BAB 4.

Di tengah keheningan malam, Auryn beranjak dari sofa yang ia duduki. Wanita tersebut melangkah menuju jendela, dan mengintip area parkir utama.

Di sana, ia melihat jika calon mantan suaminya baru saja memasuki mobil. Sedangkan untuk asisten dan pengacara, mereka menaiki kendaraan masing-masing.

Auryn menjentikkan jarinya, seketika seekor kupu-kupu kecil berwarna hitam legam muncul dihadapannya.

"Ikuti kemana pun pria bernama Damian William pergi. Laporkan semua aktifitas yang ia lakukan baik di rumah atau pun diluar rumahnya kepadaku." bisik Auryn pelan.

"Pergilah dan lakukan tugas mu dengan benar. jangan sampai terjadi kesalahan sedikitpun." lanjut wanita itu berbisik.

Segera kupu-kupu itu terbang melewati celah jendela dan hinggap di kap bagasi mobil milik damian.

"Sekarang, aku bisa dengan mudah mengawasi gerak gerik pria itu." gumam Auryn.

"Tapi tetap saja, aku masih harus mencari tahu lebih banyak tentang dunia yang ku tempati sekarang. Semakin cepat aku beradaptasi, itu akan menjadi lebih baik." lanjutnya.

Selama masa pemulihan, dirinya mulai mencari tahu tentang dunia ini dari hp milik Auryn. Banyak informasi yang ia dapat, mengejutkannya. Terutama di bagian perkembangan teknologi dan pengobatan.

Kultivasi pun saat ini hanya bagian dari legenda masyarakat Tiongkok yang sudah lama tidak di praktekkan.

.....

Auryn terbaring di tempat tidur rumah sakit, namun matanya mengikuti arah yang kupu-kupu itu lihat.

Setelah 30 menit perjalanan, akhirnya mobil Damian berhenti di sebuah gedung apartemen.

Pria itu memasuki lobi dengan mudah, seolah ia memang salah satu penghuni di sana. Dengan tegas, ia berjalan menuju lift dan setelahnya memasuki ia menekan tombol angka 12.

"Hmm.. Siapa yang akan kau temui, Damian? Jelas-jelas ini bukan gedung apartemen mu." gumam Auryn yang masih belum mau membuka matanya.

"Mungkinkah wanita itu? Kekasih gelap mu? Aku jadi penasaran dengan bagaimana penampilan wanita itu. Apakah dia terlihat sangat cantik sampai-sampai kau mengabaikan wanita sebaik Auryn?" lanjutnya lagi.

Triiinnnngggggg.

Pintu lift pun terbuka dan Damian masih belum menyadari jika sedari tadi ia tengah di intai. Pria itu dengan santai berjalan melewati lorong, kemudian berhenti di depan pintu bernomor kan 62.

Dengan mudahnya ia menekan tombol kombinasi acak yang menjadi nomor sandi apartemen tersebut.

Ceklek.

Kriieeeetttttt.

"Sayang." ucap seorang wanita berbalutkan piyamanya.

"Hai, sayang." sapa Damian sembari memeluk serta mengecup singkat kening wanita tersebut.

"Kamu pasti capek, ya. Udah ngurusin kerjaan di kantor dan sekarang harus ngerawat istri kamu. Duduk dulu, biar aku bikinin kamu kopi." ucap wanita itu manja namun penuh perhatian.

Ia menarik pria itu untuk duduk di sofa sembari menaruh tas kerja milik sang kekasih di kamar.

Sekembalinya wanita itu dari dalam kamar, ia melangkahkan kakinya menuju dapur. Suara mesin kopi pun terdengar mengalun di indera pendengaran Damian yang memang jarak ruang tamu dan dapur berdekatan.

Dengan senyum yang merekah, wanita itu datang sambil membawa nampan yang diatasnya terdapat secangkir kopi panas yang masih mengepul untuk sang kekasih dan jus jeruk untuk dirinya sendiri.

"Silahkan di cicipi, sayang. Hati-hati, masih panas." ujar wanita tersebut seraya meletakan kopi di atas meja.

"Terima kasih, sayang. Kemarilah, aku memiliki kabar yang menggembirakan bagi kita berdua." balas Damian sembari menarik pinggang kekasihnya.

"Kabar baik apa yang kamu miliki?" tanya wanita itu penasaran.

"Auryn sudah menandatangani surat perceraian yang aku buat dan tinggal menunggu waktu untuk persidangan pertama." jelas Damian seraya mengelus rambut halus kekasihnya.

"Yang benar, sayang! Kamu gak bohong kan? Kamu nggak bercanda kan sama aku?" tanya wanita itu tersentak namun menunjukan raut wajah penuh kegembiraan.

"Untuk apa aku berbohong! Hari ini bukan april mop. Auryn benar-benar sudah menandatangani surat cerai itu dan dalam waktu yang tidak lama lagi, status kami akan berubah menjadi mantan." ujar Damian menatap kekasihnya penuh keyakinan.

"Aku senang! Benar-benar senang! Dengan begini, tidak ada lagi yang menghalangi cinta kita. Kita bisa bersatu tanpa perlu merasa terbebani." ucap wanita itu sambil memeluk kekasihnya.

"Dan akan semakin mudah bagi ku untuk menguasai harta keluarga William." lanjutnya berbicara dalam hati sambil menyeringai singkat.

"Terima kasih, sayang. Kamu membawakan berita yang sangat menggembirakan hari ini." lanjutnya tersenyum senang, mengembalikan seringai tadi menjadi senyuman penuh kelembutan.

"Apapun untuk mu, sayang." ucap Damian yang juga tersenyum tipis.

