Hembusan angin dingin mulai terasa, ketika sesosok perempuan berwajah pucat membuka jendela kamarnya.
Ia menatap tajam sang rembulan yg bersinar di gelapnya langit malam. Dengan senyum miring yg terbit di ujung bibirnya, ia menggumamkan sesuatu.
"Karena kau telah merelakan tubuhmu menjadi milikku, maka akan ku balaskan setiap luka dan semua sakit hati yg kau rasakan." gumam perempuan tersebut.
"Auryn Magenta, hiduplah dengan tenang di surga dan lihatlah bagaimana Li Yunna, seorang kultivator juga ahli racun dari semesta yg berbeda, beraksi." lanjutnya menyeringai.
Cekrek
Suara pintu terbuka terdengar, namun hal itu tidak membuat Yunna yg berada dalam tubuh Auryn tergerak.
Terlihat seorang pria gagah berpakaian ala CEO datang dengan gagahnya, kemudian berjalan mendekati sang wanita yg masih termenung, memandangi langit malam.
"Kau baru saja sadar, tapi sudah membuat masalah! Apa kau tahu jika angin malam tidak baik untuk pasien? Cepat tutup jendela itu, dan duduklah! Ada yg ingin ku bicarakan denganmu." ucap pria yg baru saja datang itu dengan nada kesalnya.
Auryn hanya meliriknya sebentar, sebelum ia menutup jendela lalu mendudukkan dirinya di sofa dekat ranjang.
Sang pria mengernyit heran, melihat tingkah aneh dari wanita yg akan menjadi mantan istrinya. Akan tetapi segera ia abaikan.
Tujuannya kemari bukanlah untuk memperhatikan tingkah laku wanita tersebut, melainkan untuk menyuruhnya menandatangani surat perceraian yg telah ia buat.
"Aku tak ingin berkata banyak lagi, cepat tanda tangani surat perceraian itu dan pergi dari hidupku! Sebulan lagi aku akan menikahi kekasihku, dan aku ingin sebelum acara ini dilaksanakan, kita sudah bercerai." ucap sang pria sembari melemparkan map berisi beberapa berkas perceraian.
Wanita itu melirik sekilas berkas yg dilemparkan pria di hadapannya. Tidak ada rasa takut ataupun khawatir yg raut wajahnya tampilkan seperti biasa, namun hanya senyum meremehkan.
"Apa keuntungan yg akan ku dapat, jika aku bercerai dengan mu? Hmm?" tanya Auryn akhirnya membuka mulut.
Namun apa yg dikatakan wanita itu malah membuat sang pria mengernyit heran.
Auryn yg ia kenal adalah seorang gadis udik dari desa yg alm kakeknya jodohkan dengannya. Ketika berhadapan dengannya pun, wanita itu hanya akan menundukkan kepalanya tanpa berani membalas tatapan atau ucapannya.
Tidak sekalipun ia akan melawan atau membantah perkataannya kecuali pasal perceraian.
Ia dengan keras kepala menolak untuk menandatangani surat perceraian yg telah dirinya buat. Hingga wanita itu berlari ke makam sang kakek untuk mencurahkan kegusarannya.
Akan tetapi tepat di pertengahan jalan, wanita tersebut mengalami insiden dan akhirnya jatuh koma.
Sudah 1 minggu semenjak kecelakaan itu terjadi hingga akhirnya wanita itu tersadar. Namun ada yg terasa janggal di hati sang pria saat memperhatikan tingkah aneh dari wanita tersebut.
Dia yg akan ketakutan ketika dirinya menatap tajam, malah membicarakan keuntungan?
Apakah kecelakaan itu dapat mengubah kepribadiannya?
"Jika kau tidak bisa memberikan keuntungan yg layak untuk ku, maka lupakan perceraian kita." ucap Auryn lagi dengan nada dinginnya.
"Ekhem, apa yg kau inginkan?" tanya pria itu serius setelah sebelumnya berdeham sebentar.
