Keesokan harinya , acara syukuran pun berjalan dengan lancar, dan semua para tamu undangan kini telah pamit untuk pulang.
"Alhamdulillah ya umi, acara nya berjalan dengan lancar." Ucap Nadia bersyukur, karena acara berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginan mereka.
"Iya sayang, Alhamdulillah." Ucap umi sambil tersenyum dan bersyukur.
"Oh iya umi, Abi mana? Nadia dari tadi gak ngeliat Abi." Ucap Nadia sambil mencari-cari keberadaan Abi nya.
"Abi sedang ada di ruang tamu bersama dengan ustadz Fahri dan Abang mu."
"Ooo, ayo umi kita gabung dengan mereka."
"Dari tadi umi mau nyusul mereka, cuman umi ke dapur dulu, karena mau ambil beberapa makanan untuk hidangan."
"Sini umi, biar Nadia bantu bawa."
"Bantu umi bawa air minum saja, makanan nya biar umi saja yang bawa."
"Asiaap laksanakan umi ku sayang."
Di ruang tamu
"Ini nak Fahri, silahkan di makan, Nadia hidangkan minuman nya." Ucap umi sembari menghidangkan makanan.
"I-iya umi." Jawab Nadia gugup, karena dia memang selalu gugup disaat dekat dengan lelaki.
"Nak Fahri perkenalkan, ini Nadia anak bungsu Abi."
"Ooo, ini yang sering Abi cerita in ya?"
"Iya benar, apakah kamu tertarik pada anak Abi?"
"Abi apaan sih!" Kesel Nadia.
"Memang nya apa yang salah? Kalian kan sama-sama sendirian, mengapa tidak bersama saja."
"Tapi Abi...." Belum sempat Nadia menyelesaikan ucapan nya, sudah di potong lebih dulu oleh Nando.
"Nadia sudah ada calon Abi, makan nya dia menolak."
"Is Abang, apaan sih!" Nadia semakin kesal.
"Kan memang gitu kenyataan, wlekk" ucap Nando sambil mengulurkan lidah nya.
"Is awas saja kau." Nadia ingin menjambak rambut Abang nya, namun di tahan oleh umi.
"Kalian ini, kita sedang ada tamu, maaf ya nak Fahri."
"Iya gak pp umi." Jawab Fahri sambil tersenyum.
"Siapa calon kamu? Kenapa gak cerita ke Abi?" Tanya Abi mengintrogasi Nadia.
"Dia lagi kerja di luar negeri, nanti katanya kalo sudah selesai pekerjaan, langsung ke sini mau melamar anak kesayangan Abi." Bukan nya Nadia yang menjawab, dengan semangat Nando menjawab pertanyaan dari Abi nya. Sedangkan Nadia hanya diam membisu.
"Lalu kapan kau akan menyusul?" Tanya Abi pada Nando.
"E e itu e" Nando gelagapan menjawab pertanyaan dari Abi sehingga membuat mereka tertawa.
"Is apaan sih, Nando masih pengen Nikmati masa muda dulu, kalo kamu Fahri, apakah sudah punya calon juga?" Nando sengaja bertanya kepada Fahri untuk mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulillah saya sudah menikah." Jawab Fahri sambil tersenyum.
"Apa?" Kaget semua orang.
"Sejak kapan kamu menikah? Kok tidak mengundang Abi sekeluarga?"
"Cerita nya panjang Abi, pernikahan kami hanya di hadiri oleh keluarga inti saja, mohon doa nya saja semoga keluarga kami sakinah mawadah warahmah, dan juga harmonis seperti keluarga Abi."
"Selamat ya nak Fahri, semoga pernikahan tidak hanya di dunia saja tapi sampai ke Jannah nya Allah." Ucap umi sambil tersenyum.
"Aamiin, terimakasih umi."
"Selamat ya nak Fahri, jadilah kepala rumah tangga yang bertanggung jawab, karena kelak kita akan di mintai tanggung jawab atas perbuatan kita, istri, dan anak perempuan kita sampai ia menikah, oleh itu kita harus bisa membimbing istri dan anak-anak kita terkhusus nya anak perempuan kita ke jalan yang benar." Nasehat Abi pada ustad Fahri.
