Bab 2 Episode 2

Sesuai keinginannya dan juga dokter yang menangani Nesha. Sore itu Rafael mengajak kedua jagoannya menemui Nesha setelah sebelumnya mereka diperiksa terlebih dahulu. Keadaan Hasan dan Husein sangat baik dan sehat, tidak ada hal yang harus dikhawatirkan dari bayi-bayi itu.

Annisa pun ikut ke rumah sakit karena permintaan Rafael dan juga karena Hasan dan Husein. Saat ini mereka hanya diizinkan tiga puluh menit saja untuk berada di dalam ruangan Nesha. Karena bagaimana pun bayi sangat rentan terhadap virus atau kuman yang ada di rumah sakit.

"Sayang, aku ke sini bersama jagoan-jagoan kita. Hasan dan Husein." Rafael mendekatkan Husein yang ada dalam gendongannya pada wajah Nesha. Lalu di sebelah sisi yang lain ada Husen dalam gendongan Annisa.

Secara bersamaan kedua tangan mungil bayi-bayi tersebut diarahkan menyentuh pipi Nesha. Dibuatnya gerakan memutar, naik turun untuk beberapa saat. Mereka melakukannya berulang kali dibarengi Rafael dan Annisa yang bercerita tentang Husein dan Hasan.

Tanpa terasa tiga puluh menit telah berlalu, Rafael dan Annisa berpamitan pada Nesha yang masih nyenyak dalam tidurnya.

"Nes, Kakak pamit dulu ya. Nanti ke sini lagi bawa Hasan dan Husein. Kamu cepat sembuh, Kakak sayang sama kamu." Setelah mengatakan itu Annisa mengecup kening Nesha. Lalu berjalan keluar lebih dulu bersama Husen.

Rafael mengecup kening dan terakhir bibir Nesha, "Aku pulang, sayang. Nanti malam aku ke sini lagi."

Rafael merapikan selimut Nesha sebelum keluar dari ruangan Nesha dan menuju Annisa yang sudah menunggunya di depan.

Rafael dan Annisa berjalan bersama menuju tempat parkir. Lalu menempatkan Hasan dan Husein ke dalam tempat bayi yang sudah disiapkan dalam mobil. Annisa duduk di depan bersama Rafael.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan ibu kota malam itu. Hening, itu yang terjadi di dalam mobil. Hasan dan Husein tidur begitu nyenyak, apalagi keduanya baru menghabiskan satu botol susu.

Rafael melambatkan laju jalan mobilnya. Menatap ke arah sebelah kiri, ada mall yang biasa didatanginya bersama Nesha. Tempat favorit mereka untuk berbelanja dan menghabiskan waktu.

"Ada yang mau kamu beli enggak? Aku mau mampir ke sana" Rafael menghentikan mobilnya tepat di depan Mall tersebut.

"Keperluan Hasan dan Husein sudah lengkap semua."

"Untuk kamu sendiri?."

Annisa mengangguk lalu mengambil uang pecahan lima puluh ribu dari dalam tas. Yang kemudian di sodorkan pada Rafael. "Saya titip beli pembalut saja."

Rafael menatap uang lima ribu yang sodorkan Annisa, namun bukan masalah pada uangnya. Masalahnya justru ada pada pembalutnya. Secinta matinya ia terhadap Nesha, tapi untuk yang satu itu tidak pernah bisa melakukannya. Nesha selalu membelinya sendiri.

Entah kenapa, ada perasaan geli dan jijik melihat barang perempuan yang satu itu. Melihat darah banyak ia tidak masalah, tapi kalau sudah menempel pada yang namanya pembalut, itu sudah lain cerita.

"Kalau tidak bisa, enggak apa-apa. Nanti beli di warung dekat rumah aja." Annisa menurunkan tangannya, memasukkan kembali uang tersebut ke dalam tas.

Rafael yang tadi bergulat dengan pikirannya, akhirnya turun dari mobil lalu menutup pintunya. Berjalan ke arah Mall seorang diri.

Hampir satu jam lamanya Annisa menunggu di dalam mobil, Rafael belum juga datang. Sampai-sampai ia ketiduran. Rasa lelahnya datang juga setelah begadang menjaga Hasan dan Husein yang bangun tengah malam.

Selang lima menit dari Annisa terlelap, barulah Rafael masuk dan menutup pintu. Meletakkan satu kantung plastik kecil di bawah kaki Annisa. Lalu menjalankan lagi mobilnya menuju rumah.

Setibanya di rumah, Annisa terbangun karena pergerakan Rafael yang menutup pintu mobil cukup kencang. Mungkin sengaja ingin membangunkannya namun tidak enak hati. Lantas Annisa mengucek kedua matanya lalu turun dari mobil setelah memastikan si kembar sudah tidak ada di sana.

"Kalian baru pulang?." Sambut Mama mertua dengan sebuah pertanyaan pada Annisa.

"Mana Hasan dan Husein?" Tanyanya lagi.

"Sudah di atas, Ma." Annisa membetulkan cadarnya.

