Tak mempan dengan tiupan, Viola mengemmut telunjuknya yang terluka. Manik-manik miliknya sudah berserakan di lantai kayu itu. Viola perlahan memasukkan dan mengumpulkannya lagi ke dalam kotak.
Tapi suara Ivan kembali terdengar membuat Viola bergegas memasukkan peralatan gelang nya.
"Vio.... Apa kau tidur?" Ivan sudah berada di depan pintu dan terlihat Viola duduk di ranjang.
"Tidak, aku hanya beres-beres kamar. Ada apa?" Tanya Viola.
"Sudah waktunya makan siang, ayo....masak dulu."
"Masak?" Ulang Viola, yang benar saja.... Dirinya tidak pernah menyentuh dapur apalagi memasak.
"Iya." Ivan melihat keterdiaman istrinya, pria itu mendekat ke arah istrinya dan Viola yang merasakan sentuhan di pundaknya mengangkat wajahnya.
"Aku...."
"Kita lakukan bersama, lebih cepat pastinya." Ujar Ivan dengan lembut, Viola seolah terhipnotis akan itu dan mengangguk paham. Dirinya bangkit dan keduanya menuju dapur, dan ya... Dapur tradisional itu langsung terpampang jelas di matanya.
Tidak ada kompor listrik, tidak ada oven, tidak ada lemari pendingin, bahkan dispenser canggih di rumah nya. "Kayu bakar....." Viola bingung dengan langkah berikutnya.
"Biar aku nyalakan." Ivan mengambil kayu bakar dan menyusunnya, tak lama memberinya sedikit minyak tanah. Indra penciuman Viola langsung tertusuk akan aroma nya. Tak lama terlihat korek api yang menyala dan membakar kayu bakar. Asap terlihat perlahan dengan api yang menyala.
Tangan Ivan berikut nya mengambil wajan dan memasukkan minyak goreng dan menuangkannya. Tampak dia memasukkan tahu yang sudah dipotong, Viola melihat semuanya.
"Ambil sendok wajan nya, dan jika sudah mengering bagian bawah nya kita balikkan seperti ini..." Viola terkesima melihat Ivan dengan lihai menggunakan sendok wajan itu.
"Bagaimana kalau minyak nya meletup? Atau apinya terlalu besar, nanti bisa gosong." Ucap Viola.
"Tidak akan, jika diperhatikan.... Jika rasanya besar, kita keluarkan kayunya beberapa dan jika ingin tambah apinya, kita masukkan lagi kayu bakar nya."
"Ambil ikan nya, dan masukkan perlahan.... perlahan -lahan...."
"Ouhhh!" Viola berteriak kecil ketika tangannya berhasil memasukkan beberapa ikan itu ke dalam panci penggorengan.
"Mudah kan? Kita sirami mereka...." Viola mengalihkan pandangannya ke Ivan, tutur kata pria itu dan juga perlakuan nya, dia sangat sabar menghadapi dirinya.
Keduanya akhirnya bisa makan siang setelah memasak bersama. Viola yang awalnya ragu mencoba makanan sederhana itu merasakan kelezatan setelah masuk ke mulut nya.
"Lezat!" Ucap Viola.
"Tentu saja, karena bahannya masih segar." Keduanya menikmati makanan mereka.
Ivan kembali melanjutkan acara berkebun nya, dan Viola kembali memulai membuat gelang nya. Sudah tersedia kawat untuk merangkai gelang, pengait, crimp bead, seed bead, manik-manik, gunting kawat, Tang berujung lancip dan plester atau binder clip.
Viola meninggalkan jarum dan benang, dirinya memilih membuat gelang diatas bahan sebelumnya dan tentunya dengan kesulitan tersendiri. Tapi tentu saja itu bukan masalah bagi Viola, dirinya memiliki kemampuan dalam mendesain serta menggunakan alat -alat ini. Karena itu Daddy nya mengatakan agar dirinya terjun ke bidang fashion dan desain, tapi karena terlena dan juga mau nya dimanja terus, dia tidak mau.
Tidak tau jam berapa, Viola sedang konsentrasi saat ini. Hingga.....
"Akhirnya! Gelang pertama ku!" wajah lelah Viola langsung hilang tergantikan dengan senyum bahagia hasil kerja keras nya.
Bersambung....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
bagi dong thorrrr satu gelang nya
2024-12-12
1
Ita Xiaomi
Pernah merasakan saat-saat memasak spt ini.
2025-03-03
1
meMyra
gelangnya cantik👍👍
2024-07-18
3