Dirinya mengabaikan kejanggalan yg ia rasakan terhadap wanita di hadapannya. Yg terpenting sekarang adalah menyelesaikan perceraian ini.
"Bukan apa, tapi Be.Ra.Pa! Berapa banyak hal yg siap kau korbankan untuk perceraian kita?" tukas Auryn tenang, mengangkat sebelah alisnya sambil menaikan sudut bibirnya.
Senyum kecil penuh kelicikan terbit dari bibir kering itu. Sayangnya, sang calon mantan suami tidak terlalu memperhatikannya.
Ia lebih terfokus pada apa yg calon mantan istrinya katakan. Sebenarnya apa yg wanita itu inginkan?
Uang, Rumah Mewah, Perhiasan? Apa?
"Jangan bertele-tele! Katakan saja padaku, berapa banyak yg kau inginkan?" geram sang pria.
"Baiklah, baiklah, jangan marah! Apa kau tidak tahu jika emosi tidak baik untuk kesehatan jantung? Kulit wajah mu juga akan lebih cepat memiliki kerutan. Kau pasti tidak ingin di panggil kakek sebelum waktunya bukan?" ucap Auryn terkekeh santai.
"Auryn..." panggil sang calon mantan sambil menekankan namanya.
"Oke-Oke! Kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda sedikit saja ya?" balas Auryn mendengus.
"Aku sibuk! Cepat katakan syarat mu untuk bisa bercerai dengan ku! Aku sudah muak berada disini." ucap pria itu.
"Begitupun dengan ku." gumam Auryn.
Bau obat-obatan ini sangat berbeda dengan ramuan herbal ataupun pil yg sering dirinya buat.
Namun auryn masih bisa memakluminya. Bagaimana pun, ia sudah tak asing dengan bau menyengat seperti ini.
"Aku hanya punya 2 permintaan." ucap auryn sembari mengangkat tangan kanannya, kemudian menekuk 3 jari dan menunjukan 2 jarinya.
"Yg pertama adalah saham sebesar 25% dari perusahaan WILLIAM GROUP milikmu. Dan yg kedua, aku ingin beberapa aset yg keluargamu miliki. Tentu saja harga dari aset itu tidak boleh kurang dari 50 juta US dollar." ucap Auryn enteng.
Mendengar apa yg dikatakan wanita itu, sang calon mantan suaminya itu tiba-tiba saja berdiri.
Ia memelototi Auryn dan menampar keras meja yg memisahkan tempat duduk dirinya serta wanita itu.
"APA KAU SUDAH GILA? KAU SADAR DENGAN APA YG KAU MINTA? SEJAK KAPAN KAU BERUBAH MENJADI MATERIALISTIS SEPERTI INI?" teriak sang pria.
Dengan nafas yg terengah-engah, pria itu terus saja menatap Auryn yg terlihat biasa saja. Wanita itu bahkan membalas tatapan tajamnya dengan senyum manis.
Segera Auryn pun beranjak dari kursi dan berjalan menuju dispenser yg memang disediakan pihak rumah sakit.
Bagaimanapun, kamar yg ditempatinya masihlah ruangan VIP. Sudah pasti kenyamanan pasien menjadi prioritas rumah sakit.
Setelahnya, Auryn pun berbalik dan menyerahkan air putih itu kepada sang calon mantan suami.
"Tidak perlu berteriak seperti itu. Aku tidak tuli dan ini juga rumah sakit. Kau tidak membaca peraturan di aula depan? 'dilarang berisik'." ucap auryn sambil menutup bibirnya dengan telunjuk.
"Minumlah! Aku yakin tenggorokanmu pasti memerlukan air ini." lanjutnya sambil meletakkan gelas berisi air tersebut di meja.
Pria itu mengabaikan semua yg dikatakan Auryn. Dirinya malah memandang intens wanita dihadapannya dengan tatapan menyelidik.
"Sebenarnya apa yg kau rencanakan? Kau pikir dengan permintaan tidak masuk akal-mu ini, aku akan membatalkan perceraian? Tidak akan!" ucap sang pria.
