Bab 5 Episode 5

Rafael memasang wajah marah saat mengambil alih Husein dari tangan Yulia. Kemudian ia memberikannya pada Annisa. Mereka saat ini berada di salah satu ruangan yang dipenuhi layar monitor yang memperlihatkan setiap sudut Mall.

Mama mertua masih menangis walau tidak sekencang tadi. Ia masih khawatir bagaimana nasib cucunya yang satu lagi.

Rafael dan petugas ruangan CCTV sedang mengamati setiap tempat yang didatangi oleh Mama mertua dan Yulia. Mulai dari lobby yang masih menujukkan adanya Hasan dalam stroller yang didorong Mama mertua. Sampai lah di lantai enam tempat makan tadi. Di sana lah baru Mama meninggalkan stroller dan berjalan menuju kamar mandi. Tanpa Yulia tahu kalau dibelakangnya ada stroller berisi Hasan, perempuan itu pun berkeliling melihat beberapa menu makanan yang akan dibawanya pulang.

Stroller Hasan masih ada di tempat yang sama hampir lima belas menit sampai ada seorang pria yang melihatnya tanpa ada orang dewasa. Pria itu langsung membawa stroller Hasan dan menuju lift.

"Kalau itu Pak Evan." Seru petugas.

Annisa menatap pria yang sama. Kenapa bisa kebetulan seperti ini?.

"Bapak kenal?."

"Sangat kenal, Pak Evan tinggal di apartemen sini."

"Bisa antar kami ke sana atau Bapak beritahu no dan lantai apartemen nya saja?."

"Baik, saya akan mengantar Bapak ke sana." Pak petugas bangkit lalu meminta temannya yang lain yang berjaga.

Rafael memerintahkan Yulia untuk membawa pulang Mama nya. Ia dan Annisa yang akan mengambil Hasan dan pulang bersama mereka.

Yulia yang ingin melayangkan protes pun tidak bisa, sebab Rafael sudah membawa Annisa keluar yang diikuti oleh petugas. Alhasil Yulia terpaksa membawa Mama mertua pulang sesuai perintah Rafael.

Rafael, Annisa dan petugas sudah berada di depan apartemen. Petugas sudah menekan bel dan pemilik apartemen pun membuka pintunya lebar.

"Selamat malam, Pak Evan."

"Selamat malam, Pak. Ada apa?."

"Begini, Ibu dan Bapak ini adalah orang tua yang kehilangan bayinya di lantai enam. Dan saya melihat bayi itu diamankan oleh Pak Evan."

Evan menatap Annisa yang mengenakan baju yang serba tertutup, menggendong bayi yang tertidur. Lalu berpindah pada Rafael yang tampak tegang.

"Baik, bayi itu ada di dalam. Kalian masuk dulu." Si pemilik apartemen membuka pintunya lebar.

Rafael mempersilakan Annisa masuk lebih dulu kemudian disusul olehnya. Mereka langsung melihat Hasan yang tidur pulas di atas stroller.

Annisa langsung menghampirinya, sementara Rafael berbicara dengan Evan. Meyakinkan Evan kalau itu bayi Hasan itu adalah miliknya. Tentu saja Evan sangat percaya setelah Rafael memperlihatkan foto-foto kedua bayinya.

Tanpa berlama-lama lagi, Rafael segera pamit setelah mengucapkan banyak terima kasih terhadap Evan. Begitu juga terhadap petugas.

Saat ini Rafael sudah membawa pulang Annisa dan kedua bayinya.

"Jangan berikan izin pada Mama atau siapapun yang mau membawa keluar si kembar." Kata Rafael saat memelankan laju mobilnya. Malam ini cukup macet jalanan Ibu kota.

"Iya, saya mengerti." Sahut Annisa dengan cepat.

"Kalau mereka memaksa, segera hubungi saya."

"Iya" sahut Annisa lagi.

Rafael melirik Annisa sekilas, hanya iya dan iya jawaban yang diberikannya.

Mobil Rafael sudah meningkatkan laju mobilnya karena sudah tidak macet dan mereka tiba di rumah saat sudah pukul sebelas malam.

Annisa langsung naik ke atas dan segera mengganti diapers dan pakaian Hasan Husen. Supaya kedua bayi itu tidur dengan nyenyak. Kemudian menyiapkan beberapa botol susu yang nantinya akan diminum saat mereka terbangun.

Ia segera masuk ke kamar mandi, membersihkan diri sekaligus mandi wajib.

Sedangkan di bawah, Rafael menemui sang Mama yang kini ditemani Papa di dalam kamar.

"Ini yang pertama dan yang terakhir ya, Ma. Jangan sampai kejadian hari ini terulang lagi." Rafael mengingatkan sang Mama untuk tidak membawa Hasan dan Husein tanpa seizinnya.

"Iya, Mama enggak mau lagi. Repot juga pergi-pergi bawa bayi." Mama mertua mengeluhkan jalan-jalannya malam ini.

Rafael mengusap kasar wajahnya lalu menatap sang Papa yang tidak ikut campur apalagi membela sang Mama.

