Bab 8 Episode 8

Disaat Rafael tidak datang menjenguk Nesha ke rumah sakit, ternyata ada sosok lain yang dengan setia menemani Nesha di sana. Bercerita banyak hal tentang beberapa momen bahagia yang pernah miliki bersama. Walau tidak banyak, namun itu sangat melekat di dalam hatinya.

"Nes, mungkin aku tidak sehebat Rafael dalam hal lain. Tapi percaya lah cinta aku sama kamu melebihi cinta Rafael ke kamu. Setidaknya aku tidak akan menikah lagi di saat kamu sedang koma, apapun alasannya." Pria itu memegangi erat tangan Nesha.

"Hasan dan Husein sangat tampan dan lucu. Kamu harus segera bangun untuk mereka. Pasti mereka sangat membutuhkan Mama nya." Lanjut pria itu mengecup punggung tangan Nesha berulang kali.

"Aku akan selalu setia sama kamu walau setelah ini kamu akan kembali dalam pelukan Rafael." Lanjutnya lagi sambil rebahan di samping Nesha. Pria mengecup pipi Nesha lalu memejamkan mata. Ia masih memiliki waktu untuk tidur di samping perempuan yang sangat dicintainya itu.

Matahari sudah menujukkan sinarnya, pria yang baru terbangun itu langsung duduk dan menatap Nesha yang masih tidur. Pagi ini ia cukup santai karena sepertinya Rafael tidak akan datang.

"Aku akan di sini menemani kamu kalau Rafael tidak bisa datang ke sini." Gumamnya lagi.

Pria itu berdiri pada saat ada perawat yang datang dan langsung mengecek keadaan Nesha. Ia pun bertanya tentang kondisi kesehatan Nesha dan alhamdulillahnya semuanya baik. Perawat itu hanya sebentar memastikan kondisi Nesha lalu keluar lagi.

.

.

.

.

"Kamu tidak ke rumah sakit?" Tanya Annisa saat Rafael menyusulnya ke dapur. Annisa sedang mencuci baju kotor Rafael dan si kembar menggunakan tangan.

Rafael menggeleng kemudian mengalihkan topik pertanyaannya pada Annisa. Pria itu berdiri bersandar pada pinggiran pintu kamar mandi. "Kenapa tidak menggunakan mesin cuci?."

"Pakaian anak-anak lebih baik pakai tangan saja dan punya kamu sekalian saja."

"Apa ada alasan yang lain kenapa pakai tangan? Apa mungkin mesin cuci nya rusak?."

"Tidak semuanya membutuhkan alasan. Mesin cuci masih berfungsi dengan sangat baik, tadi Mbak Inah sudah mencuci baju-baju Mama"

Annisa menjawab pertanyaan Rafael sambil terus mencuci hingga selesai. Rafael yang melihat Annisa akan mengangkat ember lalu mengambil alih dan bertanya pada Annisa.

"Mau dijemur dimana?."

"Di belakang. Di sana matahari lebih terik jadi cepat kering. Apalagi nanti sore kita udah balik lagi kan?."

Annisa dan Rafael berjalan ke arah belakang, pria itu mengambil alih pekerjaan Annisa hingga sudah tegantung semua.

"Kamu masih mau di sini?." Tanya Rafael.

"Kalau saya iya, saya masih mau di sini. Mama lagi sakit lagi kakinya. Saya ingin membantunya dengan memijit aja, itu cukup mengurangi rasa sakitnya walau ya tidak banyak." Dali balik cadar Annisa menampakkan giginya namun pastinya tidak akan terlihat oleh Rafael. Pria itu hanya bisa membayangkannya saja, namun ia sudah menemukan Annisa versi nya.

"Ya udah, untuk sementara kita akan tinggal di rumah Mama Nur. Pulang dan berangkat kerja saya ke sini. Tapi, ngomong-ngomong gimana Mama Nur nya, apa boleh saya tinggal di sini?."

"Tentu boleh lah, kamu kan menantunya, suami dari Nesha dan Papa dari kedua cucunya yang sangat lucu-lucu." Entah kenapa Rafael tidak suka dengan jawaban Annisa yang tidak mengakui dirinya sebagai suaminya juga.

"Tapi, mungkin selama tinggal sini anak-anak akan tidur sama Mama Nur." Jelas Annisa. Kehadiran Hasan dan Husein menjadi obat tersendiri bagi Mama Nur untuk mengatasi rasa sakit pada badannya dan kesedihannya terhadap Nesha.

Rafael mengangguk dengan wajah yang masih kecewa namun cukup leganya kalau harus sekamar hanya berdua dengan Annisa. Jadi mereka bisa mengobrol banyak tanpa suara tangis tiba-tiba Hasan dan Husein.

Annisa dan Rafael ke ruang tengah, Hasan dan Husein baru selesai minum susu. Keduanya masih membuka mata namun sayu-satu mau tidur.

"Jagoan-jagoan Papa udah ngantuk rupanya, bobo sama nenek ya? Atau mau sama Mama?." Ucapan dari Rafael memancing Mama Nur menatap Annisa dan ternyata anak sulungnya juga sedang menatapnya juga.