"Sebaiknya segera tanda tangani surat cerai ini, sebelum aku bertambah marah!" lanjutnya sembari melemparkan berkas pengadilan kehadapan Auryn.
"Damian William, kau pikir aku bercanda dengan permintaan ku? TIDAK!" ucap Auryn dingin.
"Apa kau lupa surat perjanjian pra nikah kita? Disitu tertulis, jika kau dengan sengaja meminta cerai padaku tanpa ada alasan yg jelas, maka aku akan mendapatkan 15% saham mu." lanjutnya.
"Aku hanya meminta 10% tambahan sebagai biaya hidupku dimasa depan setelah kau tidak lagi menafkahi diriku. Apa yg salah dengan permintaan ini? Kau kaya, begitupun dengan keluarga mu! Aku hanya meminta sedikit lebih banyak, dan kau langsung menunjukan amarahmu dihadapan ku yg masih seorang pasien?" lanjut auryn lagi.
"Sedikit katamu? 25% saham yg kau minta saja sudah seharga ratusan juta dollar! Dan kau bilang itu sedikit? Kau bahkan meminta aset keluarga sebesar 50 juta us dollar!" tanya Damian yg menatap calon mantan istrinya tak percaya.
"Lalu? Bukankah itu sedikit bagi keluarga William? Ayolah, jangan munafik." ucap Auryn enteng sambil memutar bola matanya malas.
"Auryn, kau..." ucap Damian sambil menunjuk wanita itu dengan telunjuknya.
"Jangan menunjukku, Damian!" seru Auryn dingin.
Wanita itu berdiri dengan aura dominasi yg kental. Dengan perlahan ia berjalan mendekati calon mantan suaminya tersebut, hingga Auryn berhadapan face to face dengan lawan bicaranya.
Kedua mata tajam tersebut saling bertatapan, seolah tidak ada yg mau mengalah. Sampai dimana Auryn yg pertama mengalihkan pandangannya.
Ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Damian, membuat pria itu berdiri kaku. Selama pernikahan mereka berdua berjalan, tidak ada interaksi berlebih diantara keduanya.
Bahkan yg lebih mencengangkan, Auryn masihlah perawan!
Tapi lupakan masalah itu sekarang. Masih banyak hal yg harus ahli racun itu pikirkan. Terutama balas dendam-nya.
Hembusan nafas Auryn, terasa menggelitik di leher jenjang damian. Dan suara penuh dominasi pun terdengar di telinganya.
"Aku tidak suka, jika ada seseorang yg menunjukku. Jika kau masih ingin perceraian ini terjadi, berhenti membuang-buang waktu dan turuti permintaan ku. Fiuh" bisik auryn disertai tiupan angin.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
Mendadak, suasana seketika menjadi hening. Auryn menjauhkan kepalanya dan segera menjaga jarak dari Damian.
Wanita itu hanya tersenyum tipis, melihat jika calon mantan suaminya terdiam kaku.
"Jadi bagaimana?" tanya Auryn tenang.
Damian tersentak. Pria itu memandang wanita di hadapannya dengan ekspresi linglung. Bisa ia pastikan, wanita yg akan menjadi mantan istrinya itu berubah.
Dan perubahan itu, entah mengapa membuat hatinya sakit. Wanita yg selalu memandangnya malu-malu juga penuh cinta, kini menatapnya tajam. Ia yg selalu bertutur kata lemah lembut, mendadak mengubah intonasinya.
"Hah, kau berubah!" ucap Damian sembari mendesah lelah.
Ia kembali mendudukkan dirinya di sofa yg tadi sempat ia tempati. Dengan tangan kanan yg memijat keningnya dan punggung yg ia sandarkan.
"Everyone can change, right?" balas Auryn mengedikan bahunya.
"Tapi perubahan mu sangat mendadak dan benar-benar 180 derajat." ucap Damian serius.
"Lalu apa peduli mu?" tanya Auryn tersenyum miring.
