"Lalu, apa perintah anda sekarang, master." tanya Xiaofei memandang majikannya.
"Untuk sekarang, kau harus membiasakan dirimu dengan dunia ini. Kau juga tidak bisa sembarangan mengubah fisik mu menjadi wujud asli. Ingat ini baik-baik, disini terdapat banyak CCTV, dimana alat tersebut dapat merekam kejadian apapun di dekat nya. Karena itu, jangan sekali-kali kau mengubah wujud mu menjadi bentuk asli, jika bukan berada di ruang dimensiku." ucap Auryn mengingatkan.
"Adapun kemampuanmu yang lain, kau bisa menggunakannya selama tidak ada yang mengetahui." lanjutnya memberitahukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.
Setelah mengatakan itu, Auryn mengangkat telunjuknya dan menyentuh kening Xiaofei. Segera, setitik cahaya putih muncul dan masuk ke dalam kepala wanita itu.
"Semua informasi mengenai dunia ini telah kuberikan kepadamu. Untuk selanjutnya, kau bisa mempelajarinya sendiri." ujar Auryn.
"Terima kasih, master." balas Xiaofei dengan tersenyum senang.
"Jangan memanggilku dengan sebutan master lagi mulai sekarang." ucap Auryn tegas.
Mendengar yang baru saja dikatakan masternya, Xiaofei mengerutkan keningnya, bingung. Kenapa dirinya tidak boleh memanggil sang majikan dengan sebutan master.
Namun Auryn yang mengerti dengan kebingungan hewan iblis kontraknya segera menjelaskan.
"Saat ini kita hidup di dunia yang sama sekali berbeda dengan dunia kita dahulu. Sebutan 'master' mungkin akan terdengar aneh bagi orang-orang yang mendengarnya. Akan lebih baik jika kau mengganti panggilan mu terhadap ku." jelas Auryn yang diangguki Xiaofei.
"Lalu, bagaimana saya harus memanggil anda?" tanya Xiaofei bingung.
"Panggil saja aku dengan sebutan nona Auryn." balas Auryn.
"Saya mengerti." ucap Xiaofei.
...****************...
...****************...
Saat ini di kantor pusat perusahaan William Corp.
Damian yang telah sampai di gedung kantor perusahaannya, kini tengah memulai meeting penting bersama tim-nya mengenai proyek besar yang tengah ditangani perusahaan.
Proyek tersebut merupakan proyek yang bernilai puluhan juta dolar jika berhasil di jalankan. Karena itu, Damian sendiri yang turun tangan untuk mengawasi jalannya proyek itu.
"Baik, segini saja untuk pertemuan saat ini. Di pertemuan selanjutnya, kita akan membahas masalah anggaran. Jadi tolong persiapkan proposal-nya dengan baik, begitu juga dengan persentasenya. Jangan sampai ada sedikitpun kesalahan, atau kalian akan mendapatkan masalah." ucap Damian memberi peringatan dengan tatapan tajamnya.
Membuat semua orang yang berada di ruang meeting bergidik ngeri.
"Kami mengerti, pak. Kami akan membuat proposal sebaik mungkin, agar persentase berjalan dengan lancar." ucap ketua tim pelaksana.
"Bagus." balas Damian singkat.
Setelah pertemuan selesai, mereka pun membubarkan diri. Damian kembali ke ruangannya sendiri, disusul oleh Anton.
"Hah."
Menghela napas lelah, pria itu menghempas tubuhnya sendiri diatas kursi. Ia memijat kepalanya yang kembali terasa sakit, memikirkan ucapan sang ibu yang masih terngiang di kepalanya.
"Anton, aku memiliki tugas penting untukmu." ucap Damian yang kini duduk dengan tegak di kursinya.
"Tugas penting apa, bos?" tanya sang asisten.
"Mulai saat ini, kirimkan seseorang untuk mengawasi mantan istri ku. Aku ingin setiap detail informasi mengenai semua aktifitas yang dia lakukan." ucap Damian memberikan perintahnya.
Sorot matanya begitu tajam juga tegas. Tidak ada keragu-raguan mengenai keputusannya.
"Anda ingin memata-matai mantan istri anda?" tanya Anton bingung dengan tingkah laku atasannya.
Tentu saja pria itu heran, yang dia ketahui ialah sang atasan sangat tidak menyukai bahkan membenci mantan istrinya itu.
Lalu untuk apa sekarang dia malah memata-matai mantan istrinya itu? Bukankah urusan mereka sudah selesai? Hanya tinggal menunggu keputusan dari hakim pengadilan dan keduanya akan secara resmi bercerai.
Sungguh, Anton tidak habis pikir dengan pria yang berstatus sebagai bos-nya ini.
"Katakan saja seperti itu." balas Damian acuh.
Pria itu kembali memfokuskan dirinya terhadap tumpukan dokumen di depannya. Mengabaikan sang asisten yang kini mengerutkan kening, bingung dengan kelakuan bos-nya.
Sambil menghela napas lelah, Anton pun keluar dari ruangan Damian. Dia masih harus melaksanakan tugas yang baru saja diperintahkan oleh sang atasan.
Di sisi lain, Auryn yang baru saja mengetahui rencana sang mantan untuk memata-matai dirinya tertawa terbahak-bahak.
Wanita itu merasa lucu dengan apa yang diperbuat oleh pria tersebut.
