Liem Pulang ke Indonesia

***

Kini Nadia telah tiba di rumah nya, dan berencana untuk menemui Abi nya, dan meminta gaji pertama nya.Dengan sangat bersemangat ia turun kebawah dan menuju ruang tamu.

"Umi, mana Abi?" Tanya Nadia saat sudah sampai di ruang tamu untuk mencari kebenaran Abi nya.

"Abi? Ini kan masih jam 3 sore, kamu kan tau sendiri kalo Abi mu itu pulang jam 6."

"Oh iya ya, aku lupa hehe."

"Kenapa kamu kelihatan sangat bersemangat begitu?" Tanya umi penasaran.

"Aku mau minta gaji pertama ku pada Abi." Ucap Nadia semangat.

"Kamu ini, baru sehari bekerja sudah memeras Abi mu."

"Mana ada, lagian kan Abi punya banyak uang, jadi apa masalah nya." Ucap Nadia sok cemberut.

"Dasar kamu ini, lalu bagaimana pengalaman mu mengajar? Apakah kamu punya banyak kesabaran dalam mengajar?" Ledek sang umi.

"Is, umi tidak perlu meragukan kesabaran ku."

Kedua wanita yang berbeda usia itu, mulai saling bercerita dengan penuh antusias. Sedangkan disisi lain, tampak seorang pria yang juga sedang merasa bahagia.

"Akhirnya, aku bisa juga mengatasi para parasit itu dari perusahaan ku, sekarang aku harus bersiap-siap agar besok bisa langsung pulang ke Indonesia dan menemui kedua orang Nadia."

Ya, pria tersebut adalah liem, ia telah membereskan pekerjaan nya di negara kelahiran nya itu. Kini ia berencana untuk pergi ke Indonesia untuk menepati janji nya pada Nadia.

***

Kini Nadia telah merebahkan diri nya di atas kasur, ia sangat tidak sabar menunggu kepulangan Abi nya itu. Saat ingin memejamkan mata nya terdengar suara handphone milik nya itu berbunyi. Dengan merasa malas ia langsung mengangkat telpon itu tanpa melihat siapa yang menelpon dirinya.

📞"Assalamualaikum, ada apa?" Tanya Nadia to the poin.

📞"Wa'alaikumsalam, kamu kenapa seperti kelelahan seperti itu?" Nadia yang sudah tau siapa pemilik suara itu langsung membelak kan matanya.

📞"Liem, kenapa kamu menghubungi ku?"

📞"Memang nya kenapa? Bukan setiap hari aku memang menghubungi mu?" Bukan nya menjawab pertanyaan Nadia, Liem malah bertanya balik.

📞"I-iya sih, tapi kamu kan biasanya menghubungi ku di malam hari saja." Ucap Nadia heran.

📞"Iya, tapi aku ingin memberi mu kabar bahagia, makan nya aku langsung menghubungi mu sekarang."

📞"Kabar bahagia? Apa itu?" Tanya Nadia penasaran.

📞"Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaan ku disini, jadi aku akan ke Indonesia sore ini juga, jadi besok aku akan langsung menemui kedua orang tua mu."

📞"Ta-tapi Liem, bang Nando kan belum menikah, masak aku dulu yang akan menikah."

📞"Memang nya kenapa?"

📞"Aku hanya tidak enak saja, bagaimana kalo kita menikah nya setelah bang Nando menikah? Kamu tetap boleh datang kok besok."

📞"Entah lah, nanti saja kita bicarakan kepada orang tua mu bagaimana baik nya."

📞"Baik lah, terimakasih karena sudah mau mengerti."

Sebenar nya Liem merasa sedikit kecewa karena Nadia tidak ingin cepat-cepat menikah dengan nya, tapi dia juga tidak ingin terlalu memaksakan kehendak. Toh yang di bilang Nadia juga ada benarnya.

***

Di meja makan

*Abi, Mana gaji pertama ku?" Tanya Nadia tanpa basa-basi.

"Ya Allah Nadia, seperti nya kamu tidak kekurangan uang sedikit pun, kenapa kamu jadi se serakah itu, kita sedang makan sekarang." Kesal umi pada anak bungsu nya itu, seperti akan haus akan gaji.

"Hehe maaf umi, aku terlalu bersemangat untuk mendapatkan gaji hasil jernih payah ku sendiri." Ucap Nadia sambil cengengesan.

"Jernih payah apa nya, kamu baru bekerja sehari di pesantren Abi, sudah minta gaji, aku saja dulu harus bekerja keras, bersusah payah agar bisa mendapatkan gaji." Ejek Nando.