"Dan juga, kenapa kita malah membahas masalah perubahan sikap ku?" lanjutnya lagi.
"Apa kau sedang mengulur waktu? Atau kau malah berubah pikiran? Tidak jadi menceraikan ku?" tanya Auryn beruntun dengan nada menuduh.
"Jangan bicara omong kosong! Aku masih akan tetap menceraikan mu!" ucap Damian tegas.
Akan tetapi dalam hati, pria itu juga bertanya-tanya mengapa ia malah memperhatikan perubahan sikap auryn terhadapnya.
Apakah perubahan sikap itu hanya berlaku untuknya saja atau juga untuk orang lain?
"Kalau begitu apa lagi yg kau tunggu? Cepat siapkan semua permintaanku dan surat ini akan ku tanda tangani." ucap Auryn kesal.
"Ingat Damian, kau cuma bisa menikah dengan kekasihmu hanya ketika kau menceraikan ku. Jika tidak, jangan harap keinginanmu yg satu itu akan terjadi." lanjut Auryn sambil mengangkat dagunya sombong.
"Memangnya apa hak mu melarang ku untuk menikahi kekasihku?" tanya Damian tak kalah angkuh.
"Kau lupa? Statusku ini masihlah istri sah mu! Jika istri sah mu ini tidak mengizinkanmu menikah kembali, maka kau hanya dapat menikahinya secara siri! Apa kau yakin, kekasihmu itu akan menerimanya?" balas Auryn menyeringai.
"Kau telah berubah licik ternyata. Atau memang sedari dulu kau memang rubah licik? Semua tingkah lakumu dulu yg kau tunjukan didepan semua orang hanyalah topeng, agar kau menerima semua simpati dari mereka?" tuduh Damian serius.
"Bagaimana jika aku jawab, YA? Dan bagaimana jika aku menjawab TIDAK?" ucap Auryn penuh teka teki.
"Apa semua ini menjadi masalah bagimu, disaat hubungan kita hampir putus?" lanjutnya lagi sambil berdecak malas.
"Tentu saja itu menjadi masalah! Kalau saja aku mengetahui sifat aslimu dari dulu, aku sudah akan membatalkan perjodohan kita. Dan membuktikan jika kau bukanlah wanita yg baik." ucap damian menahan amarahnya.
"Sebenarnya apa definisi 'baik' di matamu? Suka menolong? Rajin menabung? Bersikap sopan? Menghargai orang lain?" tanya auryn beruntun dengan menunjukan raut wajah seriusnya.
"Harap di ingat, manusia tidak ada yg sempurna! Tidak ada yg benar-benar baik, dan tidak ada yg benar-benar buruk. Semua orang memiliki sisi terang dan gelapnya tersendiri." ucap Auryn kembali.
"Dari pada memperdebatkan perubahan ku, lebih baik kau cepat mengurus berkas-berkas pengalihan saham. Aku sudah melakukan semua hal yg kau minta. Kau meminta perceraian? Aku kabulkan. Untuk reward, bukankah itu sudah menjadi hak ku yg telah mengabdikan diri selama 3 tahun di keluargamu?" ucap auryn tenang.
Damian tidak menjawab, sebab apa yg dikatakan wanita itu merupakan sebuah kebenaran.
Tidak ada mahkluk hidup di dunia ini yg benar-benar sempurna. Akan selalu ada sisi hitam dan sisi putih yg selalu mengikuti hati manusia.
Seperti yg dikatakan Auryn, everyone can change. Tapi apakah perubahan itu menuju kebaikan atau malah keburukan?
Siapa yg tahu?
...
Damian, segera mengambil handphone yg berada di saku jas nya. Tangannya dengan cekatan menekan tombol angka yg ia gunakan untuk menelfon seseorang.
Tut tut tut (suara panggilan telpon)
"Hallo?" ucap suara di sebrang telpon.
"Anton, cepat siapkan berkas pengalihan saham sebesar 25% atas nama Auryn Magenta Bernard." ucap Damian tanpa basa-basi lagi.
