Bab 18 Episode 18

Rafael memasang wajah suntuk ketika tiba di rumah sakit. Hatinya sungguh kacau karena pria bernama Evan Dharma yang belum bisa ditemuinya.

"Kenapa kamu memasang wajah bete begitu? Padahal selama ini tidak. Kamu selalu memasang wajah manis penuh senyum ketika bertemu aku. Melupakan kerumitan dan masalah-masalah kamu."

Nesha kembali protes dengan nada manja pada sang suami secara langsung. Tanganya bergelayut manja sambil menaruh kepalanya pada lengan Rafael.

"Sekarang kamu yang harus banyak mengerti aku, bekerja itu ternyata sangat menguras tenaga dan pikiran. Belum lagi kalau ada masalah yang datangnya dari luar kantor." Sebuah jawaban yang tentunya tidak sangat diharapkan Nesha. Perempuan itu mengusap dadanya, Rafael nya memang sudah banyak berubah.

"Siapa yang membuatmu jadi rajin ke kantor begini?. Papa? Mama? Atau anak-anak kita?." Nesha berusaha meredam emosinya. Ia tidak ingin membuat Rafael semakin kesal dengan sikapnya.

"Karena Annisa." Jawab Rafael yang hanya bisa diucapkannya dalam hati. Iya, mau tidak mau ia harus mengakui ada banyak perubahan yang terjadi pada dirinya yang disebabkan Annisa.

"Sayang, aku nanya kok malah bengong?. Pasti karena anak-anak kita makanya kamu jadi rajin bekerja. Kamu sedang menyiapkan masa depan untuk mereka berdua. Belum lagi kalau nanti kita memiliki anak lagi." Kata Nesha penuh semangat dan percaya diri seperti biasanya.

"Setelah ini aku akan berhenti menjadi model. Aku hanya ingin mengurus anak-anak kita dan mempersiapkan diri lagi kalau hamil nanti." Nesha melanjutkan lagi kata-katanya sekaligus memberitahu rencananya.

"Iya, terserah sama kamu saja?." Kemudian Rafael melepaskan diri dari Nesha lalu duduk di sofa. Tanpa melihat Nesha lagi ia langsung merebahkan tubuh lelahnya di atas sofa, meluruskan kedua kakinya yang terasa pegal-pegal.

Nesha yang merasa diabaikan hanya mampu menghela nafas panjang. Perubahan suaminya terlalu cepat.

.

.

.

.

Rina yang sudah tahu tentang Rafael dan Annisa langsung mendatangi rumah Mama Nur. Hal yang sudah jarang dilakukannya karena kesibukannya seorang model. Bukan untuk mencari tahu lebih dalam lagi tentang mereka. Ia hanya ingin memberi dukungan para perempuan itu tanpa harus bicara kalau ia sudah tahu apa yang terjadi.

Persahabatan antara Annisa dan Rina sendiri terjalin ketika ia bermain ke rumah Nesha. Waktu itu ia sedang memiliki masalah besar tentang keluarganya. Berbicara dan mendengarkan saran dari Annisa membuatnya semakin intens berkomunikasi. Bahkan Rina bisa mengunjungi Annisa tanpa adanya Nesha.

Mereka memang memiliki usia yang terpaut cukup jauh, namun itu tidak menjadikan keduanya miss komunikasi. Justru Rina banyak mendapatkan ilmu tentang hidup dari Annisa yang sudah berusia matang. Annisa sudah seperti kakak baginya.

"Seru juga ya memiliki anak kembar?." Celetuk Rina sambil mengambil air kemasan yang telah disiapkan Annisa di atas meja. Keduanya lalu berjalan menuju kamar Annisa dimana si kembar sedang tidur.

"Iya, sangat seru. Apalagi lagi lucu-lucunya, rasanya mau menciumnya terus." Annisa menimpali.

Rani menatap mata Annisa, perempuan itu begitu salut terhadap ketulusan yang ditunjukkan Annisa untuk kedua keponakan dan adiknya.

"Aku jadi ingin secepatnya menikah dan punya anak banyak." Kata Rina begitu semangat.

Annisa lalu menoleh ke arah Rina sambil tersenyum dibalik cadarnya.

"Iya, kalau sudah ada laki-lakinya segera saja. Untuk apa ditunda kalau sudah cocok dan mapan." Annisa sangat mendukung sahabatnya itu. Terlebih ini tentang kebaikan yang harus disegerakan.

"Kamu sendiri bagaimana? Mau sampai kapan sendiri? Mama Nur tidak akan pernah kekurangan kasih sayang dari kamu dan Nesha."

Tatapan kedua perempuan beda usia itu bertemu. Lalu secara bersamaan mengalihkan tatapan mereka pada Hasan dan Husein yang mengulet kemudian membuka matanya lebar-lebar.

Annisa segera mengambil botol susu dan langsung meminumkannya pada Hasan dan Husein. Sebab sudah empat jam mereka belum minum susu lagi.

Hasan dan Husein menjadi bahan tertawaan Annisa dan Rina. Kala si kembar menunjukkan cara meminum susu dengan cara yang lucu.

