"A-aku." Erna menggantungkan ucapan nya karena ia sangat gugup sekarang, belum lagi tatapan Nando yang tajam dan penuh makna.
"Aku apa?" Kesel Nando.
"I-iya."
"Iya apa sih? Kalo ngomong yang jelas dong." Nando semakin tidak sabar dengan jawaban Nadia.
"Is, sabar Napa sih, gak tau orang lagi gugup apa?" Entah darimana wanita itu mempunyai keberanian mengatakan itu.
"E-eh maaf." Cengengesan Erna saat menyadari ucapan nya tadi.
Nando hanya menatap Erna dengan tatapan tajam, Erna yang menyadari tatapan Nando menjadi semakin salah tingkah dan gelagapan.
"Em, do aku mau ke toilet dulu ya." Ucap Erna beranjak pergi, namun tangan nya di cekal oleh Nando.
"Jawab dulu, baru pergi." Ucap Nando dingin.
"Iya, aku terima." Ucap Erna, berlalu dengan sedikit berlari, karena ia malu pada Nando.
Nando tersenyum lebar saat mendengar jawaban Erna, tentu saja Erna tidak melihat senyuman Nando itu, karena ia lalu bergegas pergi tanpa menoleh ke arah Nando saat mengatakan itu.
***
"Nad, minta no Liem." Ucap Nando to the poin, saat ia sudah sampai kerumah, dan mendudukan bokong nya di sofa, di sebelah Nadia.
"Orang itu kalo baru masuk kerumah mengucapkan salam, bukan malah minta nomor." Ceramah Nadia sambil memakan cemilan nya dan tetap fokus menonton tv.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, adik aku sayang." Ucap Nando menahan rasa kesal nya.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Abang aku tersayang." Ucap Nadia sambil tersenyum manis.
"Cepetan kirim nomor Liem."
"Iya-iya, sabar Napa sih, untuk apa emang nya?" Tanya Nadia penasaran.
"Penting pokok nya, urusan lelaki."
"Eleh, tuh dah aku kirim."
"Hmm." Nando hanya berdehem untuk membalas ucapan sang adik.
"Bukan nya bilang terimakasih, malah berdehem, anyway gimana?"
"Gimana apa nya?" Tanya Nando sambil menaikkan satu alisnya karena bingun dengan ucapan sang adik.
"Ish, itu Lo, mbak Erna, dia jawab apa?" Tanya Nadia penasaran.
"Ya pasti di terima lah." Sombong Nando.
"Sombong banget, but congratulations Abang aku sayang, I'm so happy, akhirnya Abang ku ini udah normal kembali." Ucap Nadia sembari memeluk Abang nya.
"Apa sih, aku memang lelaki normal." Kesal Nando.
***
Di meja makan
"Umi, Abi, Nadia ada kabar gembira buat kalian."
"Apa itu?" Tanya umi penasaran.
"Bang nando akan segera menikah." Ucap Nadia penuh bersemangat, sedangkan Nando yang mendengar itu, seketika batuk tersedak oleh makanan yang di mulut nya.
"Nando kamu gak pp kan nak? Ini minum dulu." Panik umi.
"Uhuk uhuk, i-iya umi."
"Makan nya bang, kalo makan itu pelan-pelan, lagian disini ada banyak makanan."
"Awas aja ya Lo." Kesel Nando lalu melanjutkan makan nya.
"Sudah-sudah, masalah penting ini lebih baik kita bicarakan nanti di ruang tamu selesai makan." Sela Abi.
"Siap Abi." Ucap Nadia bersemangat.
***
"Siapa wanita yang akan kamu nikahin itu?" Tanya abi, saat mereka sudah berada di ruang tamu.
"Erna bi, teman Nando sewaktu di pesantren."
"Erna yang mengabdi di pesantren Abi?" Tebak Abi.
"Iya abi, mbak Erna." Bukan Nando yang menjawab melainkan Nadia yang menjawab dengan girang.
"Erna yang sering kamu ceritain itu?" Tanya umi pada Nadia.
"Iya umi."
"Apakah kamu benar-benar mencintai nya Nando? Umi gak mau kamu menikahi nya hanya karena ingin adik mu cepat menikah." Nasehat umi.