"Eh, tuan? Anda tidak sedang mabuk kan?" balas Anton yg kini mengorek telinganya.
Ia kira dirinya mungkin salah dengar, atau mungkin bos-nya yg kebanyakan minum alkohol.
"Tidak ada yg sedang mabuk! Cepat siapkan saja apa yg aku minta dan segera antar ke rumah sakit dimana Auryn dirawat." balas Damian kesal.
Ia pun menutup panggilannya dan menatap tajam wanita yg sedang tersenyum senang.
"Bagus! Bersamaan ketika aku menandatangani surat pengalihan saham, saat itu pula aku akan menandatangani surat perceraian ini." ucap Auryn.
Dengan tak sopannya, wanita itu meletakan kedua kakinya diatas meja. Kemudian menutup kedua matanya dengan lengan yg tidak di infus.
"Apa kau tidak memiliki sopan santun?" geram damian.
"Apakah dengan bersikap sopan di depanmu, membuatku dapat keuntungan lebih?" tanya Auryn balik tanpa berniat membuka matanya.
"Apakah hanya keuntungan saja yg ada di otakmu itu sekarang?" balas Damian bertanya.
"Tentu." balas auryn singkat.
"Memangnya apa lagi yg harus ku pikirkan? Aku sudah tidak memiliki beban apapun saat ini." lanjutnya lagi.
"kecuali balas dendam untuk pemilik tubuh." lanjut auryn dalam hati.
Damian tidak membalas ucapannya. Ia hanya sibuk memandang calon mantan istrinya yg telah banyak berubah. Banyak hal yg ia pikirkan di dalam otaknya saat ini. Tentang asal penyebab dari perubahan wanita dihadapannya.
"Jangan terus menatapku seperti itu. Kau mungkin akan jatuh cinta setelahnya." ucap Auryn tiba-tiba.
Damian tersedak ludahnya sendiri, ketika mendengar perkataan Auryn yg tiba-tiba. Pria itu mengambil gelas yg tadi ditawarkan sang calon mantan istri namun ia tolak.
"Jangan berkata omong kosong! Bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta padamu, sedangkan seluruh hatiku telah di isi dengan nama wanita yg kucintai." balas Damian menatap wanita dihadapannya dengan tajam.
"Jangan berlebihan dalam membenci! Kau tidak tahu, ada pepatah lama yg mengatakan jika hanya terdapat sebuah garis tipis yg memisahkan jarak antara cinta dan benci." ucap Auryn
"Hari ini kau mungkin membenciku, tapi bisa saja di kemudian hari, kau malah terpesona lalu jatuh cinta padaku." lanjutnya sembari menyeringai.
"Impossible." balas Damian singkat.
Kali ini, dia berhenti memandang Auryn dan mengalihkan perhatiannya pada smartphone. Cukup lama mereka berdiam diri dalam keheningan sampai suara ketukan pintu terdengar.
"Masuk." ucap Damian.
Di sana, sesosok pria tinggi dengan memakai kacamata berdiri bersama pria paruh baya.
"Tuan." sapa keduanya.
Mereka pun dipersilahkan duduk. Pria berkacamata itu merupakan sang asisten pribadi Damian yg bernama Anton.
Sementara pria paruh baya tersebut adalah pengacara yg diminta Damian untuk mengurus surat perceraian mereka.
"Tuan, semua berkas yg anda minta ada disini." ucap Anton dengan nada profesionalnya.
"Bagus." balas singkat damian.
Kemudian, lelaki tersebut meletakan semua berkas yg asistennya bawa di hadapan auryn.
"Semua yg kau minta ada dalam berkas-berkas itu. Selain saham 25%, terdapat beberapa aset pribadi miliki ku yg seharga dengan permintaan mu." ucap damian tenang.
"Baguslah! Dengan begitu kita bisa mengakhiri semua urusan kita sampai sini." balas Auryn tersenyum.