"Damian, Damian, aku benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. Kau begitu ber-waspada terhadapku hanya karena nasehat ibumu, tapi kau tidak peka dengan orang-orang di sekelilingmu. Orang-orang yang berniat menjatuhkan mu." gumam Auryn pelan.
Wanita itu tidak sendiri di sana, masih ada Xiaofei yang tengah duduk manis di sofa menemani sang majikan yang masih ingin berleha-leha di apartemennya.
"Nona, haruskah aku menyingkirkan mata-mata itu?" tanya Xiaofei menatap majikannya.
"Tidak harus sampai membunuh. Xiaofei, jangan lupakan apa yang aku katakan sebelumnya tentang dunia ini." jawab Auryn tenang.
"Dunia yang sekarang kita tempati berbeda dengan dunia yang dulu kita tinggali. Tidak semua masalah bisa selesai dengan membunuh. Hukum disini sangat ketat, Apalagi dengan banyaknya CCTV yang tersebar di berbagai tempat." lanjutnya berbicara.
"Tapi..." balas Xiaofei ragu.
"Jangan gegabah, Xiaofei. Aku bukannya tidak memiliki rencana untuk membalas apa yang pria itu lakukan." ujar Auryn.
"Ah, Jadi nona sudah menyiapkan rencana? Boleh saya tahu apa yang nona rencanakan?" tanya Xiaofei bersemangat.
"Nanti kau juga tahu. Tapi yang saat ini harus ku lakukan ialah mencari tahu, mengenai siapa yang dikirim pria itu untuk mengawasi ku." ujar Auryn.
"Kalau begitu, biar saya yang mencari tahu." ucap Xiaofei mengajukan diri.
"Baiklah, dan hati-hati. Jangan sampai ada yang mengetahui indentitas mu yang sebenarnya." balas Auryn tegas.
"Saya mengerti." jawab Xiaofei tak kalah tegasnya.
Setelahnya, Xiaofei pun berubah menjadi seekor ular Cobra hitam dan pergi keluar dari apartemen milik majikan nya.
Yaps, wujud sebenarnya dari Xiaofei ialah ular Cobra. Ia memiliki racun paling mematikan, yang penawarnya hanya bisa diciptakan oleh Auryn seorang.
Hal itu di sebabkan karena di masa lalu, Li Yunna atau yang sekarang kita sapa dengan nama Auryn, sering membuat banyak percobaan melalui racun milik Xiaofei.
Sampai akhirnya, dia berhasil meramu penawar racun untuk bisa ular milik salah satu hewan kontraknya.
...****************...
...****************...
Rumah sakit medika sakti.
Setelah mendengar cerita dari kekasihnya pasal saham yang ia berikan kepada sang mantan istri, Adrianna mau tidak mau merasa iri.
Bahkan dia yang merupakan kekasih juga calon istri dari Damian tidak memiliki sepeser pun saham milik perusahaan William.
Sementara Auryn yang berstatus mantan istri, malah memiliki 25% saham. Ini sungguh tidak adil.
"Leon, aku harus segera mengabari dia perihal ini. 25% saham bukanlah jumlah yang sedikit. Aku tidak bisa membiarkan Auryn memiliki saham sebesar itu, jika aku ingin menguasai semua harta dan properti milik keluarga William." gumam Adrianna.
Dengan cepat, wanita tersebut mengambil ponselnya, kemudian menekan nomor hp selingkuhan nya.
Tut.. Tut..
Tut.. Tut..
Sudah beberapa kali Adrianna mencoba menghubungi pria yang menjadi selingkuhannya, namun sama sekali tidak pria itu angkat.
Tut.. Tut...
Kembali, wanita itu mencoba menelpon Leon. Berharap jika kali ini, pria tersebut akan mengangkat telpon nya.
"Ck, kemana pria itu? Mengapa telpon ku tidak di angkat-angkat juga?" ujar Adrianna kesal.
Wanita tersebut mengerang marah saat mengetahui jika telponnya malah di tolak oleh pria tersebut
"Kurang ajar! Beraninya pria itu me-reject telpon dariku? Sebenarnya apa yang dilakukannya sekarang?" ujar Adrianna marah.
Dia melemparkan handphone nya ke atas ranjang. Wajahnya yang pucat kini memerah karena emosi yang berlebihan. Namun ia berusaha menekan amarahnya dan mencoba untuk tetap tenang.
"Tarik napas, hembuskan. Tarik napas, hembuskan."
Adrianna terus melakukan hal itu sampai dirasa emosinya kembali stabil. Setelah merasa cukup tenang, dia pun mengambil handphonenya kembali.
Kali ini, wanita itu hanya mengiriminya pesan yang bertuliskan jika ia ingin bertemu dengannya untuk membahas sesuatu yang penting. Butuh beberapa jam sampai pesan itu akhirnya dibalas.
[ Oke. ]
Balas pria itu singkat, membuat Adrianna semakin menggeram akan tingkah laku kekasih gelapnya ini.
"Pria itu..." ucap Adrianna kesal.
.
.
.
TO BE CONTINUE.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
She Jutex MImi
leon lg enak² adriana 🤣
2024-09-21
1
Rai
Leon pun selingkuh
2024-07-16
0
Wini Hilal
yaelah jangan jangan kekasih gelapnya Adriana selingkuh juga
2024-07-12
0