Bab 13

Berli duduk di kursi salah satu cafe, dia menyeruput jus alpukat beserta cheese cake sambil memainkan ponsel.

Kemarin malam dirinya di beritahu akan di adakan Reuni kampus maka dari itu sekarang dia berada di cafe ini untuk bertemu teman lama.

Seorang wanita dengan tinggi semampai dengan pakaian celana jeans dan kaos oblong tengah celingak celinguk melihat sekeliling ruangan cafe.

Berli yang mengenali wanita itu segera melambaikan tangan untuk segera menghampiri dirinya.

"Hai... apa kabar, kamu makin cantik saja," ucap Berli. Sambil cipika cipiki terhadap wanita yang baru saja menghampirinya.

"Hai... juga, Berli malah kamu sekarang yang makin cantik kelihatan tambah dewasa dan Uhh body kamu sexy abis."

Wanita itu memperhatikan Berli dari kepala sampai kaki.

"Kamu... bisa saja, ayo duduk!" ucap Berli.

Wanita yang menghampiri Berli adalah Serly teman satu kampus dan juga teman satu jurusan.

"Kamu... mau pesan apa" tanya Berli. Yang melambaikan tangan kepada pelayan Cafe.

"Aku... jus mangga saja sama cake coklat," sahut Serly.

Berli segera meminta pelayan untuk segera mencatat pesanan Serly. Dan pelayan itu mencatat dan segera berlalu dari tempat duduk mereka berdua. Serly mengeluarkan undangan berwarna gold di dalam tas, lalu memberikannya kepada Berli.

"Berli... ini, undangan untuk acara Reunian kampus kita minggu depan dan kamu jangan sampai gak datang," ucap Serly. Tersenyum lebar.

"Memang... kenapa, kalau aku gak datang?" tanya Berli.

"Tahun... kemarinkan, kamu gak datang. Jadi tahun ini kamu harus datang, lagian juga di Grup chat kampus sudah pada heboh. Mereka semua pengen kamu datang, sudah 3 tahun kamu keluar Negeri. Jadi teman-teman pada kangen sama bunga kampus," ujar Serly. Panjang lebar membujuk agar Berly mau datang.

Pelayan sampai di meja Berly meletakan pesanan yang tadi di pesan Serly.

"Terima kasih," ucap Serly ke pelayan wanita itu.

"Baiklah... Aku, akan datang," ucap Berly. Pasrah.

Masalahnya bukan karna dirinya tidak ingin datang, tapi dia malas jika bertemu dengan orang dari masalalunya.

"Apa... kamu ingin dengar gosip?" tanya Serly.

"Gosip apa?" tanya balik Berli.

"Gosip mantan kamu," sahut Serly.

"Ck... masih saja jadi tukang gosip kamu. Ogah dengarnya, menurut aku masa lalu itu udah aku kubur sedalam- dalamnya," ujarnya.

"Serah... deh, kalo gak pengen dengar," ucap Serly. Cemberut.

Berly hanya tersenyum melihat tingkah temannya yang cemberut itu. Serly memang cocok untuk jadi wartawan. Informasi apapun itu cewek tahu. Dari dulu memang tidak pernah berubah, bahkan Berly tahu jika mantan terdahulunya selingkuh dari Serly.

Tuts... tuts... tuts...."

ponsel Berly berbunyi

Segera Berly mengangkat telpon dari mama Rita.

"Halo Ma," sahut Berly.

"................

"Iya... Berly gak lupa kox!"

"..................

"Kita... ketemuan saja di tempat janjian," sahut Berly.

"................

"Iya... Mama tenang saja Berly gak akan telat datang."

"Dadah Ma," ucap Berly.

Sambungan telpon terputus.

"Serly... aku, duluannya," ucap Berly.

"Mau kemana kamu?" tanya Serly.

"Biasa... nanti malam ada acara keluarga, jadi aku pengen ke Mall dulu cari baju sama ke salon," ucap Berly.

"Oke... deh, hati-hati di jalan. Eh jangan lupa untuk datang ke acara reunian. Kalo kamu lupa aku bakalan neror kamu lewat chat sama telepon," ucap Serly. Tersenyum mengancam Berli.