"Shuttt anda tidak di ajak bicara." Kesel Nadia.

"Sudah, makan dulu, nanti kita bicarakan di ruang tamu." Abi yang sedari tadi diam kini angkat bicara, sehingga membuat adik dan kakak itu terdiam seketika.

Di ruang tamu

"Gaji mu sudah Abi transfer ke rekening mu." Ucap Abi tanpa basa-basi saat sudah berada di ruang tamu, Nadia yang mendengar itu langsung mengecek aplikasi mobile di hp nya, benar saja saldo nya bertambah dan ia langsung memeluk Abi nya Sangking senang nya.

"Terimakasih banyak Abi ku sayang, ternyata sebahagia ini punya penghasilan sendiri." Ucap Nadia yang tidak pernah menyangka akan mendapatkan uang dari hasil jernih payah nya sendiri.

"Cih alay." Ledek Nando.

"Biarin wlekk." Ucap Nadia sembari mengulurkan lidah nya.

"Oh iya, Abi, umi, besok kak Liem katanya akan kemari ingin menemui kalian." Sambung Nadia.

"Benar kah? Umi sudah tidak sabar menemui nya, umi sangat penasaran dengan calon menantu umi itu." Ucap umi girang.

"Bener kata umi, Abi juga sangat penasaran pria seperti apa dia? Sehingga dia memiliki keberanian dan percaya diri yang besar untuk menyuruh Abi menunggu nya agar Abi tidak menjodohkan mu."

"Em umi, Abi sebenar nya aku bingun."

"Bingung kenapa?" Tanya umi.

"Karena bang Nando belum menikah, masak aku yang lebih dulu menikah." Ucap Nadia mengerut kan bibir nya.

"Ish, maksud kamu apa berbicara seperti itu hah?" Kesel nando.

"Tapi apa yang di bilang adik mu itu benar Nando." Nadia ingin membalas ucapan Abang nya itu, namun lebih dulu sang Abi angkat bicara, Nadia tersenyum smirk saat mendapat kan dukungan dari sang Abi.

"Ta-tapi Abi, bagaimana aku bisa menikah sedang kan aku tidak punya calon sama sekali, jangan kan punya calon dekat dengan wanita pun aku tidak." Ucap Nando terus terang.

"Kalo begitu, bagaimana biar Abi jodohkan kamu dengan teman Abi?"

"Tapi Abi, pernikahan itu tidak bisa di paksakan, takut nya nanti berujung kehancuran, lagian kalo Nadia ingin menikah terlebih dahulu ya silahkan, aku tidak masalah."

"Kamu coba dulu Nando, siapa tau kamu memang cocok dengan teman nya Abi, lagain umi dan Abi juga di jodohkan, tapi kamu lihat kan kami baik-baik saja." Ucap umi membujuk Nando.

"Terserah kalian saja lah." Pasrah Nando.

***

Hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh kedua orang tua Nadia, dimana mereka akan bertemu dengan calon menantu mereka. Terdengar dari luar ada suara mobil yang masuk ke pekarangan rumah Nadia, orang tua Nadia sudah menunggu Liem di ruang tamu.

"Ya Tuhan, kenapa aku gugup ya saat memasuki pekarangan rumah Nadia." Ucap Liam dalam hati nya, entah mengapa tiba-tiba pria itu merasa gugup, ia merasa sekarang itu bukan lah jati dirinya, namun dengan cepat ia harus menghilangkan rasa gugup nya itu.

"Assalamualaikum umi , Abi." Sapa Liem kepada kedua orang tua Nadia dan tidak lupa ia mencium tangan kedua nya.

"Wa'alaikumsalam nak Liem, silahkan duduk." Ucap umi, ia juga mendudukkan bokong nya di sofa itu.

Bersambung....

Happy reading All ♥️

Terimakasih untuk pembaca setia ☺️🥰♥️

Jangan lupa like, komen dan juga share ke teman-teman kalian ya🙏. Oh iya kasih saran dan juga dukungan ya biar aku semakin semangat, sekali lagi terimakasih 🙏♥️🥰

Terpopuler

Comments

Irha Hussnain

Irha Hussnain

Kasi aja 10 ribu Abi /Facepalm/

2024-06-24

0

Irha Hussnain

Irha Hussnain

Orang tua Nadia kak

2024-06-24

0

Irha Hussnain

Irha Hussnain

Cepat sekali Nadia minta ganjinya🤭

2024-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!