Wanita itu membuka berkas dan membacanya secara teliti. Tentunya ia tak ingin tertipu dan merasa rugi.
Setelah memastikan tidak ada yg salah, Auryn dengan cepat menandatangani berkas pengalihan saham dan pengesahannya.
Sedangkan Anton yg mendengar perbincangan keduanya merasa sangat terkejut. Pria berkacamata tersebut tidak menyangka, jika bos nya akan sebaik hati itu untuk menyerahkan 25% dari saham miliknya kepada sang calon mantan istri.
Seandainya saja pria itu tahu jika bukan bos nya yg berbaik hati, melainkan sang calon mantan istri lah yg serakah.
"Kau sudah menandatangani surat pengalihan saham, sekarang cepat tanda tangani surat perceraian tersebut." ucap Damian dingin.
"Bersabarlah." balas Auryn acuh.
"Apa kau tidak melihat jika tanganku hanya ada dua?" lanjutnya sambil memutar bola matanya malas.
"Cih, kau benar-benar tidak sabar untuk berpisah dengan ku rupanya." ucap auryn lagi sambil berdecih kesal.
"Tentu saja." balas Damian cepat.
Wanita itu hanya mendengus, kemudian dengan cepat menandatangani surat perceraian.
"Aku sudah menandatanganinya. Kau bisa menyerahkannya langsung pada pengadilan agama." ucap Auryn sembari menyerahkan berkas perceraiannya pada sang mantan suami.
Dengan cekatan, pria itu mengambil berkas dan menyerahkannya pada sang pengacara.
"Segera daftarkan perceraian ku dengan wanita itu! Aku ingin prosesnya di percepat." ucap damian memerintah.
"Baik tuan damian." ucap sang pengacara menyanggupi.
Damian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu, di ikuti asisten serta pengacaranya. Tepat ketika pria itu membuka pintu, suara Auryn menggema di benaknya.
"Semoga kau bahagia dengan pernikahan keduamu Damian." ucap Auryn dengan nada lembutnya tanpa menoleh kearah sang mantan.
"Dan jangan sampai kau menyesali perceraian ini." lanjutnya lagi dengan nada dingin.
"Tidak akan." balas damian tak kalah dingin.
"Kita lihat saja nanti." gumam wanita itu melirik pintu masuk kamarnya sambil menyeringai.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
Suasana kamar kembali hening. Auryn yg masih terduduk di sofa mengulurkan sebelah tangannya untuk mengambil berkas pengalihan.
Ia menyeringai senang kala rencana pertamanya untuk balas dendam berhasil dengan sangat amat lancar.
"Damian, Damian, ini hanyalah awalannya saja." gumam Auryn pelan seraya menatap berkas ditangannya.
"25% saham tentu belum cukup untuk menebus rasa sakit dari pemilik tubuh ini. Secara perlahan, akan ku buat kau hancur hingga mengemis permintaan maaf dari ku." lanjutnya lagi dengan senyum sinis.
Pandangan wanita tersebut kembali menerawang, mengingat pertemuannya dengan pemilik asli.
Saat itu, dia yg telah menyelidiki sebuah lubang misterius tiba-tiba saja tersedot masuk kedalam lubang tersebut.
Ketika ia membuka mata, yg pertama kali ada di penglihatannya ialah seorang wanita yg terlihat tegar namun sebenarnya rapuh.
"Siapa anda?" tanya Li Yunna sambil mengerutkan kening.
Tentu dirinya mengingat apa yg terjadi sebelumnya, tapi kenapa saat ia membuka mata beberapa menit setelahnya, sosok wanita yg terlihat lemah itu malah muncul dihadapannya.
"Nona Li, perkenalkan, nama saya Auryn Magenta. Adapun alasan kehadiran saya disini, itu untuk meminta bantuan anda sekaligus memberikan anda kesempatan kedua untuk hidup." ucap Auryn asli.
"Apa maksudmu dengan memberikanku kesempatan untuk hidup? Aku masih hidupkan? Aku tak mungkin mati hanya karena tersedot pusaran misterius itu." ucap Li Yunna marah.