"Apa tidak bisa kerja sama Papa dengan perusahaan orang tua Yulia dibatalkan?" Rafael mencoba bernego dengan Papa nya.

"Kamu ini selalu begitu, kedua orang tuanya lurus dan baik-baik aja dalam berbisnis. Tidak tahu kenapa Yulia begini?" Papa tersenyum mesem ke arah istrinya. Tapi bagi sang istri, Yulia merupakan menantu yang ideal kalau saja Rafael menikahinya.

Namun untungnya tidak, Yulia suka melakukan apa-apa tanpa pikir panjang dan lebih banyak membuat orang lain susah. Seperti yang dilakukannya malam ini.

Rafael pun ikut menatap sang Mama yang menyudahi tangisnya. Lalu Mama menyadari jika kedua pria itu menatapnya sangat sinis.

"Kenapa? Apalagi dengan Mama?. Kamu kan tidak jadi menikahi pilihan Mama. Apa bagusnya juga Kakak nya Nesha itu?. Umur segitu pasti sudah kendor semua, keriput dimana-mana. Pasti sangat beda sama Nesha yang masih muda dan terawat semua. Makanya Annisa menutupi badannya hingga rapat seperti itu."

"Mama ini kenapa? Kenapa jadi menyerang Annisa?. Ini tidak ada sangkut paut dengan Annisa." Rafael dengan spontan membela sang istri yang dinikahinya secara siri. Karena bagaimana ia tidak ingin memiliki Annisa lebih jauh lagi.

"Iya Mama aneh aja kenapa kamu kepikiran menikah dengan Annisa? Padahal selain Yulia juga banyak yang antre buat kamu."

"Sudahlah, Ma. Aku sudah lelah. Selamat malam, Ma, Pa."

"Selamat malam." Sahut Mama dan Papa.

Rafael berjalan keluar dan menuju kamar, dari arah berlawanan berpapasan dengan Mbak Lastri.

"Makanannya sudah siap?" tanya Rafael sambil berhenti.

"Iya, sudah saya taruh di meja."

"Ada Ibu Annisa kan?."

"Sedang mandi."

"Hmmm" Rafael menganggukkan kepalanya.

Mbak Lastri pamit undur diri dari hadapan Rafael. Pria itu pun melanjutkan langkahnya dan sampai di dalam kamar, ia mendapati Annisa yang baru selesai menutup wajahnya dengan cadar. Tiba-tiba saja tuduhan-tuduhan sang Mama menganggu pikirannya.

Benarkan apa yang dikatakan Mama nya?.

"Ahhhh..." Cepat-cepat Rafael membuang pikiran-pikirannya tentang ragawai Annisa dibalik cadar dan baju-baju syar'i nya.

"Ayo, kita makan! Saya sudah lapar."

Annisa mengangguk lalu keduanya mengambil posisi duduk saling berhadapan. Rafael menatap mata bulat Annisa yang memiliki bulu mata panjang dan lentik. Kemudian Rafael dan Annisa mulai menyantap makan malamnya yang sudah sangat telat. Namun mereka begitu lapar. Hingga memutuskan untuk tetap makan walau sudah tengah malam.

"Apa sebelum kita menikah kamu memiliki kekasih atau ada pria yang dekat?" tiba-tiba saja pertanyaan pribadi itu meluncur dari mulut Rafael. Ia memang tidak terlalu tahu tentang Annisa sebelumnya. Terlebih Nesha hampir tidak pernah bercerita tentang sang Kakak.

Annisa menggeleng sebagai jawaban karena ia sedang asyik mengunyah.

Bersambung

Jangan lupa like, komen, gift dan vote. Terima kasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

masa org yg menjaga jarak dan pakaian yg tertutup punya pacar yg ada ta'arup kalau cocok langsung nikah bagi perempuan muslimah yg menjaga hub tdk akan ada istilah punya pacar, jadi kalau kamu benar2 memilih perempuan Sholehah maka pilihlah Annisa kalau kau benar2 cinta sama Nesha tapi reader curiga kalau Nesha bukan perempuan yg menjaga pergaulan apalagi dia seorang model

2024-08-03

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Lihat saja kamu Rafael kalau sudah lihat wajah Annisa klepek-klepek kamu😏😏