"Mama kejauhan ya di rumah sakit, mending bobo sama nenek aja." Annisa segera mengalihkan perhatian lalu mengambil Hasan untuk ditidurkan di kamar Mama Nur. Dan Mama Nur mengikutinya dari belakang dengan jalan yang sangat hati-hati karena menggendong Husein.

Mama Nur dan Annisa duduk di tepi tempat tidur setelah menidurkan si kembar.

"Kamu tidak sedang berusaha mengambil anak-anak dan Rafael kan dari Nesha?." Sebab ia melihat tatapan Rafael yang berbeda terhadap Annisa.

Annisa menggeleng sambil tersenyum tulus jika Mama Nur bisa melihatnya.

"Mana bisa aku ambil kebahagiaan Nesha, Ma. Semua itu milik Nesha dan akan tetap seperti itu. Seperti kata Mama, aku hanya membantu menjaga mereka semua selama Nesha koma. Kalau sudah waktunya, aku akan kembali menjadi Annisa lagi. Sekarang pun aku tetap Annisa, Ma."

Mama Nur meraih tangan Annisa, mengusap lalu menggenggamnya erat.

"Bukan Mama mau lebih memihak Nesha, tapi kamu tahu perjuangan Nesha juga tidak mudah untuk menjadi model, seorang istri dan seorang ibu. Paling tidak kamu harus bersyukur pernah mendapatkan menjadi istri seseorang walau hanya sebentar. Dan Mama minta juga, jangan sampai Nesha tahu pernikahan siri kamu dan Rafael. Mama tidak ingin membebaninya setelah Nesha sadar."

"Iya, Ma. Aku tahu. Aku dan Rafael juga sudah sepakat untuk menutupinya dari Nesha. Ini akan menjadi cerita yang tidak akan diketuai Nesha, Ma."

"Terima kasih."

"Tidak perlu berterima kasih, Ma. Itu sudah menjadi tugasku sebagai seorang kakak."

Annisa dan Mama Nur saling berpelukan, dari luar ada seorang pria yang mendengar percakapan kedua perempuan itu dari balik celah pintu yang terbuka.

Annisa keluar kamar Mama Nur setelah memijat pelan kedua kaki Mama Nur. Ia langsung ditarik masuk ke dalam kamar oleh Rafael yang telah menunggunya sejak tadi.

"Ada apa?." Annisa merasa heran dengan sikap Rafael.

"Mama Nur kenapa tidak dioperasi kalau sudah parah kedua lututnya?." Tanya Rafael setelah mendudukkan Annisa di sofa kamar.

"Tahu dari mana mama harus di operasi?."

"Itu tidak penting saya tahu dari mana. Lupakan itu. Tapi bukannya Nesha selalu mengirimkan uang pada Mama Nur dalam jumlah banyak setahun terakhir ini?. Kalau dikumpulkan itu bisa dipakai untuk operasi kedua lutut Mama Nur?."

Seketika kening Annisa berkerut namun tetap tenang.

"Setahun terakhir, Mama tidak pernah menerima uang dari Nesha lagi. Nesha selalu bilang kalau ia juga sedang banyak pengeluaran. Jadi Mama mengerti dengan keadaan Nesha." Jawabnya.

"Lalu ATM Mama Nur sama siapa?."

"Ada sama Nesha, sebab Nesha memintanya karena tidak bisa mengirmi Mama uang lagi.

Bersambung

Terima kasih banyak atas dukungannya.

Jangan lupa like, komen, gift dan vote.

Terpopuler

Comments

Wardah Sholihah

Wardah Sholihah

kurasa Nesha selingkuh

2024-08-07

0

Neulis Saja

Neulis Saja

berarti si Nesha anak yg kurang ajar kenapa tdk mati saja, sdh membohongi keluarganya, suaminya, dan uang itu utk apa dan dikirimkan kesiapa? sementara ibunya juga berpihak ke di Nesha sementara Annisa tak berarti apa2 Dimata ibunya, padahal yg paling melindungi dan menyayangi ibunya hanya Annisa

