Itu karena ....

💐💐💐

Langkah Shanum melambat memasuki toilet wanita di rumah sakit Garda Teaslime setelah mendengar suara seorang wanita dari salah satu bilik. Shanum sedikit kepo karena mendengar nama Divi disebut oleh wanita itu. Telinga sedikit mendekati pintu bilik itu, berusaha mengenali pemilik suara, dan menyadari wanita itu tengah berbicara melalui sambungan telepon bersama seseorang. 

“Siapa juga yang mau menjadi istri Divi? Mau, sih. Tapi, aku tidak sesuai dengan mamanya. Hanya orang bodoh yang mau masuk ke keluarga itu, mau diatur dan mau diinjak-injak harga dirinya. Aku dengar mantan istri Divi juga diperlakukan seperti itu oleh nenek sihir itu. Aku aja masa ditagih punya anak, padahal kami belum menikah. Jika bukan karena hartanya yang banyak dan karena Papa, aku tidak mau berhubungan dengan mereka.” 

Shanum sadar pemilik suara itu adalah Milka. 

“Hanya kamu laki-laki satu-satunya yang aku cintai. Kamu tenang aja, aku cari waktu yang tepat untuk mengakhiri drama itu,” ucap Milka, terdengar senang saat berbicara. “Kalau begitu, Bye.” Milka memutuskan sambungan telepon. 

Ketar-ketir Shanum mencari tempat persembunyian setelah sadar wanita itu akan keluar dari bilik itu. Bergegas Shanum memasuki bilik di sisi kiri bilik di mana Milka berada dengan tanda peringatan rusak ada di pintu itu, ia bersembunyi di sana sampai mendengar langkah kaki berjalan di depan biliknya berada dan terdengar membuka pintu toilet. 

“Huff! Untung saja. Ternyata wanita itu tidak baik seperti yang dilihat,” kata Shanum dengan perasaan lega. “Tunggu, dia bilang aku bodoh? Iya, aku bodoh dan dia ular berbisa. Licik sekali. Untung saja ….” Shanum mengangkat ponsel di genggaman tangan kanannya, layar ponsel menunjukkan sebuah rekaman sudah diakhiri. “Zaman sudah canggih dan aku tidak sebodoh yang dikira. Tiba waktunya, aku akan mengungkap semuanya,” ucap Shanum, tersenyum licik. 

“Ya, ponselku mati. Lupa ngecas lagi.” Senyuman licik berubah kesal. 

Ponsel itu dimasukkan Shanum ke dalam saku seragamnya. Kemudian, menggenggam handle pintu, menariknya ke bawah untuk membuka. Namun, pintu tidak bisa dibuka. Beberapa kali Shanum berusaha membukanya, tetapi tetap tidak bisa. Seketika ia baru sadar kalau tadi memasuki bilik yang pintunya rusak. 

Shanum menggedor pintu sambil berseru, memanggil orang yang mungkin ada di luar untuk bisa membantunya. 

"Ada orang di luar? Tolong bilang sama petugas kebersihan rumah sakit untuk membuka pintu ini. Saya terkunci di dalam!" seru Shanum. 

Sayangnya, belum ada orang yang memasuki toilet. Shanum juga merasakan tanda-tanda tidak adanya orang lain di toilet. Oleh sebab itu, Shanum berusaha keluar sendiri dengan mendobrak pintu. Namun, tenaganya masih tidak mampu membuka pintu itu. Shanum mengambil inisiatif untuk memanjat bilik itu dari kloset duduk. 

Ketika berusaha memanjat, kaki Shanum yang sempat terkilir terasa sakit. Wanita itu memiliki kembali berdiri di kloset, tetapi kakinya terpeleset dan membuatnya terjatuh ke lantai dengan kepala bagian belakang terbentur ke tepian kloset. Rasa sakit tentu dirasakan olehnya, lanjut pandangannya berubah samar, dan akhirnya tidak sadarkan diri.

***

Perlahan Shanum membuka mata dan menemukan dirinya di ranjang sebuah rumah sakit. Sejenak matanya memperhatikan langit-langit kamar tempatnya berada sampai sadar di mana dirinya saat ini. Shanum menoleh ke sisi kanan, melihat Divi duduk tertidur dengan kepala berada di tepi kasur, tengah menunggunya. 

Shanum mengangkat tangan kiri Divi, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. Wanita itu terdiam sejenak sambil mengingat kejadian tadi pagi yang membuatnya tidak sadarkan diri. Tangan kanannya meraba kepala bagian belakangnya yang terasa masih sakit. 

Divi terbangun dengan gerakan tubuh Shanum. Pria itu mengangkat kepalanya dari ranjang dan membantu Shanum yang hendak duduk sampai menyandar punggung wanita itu ke bagian kepala ranjang.

