Menemui Nenek

"Kamu mau kemana?" Ucap orang tersebut.

Nadia yang mendengar suara yang tidak asing itu, langsung menoleh ke belakang. Ia membelakan mata nya karena tidak menyangka pria itu tiba-tiba saja datang, lalu mecekal tangan Nadia, dengan terpaksa Nadia harus berhenti karena cekalan tangan tersebut.

"Ka-kamu." ucap Nadia gagap, lalu ia melepaskan cekalan tangan tersebut, dengan mehentankan tangan cukup kuat, pria itu mencekal tangan Nadia tidak kuat, jadi Nadia dengan mudah melepaskan tangan nya.

"Jangan sentuh aku, kita bukan mahram." Lanjut Nadia, ia mengatakan itu dengan penuh penekanan, ia berharap setelah mengatakan itu pria itu tidak pernah menyentuh nya lagi.

"Kamu mau kemana?" Orang tersebut kembali mengulangi pertanyaannya. Ia seolah tidak perduli dengan perkataan Nadia barusan.

"Bukan urusan Lo." ketus Nadia dan bergegas pergi. Namun tangan nya kembali di tahan oleh orang tersebut.

"Liem lepasin, Lo apaan sih! " bentak nadia. Ya, orang yang mecekal tangan Nadia tadi adalah liem, entah mengapa ia sangat posesif sekali dengan Nadia, padahal ia dan Nadia tidak memiliki hubungan apapun, tapi ia merasa seperti ada sesuatu yang bergejolak di hati nya.

"Gue kan cuman nanya ,Lo mau kemana? Emang pertanyaan gue salah?" Liem lagi-lagi mengulangi pertanyaan yang sama, seperti nya ia akan terus mengulangi pertanyaan itu sampai ia mendapat kan jawaban, jawaban yang sangat memuaskan untuk nya.

"Gue mau jalan-jalan, udah tau kan? Ya udah gak usah nanya-nanya lagi, gue pergi dulu bye." Ketus Nadia, ia ingin berlalu meninggalkan Liem, namun lagi-lagi Liem mecekal tangan nya.

"Yuk bareng gue." Ucap Liem penuh penekanan.

"Gak.." belum sempat Nadia menghentikan ucapan nya, Liem lebih dulu memotong ucapan Nadia.

"Gak ada penolakan." Ucap Liem, lalu menarik tangan Nadia untuk menuju mobil milik nya, dan Nadia hanya bisa pasrah, ia mengikuti setiap langkah Liem, karena Liem terus menarik tangan nya.

"Lo mau kemana?" Tanya Liem pada Nadia, kini mobil Liem telah membelah jalan kota yang lumayan rame itu, tapi tidak terjadi kemacetan disana.

"Gue gak tau." Nadia memang tidak tahu akan pergi kemana, tujuan nya hanya lah berjalan-jalan. Niat awal nya keluar adalah Ia ingin jalan-jalan sendirian sambil menelusuri seluruh kota dengan berjalan kaki, menurut nya selain hemat, tentu nya juga sehat bukan?

Liem yang mengerti kenapa wanita di sebelah nya itu bingung akan pergi kemana, karena ia juga tau, ini pertama kali nya Nadia pergi keluar negeri tanpa bersama keluarga, jangan kan keluarga teman pun ia tak ada di negara ini, akhirnya Liem berencana untuk membawa wanita itu ke suatu tempat, tempat yang sangat indah dan tidak bisa di kunjungi oleh sembarangan orang.

"Kita akan pergi Kemana ini? Lo gak ada niatan buat culik gue kan? Jangan bilang... kalo lo mau jual gue?" Tuduh Nadia karena sedari tadi mereka hanya jalan-jalan saja, dan perjalanan itu seperti masuk kedalam hutan. Karena banyak pepohonan besar dan jalan yang mereka telusuri juga sepi, sedari tadi tidak ada mobil yang berlalu lalang.

"Lo tenang aja, gue cuman mau bawa Lo ke suatu tempat. Gue yakin Lo pasti suka." Ucap Liem tersenyum manis, dan melirik ke arah Nadia sekilas.

"Awas aja kalo Lo berani macam-macam sama gue!" Nadia memberikan peringatan pada Liem, padahal jantung saat ini sedang berdetak dengan kencang, ia merasa takut kalo Liem akan melakukan hal-hal yang aneh pada nya.