2024-05-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Episode 1
2 Bab 2 Episode 2
3 Bab 3 Episode 3
4 Bab 4 Episode 4
5 Bab 5 Episode 5
6 Bab 6 Episode 6
7 Bab 7 Episode 7
8 Bab 8 Episode 8
9 Bab 9 Episode 9
10 Bab 10 Episode 10
11 Bab 11 Episode 11
12 Bab 12 Episode 12
13 Bab 13 Episode 13
14 Bab 14 Episode 14
15 Bab 15 Episode 15
16 Bab 16 Episode 16
17 Bab 17 Episode 17
18 Bab 18 Episode 18
19 Bab 19 Episode 19
20 Bab 20 Episode 20
21 Bab 21 Episode 21
22 Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23 Bab 22 Episode 22
24 Bab 23 Episode 23
25 Bab 24 Episode 24
26 Bab 25 Episode 25
27 Bab 26 Episode 26
28 Bab 27 Episode 27
29 Bab 28 Episode 28
30 Bab 29 Episode 29
31 Bab 30 Episode 30
32 Bab 31 Episode 31
33 Bab 32 Episode 32
34 Bab 33 Episode 33
35 Bab 34 Episode 34
36 Bab 35 Episode 35
37 Bab 36 Episode 36
38 Bab 37 Episode 37
39 Bab 38 Episode 38
40 Bab 39 Episode 39
41 Bab 40 Episode 40
42 Bab 41 Episode 41
43 Bab 42 Episode 42
44 Bab 43 Episode 43
45 Bab 44 Episode 44
46 Bab 45 Episode 45
47 Bab 46 Episode 46
48 Bab 47 Episode 47
49 Bab 48 Episode 48
50 Bab 49 Episode 49
51 Bab 50 Episode 50
52 Bab 51 Episode 51
53 Bab 52 Episode 52
54 Bab 53 Episode 53
55 Bab 54 Episode 54
56 Bab 55 Episode 55
57 Bab 56 Episode 56
58 Bab 57 Episode 57
59 Bab 58 Episode 58
60 Bab 59 Episode 59
61 Bab 60 Episode 60
62 Bab 61 Episode 61
63 Bab 62 Episode 62
64 Bab 63 Episode 63
65 Bab 64 Episode 64
66 Bab 65 Episode 65
67 Bab 66 Episode 66
68 Bab 67 Episode 67
69 Bab 68 Episode 68
70 Bab 69 Episode 69
71 Bab 70 Episode 70
72 Bab 71 Episode 71
73 Bab 72 Episode 72
74 Bab 73 Episode 73
75 Bab 74 Episode 74
76 Bab 75 Episode 75
77 Bab 76 Episode 76
78 Bab 77 Episode 77
79 Bab 78 Episode 78
80 Bab 79 Episode 79
81 Bab 80 Episode 80
82 Bab 81 Episode 81
83 Bab 82 Episode 82
84 Bab 83 Episode 83
85 Bab 84 Episode 84
86 Bab 85 Episode 85
87 Bab 86 Episode 86
88 Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89 Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90 Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Episode 1
2
Bab 2 Episode 2
3
Bab 3 Episode 3
4
Bab 4 Episode 4
5
Bab 5 Episode 5
6
Bab 6 Episode 6
7
Bab 7 Episode 7
8
Bab 8 Episode 8
9
Bab 9 Episode 9
10
Bab 10 Episode 10
11
Bab 11 Episode 11
12
Bab 12 Episode 12
13
Bab 13 Episode 13
14
Bab 14 Episode 14
15
Bab 15 Episode 15
16
Bab 16 Episode 16
17
Bab 17 Episode 17
18
Bab 18 Episode 18
19
Bab 19 Episode 19
20
Bab 20 Episode 20
21
Bab 21 Episode 21
22
Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23
Bab 22 Episode 22
24
Bab 23 Episode 23
25
Bab 24 Episode 24
26
Bab 25 Episode 25
27
Bab 26 Episode 26
28
Bab 27 Episode 27
29
Bab 28 Episode 28
30
Bab 29 Episode 29
31
Bab 30 Episode 30
32
Bab 31 Episode 31
33
Bab 32 Episode 32
34
Bab 33 Episode 33
35
Bab 34 Episode 34
36
Bab 35 Episode 35
37
Bab 36 Episode 36
38
Bab 37 Episode 37
39
Bab 38 Episode 38
40
Bab 39 Episode 39
41
Bab 40 Episode 40
42
Bab 41 Episode 41
43
Bab 42 Episode 42
44
Bab 43 Episode 43
45
Bab 44 Episode 44
46
Bab 45 Episode 45
47
Bab 46 Episode 46
48
Bab 47 Episode 47
49
Bab 48 Episode 48
50
Bab 49 Episode 49
51
Bab 50 Episode 50
52
Bab 51 Episode 51
53
Bab 52 Episode 52
54
Bab 53 Episode 53
55
Bab 54 Episode 54
56
Bab 55 Episode 55
57
Bab 56 Episode 56
58
Bab 57 Episode 57
59
Bab 58 Episode 58
60
Bab 59 Episode 59
61
Bab 60 Episode 60
62
Bab 61 Episode 61
63
Bab 62 Episode 62
64
Bab 63 Episode 63
65
Bab 64 Episode 64
66
Bab 65 Episode 65
67
Bab 66 Episode 66
68
Bab 67 Episode 67
69
Bab 68 Episode 68
70
Bab 69 Episode 69
71
Bab 70 Episode 70
72
Bab 71 Episode 71
73
Bab 72 Episode 72
74
Bab 73 Episode 73
75
Bab 74 Episode 74
76
Bab 75 Episode 75
77
Bab 76 Episode 76
78
Bab 77 Episode 77
79
Bab 78 Episode 78
80
Bab 79 Episode 79
81
Bab 80 Episode 80
82
Bab 81 Episode 81
83
Bab 82 Episode 82
84
Bab 83 Episode 83
85
Bab 84 Episode 84
86
Bab 85 Episode 85
87
Bab 86 Episode 86
88
Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89
Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90
Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!