“Mengapa kamu sampai ada di sana?” tanya Divi dengan raut wajah masih terlihat sedikit cemas. 

“Siapa yang menemukanku di sana? Pintu bilik itu terkunci dan aku tidak bisa membukanya.”

“Bukannya menjawab malah mengajukan pertanyaan. Jika saja aku tidak membuka pintu itu, entah apa yang akan terjadi. Mungkin kamu ditelan penunggu toilet itu,” ucap Divi dengan kesal. 

“Tidak mungkin,” balas Shanum dengan bibir manyun. 

“Sudah. Kenapa bisa sampai terkunci di sana? Bukankah di sana sudah ada tanda peringatan kalau pintunya rusak?” 

“Aku tau. Itu karena ….” Shanum menggantungkan perkataannya setelah ingat dirinya sempat merekam percakapan Milka.

Shanum meraba saku seragamnya, mencari ponsel yang sudah tidak ada. 

“Ini.” Divi tahu apa yang tengah dicari oleh wanita itu dan mengeluarkan benda yang dicari Shanum dari jas dokternya, lalu menyodorkannya kepada wanita itu. 

Tangan kanan Shanum mengelus dada dalam kelegaan dan mengambil ponsel itu dari tangan Divi. Tingkahnya diperhatikan pria itu dengan dahi mengerut bingung. 

“Kenapa? Oh … jangan bilang kamu menyembunyikan sesuatu di ponselmu.” Divi tersenyum sumringah. “Video itukah?” tanya Divi, masih dengan senyuman yang sama. 

“Video apaan? Jangan sok tau.” Shanum kesal, tahu maksud perkataan mantan suaminya itu. 

“Karena hidup sendiri, kamu mengoleksinya.” Divi masih belum henti menggoda Shanum. 

“Kamu pikir aku wanita apaan? Sekarang kondisiku belum terlalu baik. Jika sudah membaik, kamu boleh mengajakku berdebat. Pergi jika kamu hanya ingin membuatku kesal,” usir Shanum. 

“Aku sudah membantumu. Tidak ada kata terima kasih untukku?”

“Jika membantu hanya untuk tujuan lain, sebaiknya tidak perlu membantuku. Aku tidak perlu dibantu oleh orang semacam itu.” Shanum memalingkan wajah menjauh dari Divi bersama raut wajah kesal. 

“Baiklah. Kalau begitu, istirahat.” Divi berdiri dan membetulkan selimut di tubuh Shanum, wanita itu memperhatikannya. 

Divi mengecup dahi Shanum dan keluar dari kamar itu, meninggalkan Shanum diam membeku setelah mendapati tingkah manis mantan suaminya itu yang tiba-tiba. Sungguh di luar ekspektasinya. 

“Dia kesurupan atau gimana?” Shanum bingung. “Aku tidak mimpi atau sudah mati, kan?” Shanum menepis kedua pipinya dalam perasaan tidak percaya. 

Notifikasi pesan masuk ke ponsel yang ada di genggaman Shanum. Wanita itu menyentuh pesan masuk di bilah atas ponselnya itu dan melihat sumber pesan tersebut berasal dari Mahen yang mempertanyakan keberadaannya karena belum pulang. Selain itu, terdapat banyak panggilan masuk dari adiknya itu. 

“Iya. Biasanya aku menghubungi mereka kalau pulang telat. Merka pasti cemas.” 

Shanum membalas pesan Mahen karena malas berbicara melalui sambungan telepon. Seketika Shanum terdiam setelah tersebut terkirim, ia sadar ponselnya tadi kehabisan baterai. Lalu, mengapa sekarang bisa menyala? Shanum melihat persentase baterai di pojok kanan atas yang menunjukkan lima puluh persen. 

“Lalu, mengapa tadi ponselku mati? Aku juga ingat kalau persentase terakhir ponselku hanya lima persen. Aku salah liat atau gimana?” Shanum bingung sendiri. 

Bergegas Shanum memeriksa rekaman suara Milka yang direkam olehnya. Ia merasa lega karena rekaman itu masih ada di sana, termasuk rekaman suara Medina. 

“Untung masih ada. Tapi ini masih aneh. Mungkinkah Divi yang mengisi daya ponselku?” Shanum menduga, mengingat ponselnya berada pada Divi. 