Wanita itu jelas tidak terima dengan apa yg dikatakan Auryn mengenai dirinya sudah mati.
"Maaf nona Li, tapi pada kenyataannya, anda memang sudah mati di dunia itu. Pusaran misterius telah menarik jiwa anda untuk datang ke tempat ini. Dan anda akan diberi kesempatan untuk hidup kembali di tubuh dan dunia yg baru." ucap Auryn.
Li Yunna menatap tak percaya wanita dihadapannya. Ia sudah mati? Benar-benar sudah mati?
"Ck, sialan!" batin Li Yunna marah.
"Kau bilang aku memiliki kesempatan untuk hidup kembali, bagaimana caranya?" tanya Li Yunna yg cukup tertarik dengan tawaran yg dibuat wanita di hadapannya.
"Cukup dengan anda setuju untuk membantu menyelesaikan permasalahan ku." ucap Auryn.
"Permasalahan mu? Memangnya apa yg menjadi masalah mu?" tanya Li Yunna mengerutkan kening.
Dia meneliti penampilan wanita di hadapannya yg terlihat kurus dan pucat. Tentunya dengan jenis pakaian yg baru saja ia lihat.
"Aku merupakan wanita desa yg dijodohkan dengan pria kota karena balas budi. Awalnya tidak ada rasa cinta diantara kami. Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai mencintainya." ungkap Auryn yg mulai bercerita tentang masalah hidupnya.
"3 tahun kami telah membina rumah tangga, namun selama waktu itu, suami ku masih saja mengabaikan ku. Hingga suatu ketika, tiba-tiba saja ia datang menemui ku untuk meminta perceraian."
"tentu saja aku menolak. Aku sudah terlanjur mencintai suamiku dan aku tidak ingin berpisah dengannya, tapi dia tetap dengan keputusannya untuk bercerai. Sampai akhirnya aku mengetahui jika dia ternyata berselingkuh di belakang ku." ucap Auryn yg matanya mulai berkaca-kaca.
Li Yunna memilih untuk diam dan tidak berkomentar apapun, sebelum Auryn menyelesaikan ceritanya.
"Wanita itu merupakan cinta pertama suami ku yg baru saja kembali dari luar negeri. Aku tidak tahu alasan perpisahan mereka di masa lalu, tapi bisa ku lihat binar cinta diantara keduanya."
"Aku hancur. Hatiku terasa perih ketika tidak sengaja melihat keduanya melakukan kegiatan yg mesra. Aku sudah tidak memiliki keluarga lain selain suami ku. Aku tidak tahu harus berbuat apa setelah nanti ia berhasil menceraikan ku. Maka dari itu, aku melakukan hal yg selalu dilakukan orang depresi..." ucap auryn yg menjeda kalimatnya.
Auryn memandang mata Li Yunna dengan ketidakberdayaan.
"Bunuh diri." lanjut Auryn.
"Aku mencoba menabrakkan tubuh ku pada sebuah mobil yg melaju cepat. Sayangnya, tubuhku tidak mati, melainkan jatuh koma di rumah sakit."
"Sebuah suara misterius terdengar ketika aku sudah tidak memperdulikan keadaan tubuh ku. Suara itu memberikan ku 2 pilihan."
"Yang pertama untuk memasuki tubuh ku kembali dan melanjutkan hidup. Sedangkan yg kedua, meminta orang lain untuk menyelesaikan permasalahan ku dengan bayaran jiwaku." ucap Auryn.
"Biar ku tebak. Kau memilih pilihan kedua? Benar?" ucap Li Yunna menebak yg dibalas anggukan oleh wanita itu.
"Lalu apa keinginanmu? Membuat suamimu jatuh cinta pada sosok mu? Merebut kembali suami mu? Menghentikan perceraian? Atau menghabisi cinta pertama suami mu?" tanya Li Yunna beruntun.