Setelah beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah pekarangan rumah tua, tapi sangat lah mewah, indah dan sangat asri.

"Masya Allah, rumah nya sangat bagus sekali, sangat asri dan segar, banyak pepohonan hijau yang besar, terdapat banyak bunga juga di taman, bahkan ada banyak kupu-kupu yang hinggap di bunga itu." kagum Nadia, dan terpesona pada pekarangan rumah itu, terutama taman yang ada di samping rumah itu, ada berbagai jenis bunga di sana, dan banyak kupu-kupu yang hinggap d bunga itu.

"Yok masuk." Ucap Liem sembari menarik tangan Nadia. Ia seolah tidak membiarkan Nadia terpana oleh keindahan alam rumah ini.

"Don't touch me." Kesel Nadia. Padahal ia masih ingin melihat-lihat sekeliling rumah itu.

Liem tidak menghiraukan ucapan Nadia, ia terus menggenggam tangan wanita itu, Seolah ia takut akan kehilangan wanita itu.

***

Dalam Rumah

"Halo nenek." Sapa Liem pada wanita tua yang sedang bersantai di kursi goyang nya. Wanita paruh baya itu sedang bersantai di ruang tamu, ia menikmati minuman teh dan merajut sesuatu.

"Cucu kesayangan ku, dari mana saja kamu? Kenapa tidak pernah menjenguk nenek lagi? Siapa wanita yang di sebelah mu itu?" Pertanyaan beruntun dari sang nenek, ia sambil berjalan memeluk cucuk kesayangannya, ia bahkan sampai melupakan kegiatan yang sedang ia lakukan tadi.

"Nenek beri pertanyaan satu-satu dong, aku bingung harus jawab yang mana dulu." Ucap Liem seperti anak kecil.

"Hehe, siapa wanita yang di samping mu itu?" Ucap nenek tersenyum manis ke arah Nadia.

"Halo nenek, aku Nadia." Ucap Nadia memperkenalkan diri nya sendiri, sembari mencium telapak tangan wanita yang sudah cukup berumur itu. Walaupun terbilang tua tapi wajah nya masih tetap cantik.

"Apakah kau istri dari cucuku? Kenapa kalian menikah tidak mengundang nenek mu ini? Apa salah nenek padamu sampai kau tega pada nenek?" Kesel sang nenek pada cucu kesayangan nya itu, ia memasang wajah cemberut.

"Nenek dia bukan istri ku, tapi dia adalah calon istri ku, untuk itu aku membawa nya kesini untuk memperkenalkan sekaligus meminta restu mu."

Nadia yang mendengar perkataan Liem barusan membelakan mata nya, karena kaget dengan perkataan Liem barusan. Sedangkan sang nenek merasa senang karena akhirnya cucu kesayangan itu akan menikah.

"Akhirnya kau menikah juga, nenek kira tidak akan ada wanita mana pun yang akan mau menikah dengan pria kejam seperti diri mu."

"Nenek." Kesel Liem.

"Itu memang kenyataan nya, emm maafkan nenek nak, apakah boleh nenek melihat wajah mu?" Ucap sang nenek hati-hati, takut calon istri cucu nya itu akan tersinggung.

"Boleh nek." Ucap Nadia. lalu ingin melepaskan cadar nya.

"Jangan disini nek." Ucap Liem memberhentikan tangan Nadia yang akan membuka cadar nya.

"Baik lah, mari ikut nenek keruangan private." Nenek yang mengerti kenapa Liem melakukan itu langsung mengajak mereka keruangan pribadi miliknya.

Sesampainya di ruangan pribadi, Nadia dengan senang hati langsung membuka cadar nya. Entah mengapa ia rela melakukan itu, padahal iya baru saja mengenal 2 orang itu.

Bersambung...

Happy reading All ♥️

Terimakasih buat kalian yang menantikan author up, author akan usahakan up tiap hari ☺️🤗. Jangan lupa like ya dan kasih saran karena author masih butuh saran & dukungan dari kalian🙏🥰.

Terpopuler

Comments

Alisha Chanel

Alisha Chanel

Bagus kak, cara penulisannya juga rapih. minim typo. sukses terus

2024-06-21

2

Hiatus

Hiatus

tulis di pesan penulis ajah za.
biar enak

2024-06-08

1

piyo lika pelicia

piyo lika pelicia

semangat ☺️

2024-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!