku Tidak Ada
21
curhat author
22
JSI 21: Sampai Disini
23
JSI 22: Hanya Akan Jadi Putraku
24
JSI 23: Mengapa Harus Disini?
25
JSI 24: Semakin Yakin
26
JSI 25: Saya Sailendra
27
JSI 26: Mati Aku!
28
JSI 27: Sandwich Tuna Ku ...
29
JSI 29: Jika Abah Tahu
30
JSI 30: Anak Baik
31
JSI 31: Pengakuan Sai
32
JSI 32: Kemurkaan Khalid
33
JSI 33: Aku Yakin Anakku
34
JSI 34: Ternyata Kenal
35
JSI 35: Bertemu Abilla
36
JSI 36: Maafkan Paman ya Han
37
JSI 37: Karena Siapa Aku Begini!
38
JSI 38: Mengalah Lebih Dulu
39
JSI 39: Betekad
40
JSI 40: Saya Orangnya
41
JSI 41: Jangan Menemui
42
JSI 42: Boleh Pinjam?
43
JSI 43: Tidak Seharusnya
44
JSI 44: Bertemu?
45
JSI 45: Akan Melakukan Apa?
46
JSI 46: Tekad Sailendra
47
JSI 47: Untuk Apa?
48
JSI 48: Apa Itu Cinta?
49
JSI 49: Tidak Sengaja
50
JSI 50: Kunjungan Teman
51
JSI 51: Tawaran Bantuan
52
JSI 52: Misi Pertama
53
Bab 53: Semua Keputusan Ada di Kamu
54
JSI 54: Dia Memang Anakku
55
JSI 55: Ajakan Camping
56
JSI 56: Rasa Lain
57
JSI 57: Apakah Memulai?
58
JSI 58: Suka Senyuman Itu
59
JSI 59: Permintaan Maaf yang Benar
60
JSI 60: Saranghabnida
61
JSI 61: Semua Akan Baik-baik Saja
62
JSI 62: Kejadian Sebenarnya
63
JSI 63: Sekolah Haneul
64
JSI 64: Memanggilmu Appa
65
JSI 65: Tidak Perlu Berterimakasih
66
JSI 66: 6.152.024
67
JSI 67: Pelan-pelan
68
JSI 68: Maaf Mas
69
JSI 69: Sebutan Buruk
70
JSI 70: Mari Kita Coba
71
JSI 71: Terimakasih Sayang
72
JSI 72: Han Bahagia Menjadi Anak Appa dan Eomma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!