"Mereka seperti sedang berlomba menghabiskan susu saja" Rina melupakan sejenak pembicaraan mereka yang serius.

"Iya, keduanya menjadi juara." Annisa menimpali tanpa melepaskan pandangan dari si kembar.

Tidak lama kemudian si kembar tidur.

"Jam berapa lagi mereka bangun?."

Annisa melirik jam yang menggantung di dekat meja rias. "Paling jam sepuluh, tapi biasanya lama mereka tidur lagi. Bisa jam satu atau jam dua mereka tidur. Paling aku dan Rafael bergantian mengajak mereka bercanda atau bicara." Annisa menjelaskan kebiasaan si kembar.

Annisa dan Rina beranjak menjauh dari box si kembar. Mereka menuju sofa yang ada di dekat jendela.

"Ngomong-ngomong Rafael, ia seorang Papa yang sangat bertanggung jawab untuk si kembar." Rina memancing obrolan tentang Rafael dengan memuji pria itu terlebih dahulu di depan Annisa.

"Hmmm, kamu benar. Bukan hanya pada anak-anak saja. Tapi pada Nesha juga." Annisa mengiyakan.

"Mengenai pertanyaanku yang tadi bagaimana? Sampai kapan kamu akan terus mementingkan Mama Nur sampai-sampai kamu menunda menikah?."

Annisa membuka sedikit tirai jendala kamarnya, ia menatap pada cahaya remang-remang halaman rumahnya.

"Nesha dan Rafael sudah menikah dan mereka tidak memiliki banyak waktu untuk menjenguk atau sekedar memperhatikan Mama. Keduanya sangat sibuk mengejar apa yang menjadi kebutuhan mereka. Sementara kebutuhan Mama tidak terpenuhi, bukan hanya secara materi saja. Mama lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Mama sudah tua, ia seorang single parent, pasti ia sangat kesepian. Maka aku lebih memilih menemani Mama dari pada harus menikah namun semakin jauh dari Mama. Kalau suami aku nantinya mau tinggal bersama Mama. Kalau tidak mau bagaimana?. Yang Mama punya hanya aku dan Nesha. Kalau aku dan Nesha sama-sama pergi, siapa yang akan menjaga Mama di masa tuanya?. Biarlah aku yang di rumah menjaga dan membantu Mama. Allah maha tahu itu, kalau ada jodohnya aku menikah, kalau tidak ada ya aku hanya bisa pasrah."

Annisa mengeluarkan apa yang menjadi pandangannya terhadap pernikahan. Selama ini bukan tidak ada yang datang ke rumah untuk melamarnya. Namun setiap kali mereka dihadapkan pada sang Mama, mereka ingin memiliki kehidupan sendiri tanpa adanya Mama Nur. Itu yang menjadi berat bagi Annisa untuk melangkah pada arah pernikahan.

"Iya, aku paham berada diposisi kamu." Rina mengangguk sambil menyilangkan tangan di dadanya. Ia menatap intens Annisa yang mengucek mata kirinya.

"Kamu sudah mengantuk?."

Annisa menggeleng.

"Katanya kamu besok ada pemotretan pagi, sekarang kamu tidur. Aku belum mengantuk." Annisa meminta Rina untuk segera tidur. Malam ini perempuan itu akan menginap karena tahu Rafael di rumah sakit menemani Nesha.

Nesha menggeleng lalu duduk di depan menghadap Annisa kemudian melayangkan satu pertanyaan yang membuat hati Annisa berdebar kencang.

"Bagaimana jika Rafael jatuh hati padamu?."

Bersambung

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

justru sdh jatuh cinta

2024-08-03

0

Maz Andy'ne Yulixah

Maz Andy'ne Yulixah

Rina sahabat sejati..