"Sebenarnya Nando memang suka pada Erna dari dulu umi, dia selalu mengerti Nando dan alasan Nando tetap Bertahan di pesantren ya karena Erna." Terang Nando jujur.
"Ya sudah, kalo kamu memang menyukai nya bukan karena belas kasihan atau hanya karena adik mu, tapi karena kamu memang benar-benar mencintai nya, baiklah, kita akan kerumah nya dan langsung meminang nya." Terang Abi.
"Iya abi, terimakasih." Ucap Nando tersenyum.
***
📞"Assalamualaikum Liem" kini Nadia telah berada di kamar nya, dan langsung menghubungi Liem.
📞"Wa'alaikumsalam nadia, tumben sekali kamu menghubungi ku terlebih dahulu." Tanya Liem penasaran.
📞"Iya, soalnya aku ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting padamu."
📞"Apa itu?"
📞"Kak Liem akan segera menikah."
📞"Benarkah? Bagus lah kalo begitu."
📞"Kamu tidak penasaran dengan siapa?"
📞"Memang nya dengan siapa?" Sebenar nya Liem tidak peduli dengan siapa kakak ipar nya itu menikah, yang terpenting ia bisa menikahi Nadia dengan cepat.
📞"Dengan mbak Erna." Nadia pun menceritakan kepada Liem tentang hubungan Erna dan Nando.
📞"Oh iya Liem, tadi bang Nando juga sempat meminta nomor mu padaku, mungkin dia ingin menyampaikan sesuatu padamu." Lanjut Nadia.
📞"Oh ya."
📞"Iya, mungkin sebentar lagi dia akan menghubungi mu." Benar saja, saat Nadia mengatakan itu, terdapat no baru menghubungi Nando.
📞"Nad, aku matikan Telpon nya dulu ya, seperti ada no baru yang masuk, assalamualaikum." Nando langsung mematikan telpon nya.
***
📞"Assalamualaikum Liem, ini aku Abang nya Nadia, bisa kah kita bertemu sekarang di kafe ***?"
📞"Wa'alaikumsalam bang, bisa bang."
📞"Oke aku tunggu ya, sekarang aku mau otw kesana."
📞"Baik bang."Panggilan pun berakhir.
**
"Assalamualaikum bang, maaf telat." Ucap Liem saat sudah berada di kafe yang di tentukan Nando.
"Wa'alaikumsalam, iya gak pp, aku juga baru Sampek kok."
"Oh iya bang, ada apa mengajak ku bertemu disini?" Tanya Liem penasaran.
"Karena ada suatu hal yang penting, yang harus kita bahas." Ucap Liem dingin.
"Apa itu bang?"
"Tidak perlu aku jelaskan secara secara detail, aku rasa secara singkat saja kau sudah mengerti, jadi jujur saja, apakah kamu memang benar-benar mencintai adik ku? Atau hanya ingin untuk bertanggung jawab saja?"
"Hmm, sebenar nya aku juga gak tau kenapa aku bisa jatuh cinta secepat itu pada Nadia, jujur saja, aku kagum pada nya, untuk pertama kali nya, aku mengenal wanita cantik yang ingin kecantikan hanya di pandang oleh yang mahram saja, jujur saja di negara kelahiran ku, semua wanita disana berlomba-lomba untuk memamerkan kecantikan nya, sedangkan Nadia, dia berusaha semampu nya agar kecantikan yang ia miliki tidak bisa di pandang oleh sembarang orang." Jawab Liem tulus dari dalam hatinya.
Nando yang mendengar jawaban nya itu menatap mata Liem dengan tajam ia berusaha untuk mencari kebohongan disana, namun yang ia dapat hanya ketulusan, tidak ada kebohongan yang ia temukan, hal itu membuat Nando tersenyum tipis, sangking tipis nya, senyuman itu hampir tidak terlihat.
"Apakah kamu yakin dengan jawaban mu itu?" Tanya Nando pura-pura tidak yakin dengan jawaban Nando.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Atha Diyuta
sabar sabar tenganggnya tinggi trus nih
2024-06-14
1
piyo lika pelicia
mampir yaa ☺️
2024-06-11
0
piyo lika pelicia
semoga mereka cepat menikah
2024-06-11
0