Episodes
1 Status Tersembunyi
2 Cincin yang Familiar
3 Mau Menghindariku?
4 Dunia Terasa Sempit?
5 Saya yang akan Bayar
6 Masih Peduli
7 Kamu Demam?
8 Kamu Harus Merawatku
9 Pacar Mama?
10 Pengunduran Dirimu Ditolak!
11 Ayahnya Siapa?
12 Tidak Menyalahkanmu
13 Mama Berbohong Padaku
14 Benar
15 Mama Memanfaatkan Situasi
16 Kamu Cemburu?
17 Itu karena ....
18 Kak Shanum Kenapa?
19 Tanyakan pada Mamamu
20 Maka Kamu Harus Bersamaku
21 Hari Ini Tidak Lagi Shanum
22 Kamu Anggap Aku Apa?
23 Kita Lihat Besok
24 Dengan Caraku
25 Biar Saya yang Memeriksanya
26 Kita Kembali Menikah
27 Itu Perjanjian Apa?
28 Wanita Paling Cantik Malam Ini
29 Di Luar Kendaliku
30 Kenapa Kalian Tidak Memberitahuku?
31 Sibuk di Tengah Malam
32 Perlu Aku Bantu?
33 Keracunan Makanan
34 Mungkin akan Lebih Mudah
35 Siapa yang Kamu Hubungi Sejak Semalam?
36 Kami Tidak Mungkin Lupa
37 Berguna Juga
38 Kamu Tidak Bisa Menyangkal Lagi
39 Saya Bukan Pelakunya, Pak!
40 Bagaimana Aku Bisa Tenang?
41 Bukannya Kamu
42 Gajinya Kurang?
43 Supaya Mereka Sadar
44 Sebentar Lagi Kamu Masuk Penjara
45 Tidakkah Ini Aneh?
46 Perasaanku Tidak Enak
47 Pegang Janjimu
48 Memang Bukan Perawat
49 Lihat ke Atas!
50 Kesepakatan Tambahan
51 Divi Sudah Menceritakannya
52 Kalian Membisikkan Apa?
53 Enak-Enakan di Belakangku
54 Untuk Pasangan
55 Kamu Apa-Apaan?
56 Masih Marah?
57 Kamu Mencurigainya?
58 Memantau dari Jauh
59 Kabar Buruk
60 Wanita Itu Gila
61 Sepertinya Belum
62 Semuanya Sudah Berakhir?
63 Buru Baca Cerita On-Going Ke-enam Author!
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Status Tersembunyi
2
Cincin yang Familiar
3
Mau Menghindariku?
4
Dunia Terasa Sempit?
5
Saya yang akan Bayar
6
Masih Peduli
7
Kamu Demam?
8
Kamu Harus Merawatku
9
Pacar Mama?
10
Pengunduran Dirimu Ditolak!
11
Ayahnya Siapa?
12
Tidak Menyalahkanmu
13
Mama Berbohong Padaku
14
Benar
15
Mama Memanfaatkan Situasi
16
Kamu Cemburu?
17
Itu karena ....
18
Kak Shanum Kenapa?
19
Tanyakan pada Mamamu
20
Maka Kamu Harus Bersamaku
21
Hari Ini Tidak Lagi Shanum
22
Kamu Anggap Aku Apa?
23
Kita Lihat Besok
24
Dengan Caraku
25
Biar Saya yang Memeriksanya
26
Kita Kembali Menikah
27
Itu Perjanjian Apa?
28
Wanita Paling Cantik Malam Ini
29
Di Luar Kendaliku
30
Kenapa Kalian Tidak Memberitahuku?
31
Sibuk di Tengah Malam
32
Perlu Aku Bantu?
33
Keracunan Makanan
34
Mungkin akan Lebih Mudah
35
Siapa yang Kamu Hubungi Sejak Semalam?
36
Kami Tidak Mungkin Lupa
37
Berguna Juga
38
Kamu Tidak Bisa Menyangkal Lagi
39
Saya Bukan Pelakunya, Pak!
40
Bagaimana Aku Bisa Tenang?
41
Bukannya Kamu
42
Gajinya Kurang?
43
Supaya Mereka Sadar
44
Sebentar Lagi Kamu Masuk Penjara
45
Tidakkah Ini Aneh?
46
Perasaanku Tidak Enak
47
Pegang Janjimu
48
Memang Bukan Perawat
49
Lihat ke Atas!
50
Kesepakatan Tambahan
51
Divi Sudah Menceritakannya
52
Kalian Membisikkan Apa?
53
Enak-Enakan di Belakangku
54
Untuk Pasangan
55
Kamu Apa-Apaan?
56
Masih Marah?
57
Kamu Mencurigainya?
58
Memantau dari Jauh
59
Kabar Buruk
60
Wanita Itu Gila
61
Sepertinya Belum
62
Semuanya Sudah Berakhir?
63
Buru Baca Cerita On-Going Ke-enam Author!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!