"Rafael yang bawa?." Tanyanya menatap tajam Annisa.

"Iya, Ma. Tadi saya ketiduran." Jawab Annisa jujur.

"Oh, jauh beda banget ya sama Nesha. Mungkin karena bawaan baju kamu ini, jadi kamu serba lelet." Lanjutnya lagi sambil berlalu pergi begitu saja.

Annisa pun tidak ambil pusing dan melanjutkan lagi langkahnya menuju anak tangga. Ia sampai di kamar dan melihat Hasan dan Husein yang membuka matanya lebar-lebar.

Cepat-cepat ia memeriksa diapers keduanya, masih aman. Mungkin mereka bangun ingin melihat seisi kamarnya atau mungkin ingin diajak bercanda.

"Mama Nesha, itu nama Mama Hasan dan Husein. Mama Nesha itu sangat cantik, baik, ceria, penyayang, pekerja keras dan kalian tahu?, Mama Nesha itu seorang model terkenal. Pasti kalian akan sangat bangga pada Mama Nesha. Namun sekarang Mama Nesha sedang sakit." Jelas Annisa sambil memasang wajah sedih.

"Kita harus selalu mendoakan kesembuhan untuk Mama Nesha ya. Kalau Papa kalian sudah sibuk bekerja, maka Tante yang akan mengantarkan kalian menemani Mama Nesha." Tangan Annisa mengusap lembut kulit tangan Hasan dan Husein secara bergantian. Pakaian panjang yang tadi dikenakan Annisa lepas diganti dengan yang baru.

"Hasan dan Husein harus menjadi cahaya dan penyemangat yang kuat untuk Mama Nesha. Bujuk Mama Nesha supaya cepat bangun dan kalian bisa berkumpul lagi." Annisa mengusap minyak wangi yang sudah ditempelkan pada tangan sebelummya.

"Wanginya jagoan-jagoan Mama Nesha dan Papa Rafael." Lanjut Annisa lagi sambil mendaratkan kecupan gemas pada pipi kedua keponakannya.

Ya, Annisa tahu betul posisinya dimana saat ini dan sampai nanti. Ia hanya seorang istri yang jadikan pengasuh untuk menjaga, merawat dan menyayangi kedua ponakannya yang tampan-tampan.

Jadi masalah? Tentu tidak. Karena ia melakukan ini demi adiknya Nesha. Tidak masalah dengan pernikahannya yang hanya status saja.

Dari balik pintu kamar mandi Rafael mendengar semua ucapan Annisa. Ternyata ia salah, Annisa tidak memiliki niat untuk mengambil posisi Nesha. Jutsru Annisa dari sekarang sudah memperkenalkan sosok ibu kandung mereka yang sedang koma.

Tidak ada alasan bagi Rafael untuk tidak suka atau berprasangka buruk terhadap Annisa. Perempuan itu sangat dewasa sesuai dengan umurnya. Rafael akan mencoba untuk bicara dengan Annisa mengenai banyak hal tentang Nesha dan kedua bayinya.

Annisa menjauh dari box saat Hasan dan Husein yang sudah memejamkan mata. Annisa duduk di tepi tempat tidur. Ia meraih kantung plastik dan membukanya.

"Pembalut? Jadi Rafael membelikannya" batin Annisa melihat ada beberapa ukuran pembalut. Sebelum menikah, ia sudah kedatangan tamu bulanannya.

Kalau pernikahannya berjalan normal, mungkin ia bisa langsung hamil dan segera memiliki seorang anak. Namun sayang, ini hanya pernikahan tidak biasa, terpaksa karena kedua ponakannya namun ia sangat menyayangi mereka.

Bersambung

Jangan lupa like, komen, gift dan vote. Terima kasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Farida Nur Aini

Farida Nur Aini

ini mereka saudara kandung bukan sih?
kok dijadikan madu. meskipun pernikahannya karena sebuah alasan. tp Alloh larang hambanya menjadikan madu bagi saudaranya sendiri. krn bagaimanapun ijabnya kan beneran

2024-06-01

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Pasti bakal Bucin sama Annisa,dikira yang tertutup itu jelek belum lihat saja wajah dan hatinya sama2 cantik😏😏