Ia meraup bibir sexy kekasihnya tanpa memberikan sedikit saja wanita itu waktu untuk bernafas.

"Tidak masalah jika aku harus kehilangan beberapa persen saham. Setidaknya dengan begini, aku bisa bebas menikahi wanita yang benar-benar ku cintai." batin Damian menghela nafas.

Di tempat lain, Auryn yang mendengar percakapan keduanya hanya tersenyum sinis. Ia sudah melihat bagaimana interaksi keduanya saat bertemu, dan seringai yang dikeluarkan wanita itu tidak luput dari pandangan sang ahli racun.

Bisa ia tebak, jika wanita tersebut tidak bersungguh-sungguh dalam mencintai Damian. Ada sesuatu yang wanita itu inginkan dari Damian, namun sepertinya pria tersebut tidak menyadari.

"Pria bodoh!" gumam Auryn pelan.

Tapi apa yang di inginkan wanita itu? Harta?

Sepertinya tidak jauh dari hal-hal berbau duniawi.

Karena hari sudah sangat larut dan ia masih harus beradaptasi dengan tubuh barunya, Auryn memutuskan untuk beristirahat.

Saat ini, dirinya harus memfokuskan diri untuk mengembalikan staminanya ke kondisi dulu. Dimana dirinya masih seorang kultivator.

...****************...

...****************...

Keesokan harinya.

Matahari mulai menyinari semesta, memaksa masuk melalui celah sempit di jendela. Hingga tirai diangkat dan cahaya pun memasukinya tanpa cela.

Di kamar V.I.P sebuah rumah sakit, Auryn tengah berjemur dibawah terik sinar matahari langsung.

Angin berhembus, menerbangkan helaian rambut wanita tersebut.

Ia memejamkan kedua matanya seraya menarik nafas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.

Apa yang ia lakukan merupakan pelatihan pernapasan dasar. Bahkan tidak hanya kultivator yang melakukannya, semua orang yang membutuhkan relaksasi memang akan melakukannya.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu terdengar dan seorang suster datang dengan troli yang diatasnya berisi makanan.

"Nona, silahkan sarapannya." ucap suster tersebut.

"Terima kasih. Taruh saja di meja, nanti akan saya makan." balas Auryn tanpa menoleh sedikit pun.

"Dokter juga telah mengatakan jika beliau akan memeriksa anda dalam 2 jam ke depan." ujar suster yang telah selesai meletakan makanannya di atas meja.

"Saya mengerti." ucap Auryn.

"Kalau begitu, saya permisi." ucap suster itu pamit sembari mendorong troli.

Auryn membuka matanya, memandangi kendaraan yang hilir mudik di jalan raya. Tangannya terangkat, menutup jendela yang tadi sempat dirinya buka.

Tatapan matanya menajam dan seketika, wanita itu menghilang dalam sekejap dari tempat ia berdiri.

...

Di suatu tempat yang dipenuhi aura positif, sesosok wanita berpakaian pasien rumah sakit tiba-tiba saja muncul entah darimana.

Ia mengedarkan pandangannya dan mengulas senyum puas.

Tempat ini merupakan ruang pribadinya, yang diturunkan sang guru kepadanya sebelum ia pergi ke alam yang lebih tinggi.

Ruang ini mirip dengan sebuah planet kecil, dimana ia sebagai pemilik dapat melakukan apapun terhadapnya.

Sejak awal, gurunya telah mengubah ruang ini menjadi perkebunan pribadi. Sang guru merupakan alkemis jenius di dunianya yang dulu. Ia pandai dalam meramu bahan dan membuat pil.

Namun karena banyak tumbuhan herbal yang jarang bisa tumbuh di area luar, gurunya memilih untuk menanamnya sendiri di ruang ini.

Membuat ruang ini dipenuhi tanaman herbal hasil pekerjaan sang guru. Tentu saja sebagai murid, Li Yunna tidak ingin ketinggalan.

Ia juga mulai menanam tanaman beracun dan memindahkan semua hewan beracun peliharaannya masuk ke ruang.

Bahkan Yunna sendiri sering bereksperimen dengan semua bahan beracun, ditempat ini. Energi qi pun terasa sangat kental dibandingkan dunia luar. Sangat cocok bagi Auryn yang ingin memulai kultivasinya kembali.

"Baguslah, tidak ada yang berubah dari tempat ini. Bahkan para binatang beracun yg ku pelihara terbawa ikut kemari." ucap Auryn memandang sejenak area sekelilingnya.

Wanita itu pun melangkahkan kaki-nya menuju tempat dimana ia sering melakukan eksperimen.

Terdapat sebuah bangunan sederhana yang terbuat dari kayu di ruang itu. Pendahulunya memang sengaja membangun rumah itu khusus untuk membuat pil dan bereksperimen.

Jadi jangan heran jika tercium aroma herbal dan terdapat banyak giok penyimpanan pil, tungku pembuatan pil, dan tempat penyimpanan ramuan herbal di sana. Karena memang tempat itu dikhususkan berdasarkan tujuannya diperuntukan.

"Aku penasaran, bagaimana keadaan para binatang iblis yg aku kontrak di sana, setelah aku pergi dari dunia kultivator." gumam Auryn dengan memandang lurus ke depan.

.

.

.

TO BE CONTINUE.

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Damian di butakan cinta siluman ular rubah betina

2024-09-14

0

Sunny Sakura

Sunny Sakura

dia seorang kultivator kk

2024-08-19

0

sahabat pena

sahabat pena

melepaskan batu intan berlian hanya demi batu kali 🤣🤣🤣

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 99 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!