Namun di sambut oleh gelengan kepala dari auryn. Wanita itu menunduk sambil mengeratkan tinjunya.
"Balas dendam." gumam Auryn pelan.
Sontak apa yg wanita itu katakan membuat Li Yunna terkejut. Ia kira wanita dihadapannya menginginkan balasan cinta dari suaminya.
Tapi tanpa ia duga, Auryn ternyata menginginkan balas dendam? Seberapa besar rasa sakit hati yg pria itu timbulkan di hati istri sah-nya ini.
"Balas dendam seperti apa yg kau inginkan? Bisakah aku langsung membunuhnya?" tanya Li Yunna santai.
Ia tak masalah jika harus melakukan balas dendam.
"Tidak!" balas Auryn tergesa-gesa.
"Hanya membunuhnya saja terlalu ringan untuk pria itu dan j*l*ng miliknya! Aku ingin dia menderita bersama kekasihnya! Aku ingin di merasakan rasanya dikhianati!" lanjutnya menggebu-gebu.
"Dan yg terakhir, aku ingin dia mengemis permintaan maaf di bawah kaki ku." ucapnya dingin.
"Sepertinya suamimu itu telah terlalu dalam menyakitimu." balas Li Yunna tenang.
Ia tak terpengaruh sedikit pun oleh emosi meledak-ledak yg dikeluarkan lawan bicaranya.
Baginya, tetap tenang adalah hal terpenting untuk menyelesaikan masalah.
"Setelah anda mendengar cerita ku, apa jawaban yg anda berikan? Bersediakah anda membantuku menyelesaikan balas dendam ini?" tanya Auryn yg kembali tenang.
"Tentu, aku menerimanya." jawab Li Yunna.
"Terima kasih." balas Auryn lega.
"Setelah ini, anda akan memasuki ragaku. Berganti identitas menjadi diriku. Juga mendapat semua kenangan yg pernah ku lalui." ucap Auryn.
"Anda bebas menjalankan rencana apapun, asalkan apa yg ku inginkan terjadi. Dan setelah menyelesaikan misi balas dendam, anda bebas melakukan apapun yg anda inginkan." lanjutnya lagi.
Li Yunna hanya mengangguk.
"Semua kemampuan yg pernah anda miliki di kehidupan pertama akan mengikuti, begitu pun dengan ruang pribadi anda." ucap Auryn lagi membuat Yunna tersenyum lebar.
"Setelah anda memasuki cahaya itu, anda akan terbangun dalam tubuh saya dan seketika ingatan milikku akan mengalir dalam pikiran anda." lanjut auryn lagi.
Yunna melirik cahaya yg dimaksud wanita itu dan mengangguk mengerti. Bentuk dari cahaya tersebut sangat mirip dengan lubang misterius yg sebelumnya ia temukan.
Yg berbeda hanyalah warna. Jika lubang yg ia temukan berwarna hitam gelap, sedangkan yg sekarang berada tidak jauh darinya lebih menyilaukan mata.
"Jadi, kapan aku bisa meninggalkan tempat ini?" tanya Li Yunna yg sudah tak sabar untuk pergi dari tempat itu.
"Nona Li bisa pergi sekarang juga." balas Auryn.
Li Yunna tidak mengatakan apapun lagi dan segera melangkahkan kakinya menuju lingkaran cahaya.
Dan apa yg terjadi selanjutnya ialah sama seperti yg dikatakan auryn. Yunna tersadar di sebuah kamar V.I.P dan segera menerima ingatan pemilik tubuh.
Pantas saja wanita itu begitu membenci mantan suaminya itu, selain di abaikan dan diselingkuhi, Damian juga sering mengucapkan kata-kata kasar dan tak pantas terhadap sang istri.
Damian bahkan pernah memperkenalkan Auryn sebagai pembantu dihadapan koleganya saat mereka berada di rumah!
Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?
"Yah, pria seperti dirinya memang perlu di ajari sopan santun." gumam Li Yunna atau yg sekarang kita panggil Auryn.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!