2024-08-03

0

Leni

Leni

kenpa y mama a bersikap begt, baik sih emang tp kok seprti a lebih ke nesha

2024-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Episode 1
2 Bab 2 Episode 2
3 Bab 3 Episode 3
4 Bab 4 Episode 4
5 Bab 5 Episode 5
6 Bab 6 Episode 6
7 Bab 7 Episode 7
8 Bab 8 Episode 8
9 Bab 9 Episode 9
10 Bab 10 Episode 10
11 Bab 11 Episode 11
12 Bab 12 Episode 12
13 Bab 13 Episode 13
14 Bab 14 Episode 14
15 Bab 15 Episode 15
16 Bab 16 Episode 16
17 Bab 17 Episode 17
18 Bab 18 Episode 18
19 Bab 19 Episode 19
20 Bab 20 Episode 20
21 Bab 21 Episode 21
22 Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23 Bab 22 Episode 22
24 Bab 23 Episode 23
25 Bab 24 Episode 24
26 Bab 25 Episode 25
27 Bab 26 Episode 26
28 Bab 27 Episode 27
29 Bab 28 Episode 28
30 Bab 29 Episode 29
31 Bab 30 Episode 30
32 Bab 31 Episode 31
33 Bab 32 Episode 32
34 Bab 33 Episode 33
35 Bab 34 Episode 34
36 Bab 35 Episode 35
37 Bab 36 Episode 36
38 Bab 37 Episode 37
39 Bab 38 Episode 38
40 Bab 39 Episode 39
41 Bab 40 Episode 40
42 Bab 41 Episode 41
43 Bab 42 Episode 42
44 Bab 43 Episode 43
45 Bab 44 Episode 44
46 Bab 45 Episode 45
47 Bab 46 Episode 46
48 Bab 47 Episode 47
49 Bab 48 Episode 48
50 Bab 49 Episode 49
51 Bab 50 Episode 50
52 Bab 51 Episode 51
53 Bab 52 Episode 52
54 Bab 53 Episode 53
55 Bab 54 Episode 54
56 Bab 55 Episode 55
57 Bab 56 Episode 56
58 Bab 57 Episode 57
59 Bab 58 Episode 58
60 Bab 59 Episode 59
61 Bab 60 Episode 60
62 Bab 61 Episode 61
63 Bab 62 Episode 62
64 Bab 63 Episode 63
65 Bab 64 Episode 64
66 Bab 65 Episode 65
67 Bab 66 Episode 66
68 Bab 67 Episode 67
69 Bab 68 Episode 68
70 Bab 69 Episode 69
71 Bab 70 Episode 70
72 Bab 71 Episode 71
73 Bab 72 Episode 72
74 Bab 73 Episode 73
75 Bab 74 Episode 74
76 Bab 75 Episode 75
77 Bab 76 Episode 76
78 Bab 77 Episode 77
79 Bab 78 Episode 78
80 Bab 79 Episode 79
81 Bab 80 Episode 80
82 Bab 81 Episode 81
83 Bab 82 Episode 82
84 Bab 83 Episode 83
85 Bab 84 Episode 84
86 Bab 85 Episode 85
87 Bab 86 Episode 86
88 Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89 Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90 Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Episode 1
2
Bab 2 Episode 2
3
Bab 3 Episode 3
4
Bab 4 Episode 4
5
Bab 5 Episode 5
6
Bab 6 Episode 6
7
Bab 7 Episode 7
8
Bab 8 Episode 8
9
Bab 9 Episode 9
10
Bab 10 Episode 10
11
Bab 11 Episode 11
12
Bab 12 Episode 12
13
Bab 13 Episode 13
14
Bab 14 Episode 14
15
Bab 15 Episode 15
16
Bab 16 Episode 16
17
Bab 17 Episode 17
18
Bab 18 Episode 18
19
Bab 19 Episode 19
20
Bab 20 Episode 20
21
Bab 21 Episode 21
22
Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23
Bab 22 Episode 22
24
Bab 23 Episode 23
25
Bab 24 Episode 24
26
Bab 25 Episode 25
27
Bab 26 Episode 26
28
Bab 27 Episode 27
29
Bab 28 Episode 28
30
Bab 29 Episode 29
31
Bab 30 Episode 30
32
Bab 31 Episode 31
33
Bab 32 Episode 32
34
Bab 33 Episode 33
35
Bab 34 Episode 34
36
Bab 35 Episode 35
37
Bab 36 Episode 36
38
Bab 37 Episode 37
39
Bab 38 Episode 38
40
Bab 39 Episode 39
41
Bab 40 Episode 40
42
Bab 41 Episode 41
43
Bab 42 Episode 42
44
Bab 43 Episode 43
45
Bab 44 Episode 44
46
Bab 45 Episode 45
47
Bab 46 Episode 46
48
Bab 47 Episode 47
49
Bab 48 Episode 48
50
Bab 49 Episode 49
51
Bab 50 Episode 50
52
Bab 51 Episode 51
53
Bab 52 Episode 52
54
Bab 53 Episode 53
55
Bab 54 Episode 54
56
Bab 55 Episode 55
57
Bab 56 Episode 56
58
Bab 57 Episode 57
59
Bab 58 Episode 58
60
Bab 59 Episode 59
61
Bab 60 Episode 60
62
Bab 61 Episode 61
63
Bab 62 Episode 62
64
Bab 63 Episode 63
65
Bab 64 Episode 64
66
Bab 65 Episode 65
67
Bab 66 Episode 66
68
Bab 67 Episode 67
69
Bab 68 Episode 68
70
Bab 69 Episode 69
71
Bab 70 Episode 70
72
Bab 71 Episode 71
73
Bab 72 Episode 72
74
Bab 73 Episode 73
75
Bab 74 Episode 74
76
Bab 75 Episode 75
77
Bab 76 Episode 76
78
Bab 77 Episode 77
79
Bab 78 Episode 78
80
Bab 79 Episode 79
81
Bab 80 Episode 80
82
Bab 81 Episode 81
83
Bab 82 Episode 82
84
Bab 83 Episode 83
85
Bab 84 Episode 84
86
Bab 85 Episode 85
87
Bab 86 Episode 86
88
Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89
Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90
Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!