2024-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Episode 1
2 Bab 2 Episode 2
3 Bab 3 Episode 3
4 Bab 4 Episode 4
5 Bab 5 Episode 5
6 Bab 6 Episode 6
7 Bab 7 Episode 7
8 Bab 8 Episode 8
9 Bab 9 Episode 9
10 Bab 10 Episode 10
11 Bab 11 Episode 11
12 Bab 12 Episode 12
13 Bab 13 Episode 13
14 Bab 14 Episode 14
15 Bab 15 Episode 15
16 Bab 16 Episode 16
17 Bab 17 Episode 17
18 Bab 18 Episode 18
19 Bab 19 Episode 19
20 Bab 20 Episode 20
21 Bab 21 Episode 21
22 Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23 Bab 22 Episode 22
24 Bab 23 Episode 23
25 Bab 24 Episode 24
26 Bab 25 Episode 25
27 Bab 26 Episode 26
28 Bab 27 Episode 27
29 Bab 28 Episode 28
30 Bab 29 Episode 29
31 Bab 30 Episode 30
32 Bab 31 Episode 31
33 Bab 32 Episode 32
34 Bab 33 Episode 33
35 Bab 34 Episode 34
36 Bab 35 Episode 35
37 Bab 36 Episode 36
38 Bab 37 Episode 37
39 Bab 38 Episode 38
40 Bab 39 Episode 39
41 Bab 40 Episode 40
42 Bab 41 Episode 41
43 Bab 42 Episode 42
44 Bab 43 Episode 43
45 Bab 44 Episode 44
46 Bab 45 Episode 45
47 Bab 46 Episode 46
48 Bab 47 Episode 47
49 Bab 48 Episode 48
50 Bab 49 Episode 49
51 Bab 50 Episode 50
52 Bab 51 Episode 51
53 Bab 52 Episode 52
54 Bab 53 Episode 53
55 Bab 54 Episode 54
56 Bab 55 Episode 55
57 Bab 56 Episode 56
58 Bab 57 Episode 57
59 Bab 58 Episode 58
60 Bab 59 Episode 59
61 Bab 60 Episode 60
62 Bab 61 Episode 61
63 Bab 62 Episode 62
64 Bab 63 Episode 63
65 Bab 64 Episode 64
66 Bab 65 Episode 65
67 Bab 66 Episode 66
68 Bab 67 Episode 67
69 Bab 68 Episode 68
70 Bab 69 Episode 69
71 Bab 70 Episode 70
72 Bab 71 Episode 71
73 Bab 72 Episode 72
74 Bab 73 Episode 73
75 Bab 74 Episode 74
76 Bab 75 Episode 75
77 Bab 76 Episode 76
78 Bab 77 Episode 77
79 Bab 78 Episode 78
80 Bab 79 Episode 79
81 Bab 80 Episode 80
82 Bab 81 Episode 81
83 Bab 82 Episode 82
84 Bab 83 Episode 83
85 Bab 84 Episode 84
86 Bab 85 Episode 85
87 Bab 86 Episode 86
88 Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89 Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90 Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Episode 1
2
Bab 2 Episode 2
3
Bab 3 Episode 3
4
Bab 4 Episode 4
5
Bab 5 Episode 5
6
Bab 6 Episode 6
7
Bab 7 Episode 7
8
Bab 8 Episode 8
9
Bab 9 Episode 9
10
Bab 10 Episode 10
11
Bab 11 Episode 11
12
Bab 12 Episode 12
13
Bab 13 Episode 13
14
Bab 14 Episode 14
15
Bab 15 Episode 15
16
Bab 16 Episode 16
17
Bab 17 Episode 17
18
Bab 18 Episode 18
19
Bab 19 Episode 19
20
Bab 20 Episode 20
21
Bab 21 Episode 21
22
Promo Novel Baru "Istri Lugu Mr. Smith"
23
Bab 22 Episode 22
24
Bab 23 Episode 23
25
Bab 24 Episode 24
26
Bab 25 Episode 25
27
Bab 26 Episode 26
28
Bab 27 Episode 27
29
Bab 28 Episode 28
30
Bab 29 Episode 29
31
Bab 30 Episode 30
32
Bab 31 Episode 31
33
Bab 32 Episode 32
34
Bab 33 Episode 33
35
Bab 34 Episode 34
36
Bab 35 Episode 35
37
Bab 36 Episode 36
38
Bab 37 Episode 37
39
Bab 38 Episode 38
40
Bab 39 Episode 39
41
Bab 40 Episode 40
42
Bab 41 Episode 41
43
Bab 42 Episode 42
44
Bab 43 Episode 43
45
Bab 44 Episode 44
46
Bab 45 Episode 45
47
Bab 46 Episode 46
48
Bab 47 Episode 47
49
Bab 48 Episode 48
50
Bab 49 Episode 49
51
Bab 50 Episode 50
52
Bab 51 Episode 51
53
Bab 52 Episode 52
54
Bab 53 Episode 53
55
Bab 54 Episode 54
56
Bab 55 Episode 55
57
Bab 56 Episode 56
58
Bab 57 Episode 57
59
Bab 58 Episode 58
60
Bab 59 Episode 59
61
Bab 60 Episode 60
62
Bab 61 Episode 61
63
Bab 62 Episode 62
64
Bab 63 Episode 63
65
Bab 64 Episode 64
66
Bab 65 Episode 65
67
Bab 66 Episode 66
68
Bab 67 Episode 67
69
Bab 68 Episode 68
70
Bab 69 Episode 69
71
Bab 70 Episode 70
72
Bab 71 Episode 71
73
Bab 72 Episode 72
74
Bab 73 Episode 73
75
Bab 74 Episode 74
76
Bab 75 Episode 75
77
Bab 76 Episode 76
78
Bab 77 Episode 77
79
Bab 78 Episode 78
80
Bab 79 Episode 79
81
Bab 80 Episode 80
82
Bab 81 Episode 81
83
Bab 82 Episode 82
84
Bab 83 Episode 83
85
Bab 84 Episode 84
86
Bab 85 Episode 85
87
Bab 86 Episode 86
88
Bab 87 Episode 87 (Tamat)
89
Bab 88 Promo Novel Baru "Pembantu Idaman"
90
Bab 89 Promo Novel Baru "Adil Untuk Delima"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!