"Baik Abi, terimakasih atas nasehat yang Abi berikan." Ucap Fahri sambil tersenyum.
Mereka pun mulai berbincang-bincang dan tak terasa hari sudah semakin gelap, Fahri yang menyadari akan hal itu langsung berpamitan untuk pulang.
"Maaf Abi umi, seperti nya hari sudah mulai gelap, ana pamit izin pulang, istri dan anak ana pasti sudah menunggu." Pamit Nando sopan.
"Iya nak Fahri, ini sedikit bingkisan untuk istri dan anak nak Fahri." Ucap umi sembari memberikan bingkisan kepada Fahri.
"Tidak perlu repot-repot umi." Tolak Fahri, ia merasa tidak enak menerima bingkisan itu.
"Tidak pp nak Fahri, anggap saja sebagai hadia untuk acara pernikahan kalia, kan Abi dan umi sekeluarga tidak datang." Ucap umi karena merasa tidak enak pada Fahri, walaupun mereka tidak di undang, karena Abi sudah menganggap bahwa Fahri seperti anak nya sendiri, jadi umi tidak enak pada gahti.
"Iya nak Fahri, ambil saja." Kini Abi angkat bicara.
"Baik lah Abi, umi, sekali lagi maaf ya karena ana tidak mengundang kalian di acara pernikahan Fahri, karena acara nya juga mendadak." Ucap Fahri yang merasa bersalah.
"Iya, tidak pp nak Fahri." Jawab Abi sambil tersenyum.
"Saya pamit permisi ya Abi." Jawab Fahri sambil bersalaman dengan Abi dan umi.
"Iya nak, hati-hati di jalan, umi kirim salam pada istri mu.
"Baik umi, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam." Jawab semua nya serentak.
Fahri pun pergi meninggalkan ruangan itu, Setelah kepergian Fahri semua nya kembali pada aktivitas nya masing-masing.
***
Kini Nadia sedang melamun di kamar nya, entah kenapa ia tiba-tiba memikirkan Liem.
"Ah, kenapa aku harus memikirkan Liem, ini semua karena bang Nando, ngapain sih dia bawa-bawa nama Liem nadi, aku kan jadi kepikiran gimana kalo Liem tidak menepati janji nya itu? Aish sudah lah, lagian mengapa aku harus berharap gini sih?" kesel Nadia pada dirinya sendiri.
Saat asik bertengkar dengan pikiran nya, tiba-tiba suara handphone nya berdering, yang menandakan bahwa ada panggilan masuk ke gadget nya.
📞"Assalamualaikum, kamu apa kabar?"
📞"Wa'alaikumsalam Liem, aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?" Yaa, yang menelpon Nadia adalah liem, pria yang ia lamunin sedari tadi.
📞"Aku juga baik-baik saja, kamu lagi apa sekarang? apakah aku menggaggu mu?" Tanya Liem pada Nadia, ia takut mengganggu wanita nya itu.
📞"Aku sedang berbicara dengan mu, kamu tidak menggangu ku sama sekali, oh iya Liem tadi bang Nando sudah beri tahukan hubungan kita kepada orang tuaku, kalo kamu akan melamar ku."
📞"Oh Ya, lalu apa yang dikatakan orang tua mu? Apakah mereka menyetujui hubungan kita?"
Liem benar-benar penasaran pada respon apa yang akan diberikan orang tua Nadia, pada hubungan mereka, karena dia merasa pertemuan mereka sangat sebentar dan bertemu dengan keadaan yang tidak pantas, sisi lain dia sedikit menyesal karena pertemuan nya yang terjadi akibat satu insiden, tapi di sisi lain dia merasa senang dengan kejadian itu, karena ia bisa bertemu dengan Nadia.
Bersambung....
Happy reading All ♥️
Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️
Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
HIATUS
jadi ternyata calon Nadia yang berada di luar negri bernama Liem
2024-06-23
0
piyo lika pelicia
huaaa Liem
2024-06-07
1