2024-05-23

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

masih menyimak

2024-06-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Episode 1
2 Bab 2 Episode 2
3 Bab 3 Episode 3
4 Bab 4 Episode 4
5 Bab 5 Episode 5
6 Bab 6 Episode 6
7 Bab 7 Episode 7
8 Bab 8 Episode 8
9 Bab 9 Episode 9
10 Bab 10 Episode 10
11 Bab 11 Episode 11
12 Bab 12 Episode 12
13 Bab 13 Episode 13
14 Bab 14 Episode 14
15 Bab 15 Episode 15
16 Bab 16 Episode 16
17 Bab 17 Episode 17
18 Bab 18 Episode 18
19 Bab 19 Episode 19
20 Bab 20 Episode 20
21 Bab 21 Episode 21
22 Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23 Bab 22 Episode 22
24 Bab 23 Episode 23
25 Bab 24 Episode 24
26 Bab 25 Episode 25
27 Bab 26 Episode 26
28 Bab 27 Episode 27
29 Bab 28 Episode 28
30 Bab 29 Episode 29
31 Bab 30 Episode 30
32 Bab 31 Episode 31
33 Bab 32 Episode 32
34 Bab 33 Episode 33
35 Bab 34 Episode 34
36 Bab 35 Episode 35
37 Bab 36 Episode 36
38 Bab 37 Episode 37
39 Bab 38 Episode 38
40 Bab 39 Episode 39
41 Bab 40 Episode 40
42 Bab 41 Episode 41
43 Bab 42 Episode 42
44 Bab 43 Episode 43
45 Bab 44 Episode 44
46 Bab 45 Episode 45
47 Bab 46 Episode 46
48 Bab 47 Episode 47
49 Bab 48 Episode 48
50 Bab 49 Episode 49
51 Bab 50 Episode 50
52 Bab 51 Episode 51
53 Bab 52 Episode 52
54 Bab 53 Episode 53
55 Bab 54 Episode 54
56 Bab 55 Episode 55
57 Bab 56 Episode 56
58 Bab 57 Episode 57
59 Bab 58 Episode 58
60 Bab 59 Episode 59
61 Bab 60 Episode 60
62 Bab 61 Episode 61
63 Bab 62 Episode 62
64 Bab 63 Episode 63
65 Bab 64 Episode 64
66 Bab 65 Episode 65
67 Bab 66 Episode 66
68 Bab 67 Episode 67
69 Bab 68 Episode 68
70 Bab 69 Episode 69
71 Bab 70 Episode 70
72 Bab 71 Episode 71
73 Bab 72 Episode 72
74 Bab 73 Episode 73
75 Bab 74 Episode 74
76 Bab 75 Episode 75
77 Bab 76 Episode 76
78 Bab 77 Episode 77
79 Bab 78 Episode 78
80 Bab 79 Episode 79
81 Bab 80 Episode 80
82 Bab 81 Episode 81
83 Bab 82 Episode 82
84 Bab 83 Episode 83
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Episode 1
2
Bab 2 Episode 2
3
Bab 3 Episode 3
4
Bab 4 Episode 4
5
Bab 5 Episode 5
6
Bab 6 Episode 6
7
Bab 7 Episode 7
8
Bab 8 Episode 8
9
Bab 9 Episode 9
10
Bab 10 Episode 10
11
Bab 11 Episode 11
12
Bab 12 Episode 12
13
Bab 13 Episode 13
14
Bab 14 Episode 14
15
Bab 15 Episode 15
16
Bab 16 Episode 16
17
Bab 17 Episode 17
18
Bab 18 Episode 18
19
Bab 19 Episode 19
20
Bab 20 Episode 20
21
Bab 21 Episode 21
22
Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23
Bab 22 Episode 22
24
Bab 23 Episode 23
25
Bab 24 Episode 24
26
Bab 25 Episode 25
27
Bab 26 Episode 26
28
Bab 27 Episode 27
29
Bab 28 Episode 28
30
Bab 29 Episode 29
31
Bab 30 Episode 30
32
Bab 31 Episode 31
33
Bab 32 Episode 32
34
Bab 33 Episode 33
35
Bab 34 Episode 34
36
Bab 35 Episode 35
37
Bab 36 Episode 36
38
Bab 37 Episode 37
39
Bab 38 Episode 38
40
Bab 39 Episode 39
41
Bab 40 Episode 40
42
Bab 41 Episode 41
43
Bab 42 Episode 42
44
Bab 43 Episode 43
45
Bab 44 Episode 44
46
Bab 45 Episode 45
47
Bab 46 Episode 46
48
Bab 47 Episode 47
49
Bab 48 Episode 48
50
Bab 49 Episode 49
51
Bab 50 Episode 50
52
Bab 51 Episode 51
53
Bab 52 Episode 52
54
Bab 53 Episode 53
55
Bab 54 Episode 54
56
Bab 55 Episode 55
57
Bab 56 Episode 56
58
Bab 57 Episode 57
59
Bab 58 Episode 58
60
Bab 59 Episode 59
61
Bab 60 Episode 60
62
Bab 61 Episode 61
63
Bab 62 Episode 62
64
Bab 63 Episode 63
65
Bab 64 Episode 64
66
Bab 65 Episode 65
67
Bab 66 Episode 66
68
Bab 67 Episode 67
69
Bab 68 Episode 68
70
Bab 69 Episode 69
71
Bab 70 Episode 70
72
Bab 71 Episode 71
73
Bab 72 Episode 72
74
Bab 73 Episode 73
75
Bab 74 Episode 74
76
Bab 75 Episode 75
77
Bab 76 Episode 76
78
Bab 77 Episode 77
79
Bab 78 Episode 78
80
Bab 79 Episode 79
81
Bab 80 Episode 80
82
Bab 81 Episode 81
83
Bab 82 Episode 82
84
Bab 83 Episode 83

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!