"Iya... aku pasti datang, soalnya takut akan ancaman kamu yang bakal neror,"ujar Berly. Terkekeh kecil.

Berly keluar dari cafe dan segera menuju mobilnya. Jam sudah menunjukan pukul 1 siang. Ternyata sudah waktunya untuk makan siang saking asyiknya ngobrol sampai lupa waktu.

Berly telah sampai di Mall terbesar di kota B. Mall X adalah salah satu milik dari Wiliam Group.

Berly menuju restoran terlebih dahulu untuk mengisi perutnya yang kosong setelah itu barulah dirinya mencari baju dan juga salon.

Berly duduk di salah satu kursi dan segera memesan menu makan siang. Dari kejauhan ada seorang pria yang memperhatikanya. Jarak mereka tidak terlalu jauh sehingga terlihat jelas wajah Berly dari pandangan pria itu.

Pria itu tanpa ragu menghampiri Berly dan menyapa wanita yang tengah asik berseluncur medsos di ponsel miliknya.

"Hai...," sapa Pria itu.

Berly mendongkak untuk melihat seseorang yang meyapa dirinya. Berly mengernyitkan menatap pria itu.

"Kamu... lupa sama aku?" tanya Pria itu. Tersenyum

"Kak Vino!" Berli terkesiap.

"Yaps," ucap Vino. Tersenyum.

"Boleh... aku duduk," ucap Vino.

"Oh... silakan Kak," sahut Berly. Tersenyum lebar.

"Apa kabar Tasia, makin cantik saja kamu," ucap Vino.

Berly yang di puji cantik wajahnya langsung merona malu.

"Kakak... bisa saja, aku sama seperti sebelumnya," ucap Berly tersipu malu.

Kox aku merasa panas gini sih Kak Vino makin ganteng saja duh jantung aku kox berdebar kayak gini sih, batin Berli.

Sebenarnya Berly waktu pertama kali masuk kampus sudah jatuh hati sama Vino.

Berly diam-diam memperhatikan seniornya itu. Vino di mata Berly sosok yang lembut perhatian dan juga wajahnya tampan.

Meskipun jika di bandingkan dengan Alex maka Alex tetap yang tertampan. Sejak waktu itu Berly belum berkenalan dengan Alex yang Berly tahu ada tiga orang sebagai most wanted kampus. Yang pertama Brian si playboy kedua Vino si manis dan juga perhatian dan juga ketiga sang Pangeran Alex yang saat itu belum di ketahui Berli.

Berly tidak tahu Alex sebab fokusnya hanya pada vino.

Tapi sayang waktu itu Vino sudah memiliki kekasih dan membuat Berli mengubur rasa yang ada di dalam hatinya.

"Kakak... sama siapa disini?" tanya Berli.

"Kakak... lagi nungguin Brian, biasa ngajak makan siang bareng tapi orangnya ngaret," ujar Vino.

"Oh... gitu, ya sudah kita makan bareng saja. aku juga sendirian tapi kalo Kakak gak keberatan sih," ucap Berli lagi.

"Yang... pasti kagaklah, siapa yang nolak makan bareng cewek cantik," ucap Vino.

Makanan pesanan mereka telah tiba. Segera Vino dan Berli menyantap hidangan tersebut.

Brian yang telah datang ke restoran segera menemui Vino. Matanya mengedarkan pandangan ke segala arah Brian merasa takjub akan pandanganya dan mengosok gosok matanya.

Brian melihat Vino dan Berli tengah makan bersama segera Brian menghampiri mereka.

"Hei... Vin," panggil Brian.

"Kox... makan duluan sih," kesal Brian.

"Hai... Kak Brian," sapa Berli.

"Tasia, apa kabar?" tanya Brian.

"Aku... baik kak, kalau Kakak apa kabar?" tanya Berli.

"Kakak baik," sahut Brian.

"Kak... ayo, duduk dan segera pesan makanannya," ucap Berli.

Brian segera meminta pelayan untuk datang untuk memesan menu makan siangnya. Vino dan Berli yang tertunda makan karna kedatangan Brian segera melanjutkan makan siang nya.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***