Pacaran

Regi diam tertegun menatap Ratu.

Beberapa detik kemudian, dia masih diam.

Sementara Ratu sampai memutar-mutar kursinya karena bosan menunggu Regi bersikap. Seakan cewek itu sudah tahu kalau Regi akan bertingkah begini saat menghadapi kenyataan yang terjadi.

Pasti banyak yang akan dipikirkan Regi, untung-rugi, kalah-menang, faedahnya apa, dan lainnya. Hidup Regi seputar ‘kalau bisa dibikin ribet kenapa harus dipermudah’. Kalau dipersulit mendatangkan keuntungan kenapa harus dilancarkan?

Dan Ratu mengetahui sifat Regi yang ini, memutuskan untuk mengikuti permainannya, menjadikan dirinya berada di posisi Regi, mempersulit hidup Regi. Dan Skak Mat! Regi langsung kebingungan. Karena ini di luar rencananya, namun tak bisa ia tolak.

“Mau tanya apa Pak Regi?” pancing Ratu sambil senyum-senyum puas.

“Anuuu...” Regi memiringkan kepalanya, maish dengan dahi berkerut. Lalu ia menunduk, dan menarik nafas.

Ia kehabisan kata-kata.

“Jangan kuatir Pak.” Kata Ratu. “Kalau tidak bisa sampai menikah ya putus di tengah jalan tapi pastikan bersikap baik ke saya sampai misi ini selesai ya Pak. Nanti Daftarnya saya ganti nama lain. Tapi kalau Pak regi bikin saya kesal, ya sudah. Tamat.”

“Saya nggak yakin sama kamu, tahu?! Bentar saya Telepon Rahwana.”

“Silahkaaaaaan. Mau Video Call juga boleh.” Sahut Ratu riang.

Dan Regi langsung menyambar teleponnya di atas meja, mencari telepon si biang kerok, Rahwana Bataragunadi, dan menelponnya.

“Pagi Mas Regi!” sapa Rahwana dari seberang. Yang nelpon duluan siapa yang nyapa duluan siapa. “Wah, saya apreciate banget loh! Kerja Mas Regi bagus banget. Tiga orang dalam satu bulan Mas? Good Job! Dananya mau ditransfer sekaligus atau sekarang saja dicicil?”

Malah ditawarin duit pagi-pagi.

Dan Regi pun menoleh ke arah Ratu.

“Kalau... saya dapat hari ini, Ratu juga dapatnya hari ini?” tanya Regi. Karena menurutnya Ratu butuh dana untuk segera bayar hutang pinjol ibunya.

Terdengar kekehan pelan Rahwana dari seberang, “Sudah ketemu Ratu yaaaaa, kalau kontrak sama dia, dibayar sekaligus diakhir tuh, Mas . Soalnya kalau Pinjol kan kalau dibayar dicicil percuma duitnya lenyap, plafonnya tetap saja segitu.” Rahwana bagai bisa membaca isi hati Regi.

Ataukah... ia benar-benar bisa membaca isi hati seseorang?

“Oh... kalau begitu saya juga di akhir saja Mas. Saya hanya mau konfirmasi kalau benar Ratu adalah si penyedia daftar.”

“Iya benar.” Kata Rahwana. “Hebat juga bisa ketahuan secepat ini.”

“Saya dikasih Clue sama Pak Sena.”

“Sudah saya duga. Hehe.” Kata Rahwana, “Saya habis diceramahin sama dia, katanya jangan ngerjain orang, nanti kena karma, hahahaha!” kata Rahwana.

Kenapa rasanya ia berada dalam jebakan banyak orang? Kesannya semua ingin dia kesulitan. Regi menghela nafas panjang dan membulatkan tekadnya. “Saya ada di dalam daftar nggak?” tanyanya gamblang.

“Soal itu, saya serahkan ke Ratu. Dia juga masih tentative. Menurut Mas Regi, bagaimana? Mas Regi merasa pantas tidak menjabat di Garnet Bank? Kalau masih ragu-ragu dan bertindak ricuh, lebih baik tidak usah Mas. Kembali ke Beaufort lebih baik.” Kali ini nada suara Rahwana berubah jadi sinis.

Pemuda di seberang teleponnya sedang menegurnya.

Menegur tingkahnya di kantor.

Agar ia lebih kalem dan bertindak terarah, jangan merepotkan banyak pihak.

“Saya akan selesaikan tugas saya, semampunya saya.” Jawab Regi akhirnya. Ia tidak ingin direndahkan Rahwana.

“Semampu Mas Regi. Saya yakin Mas Regi bisa kok.” Kata Rahwana akhirnya. “Ratu lumayan bisa diajak kerjasama. Menurut saya menjaga hubungan baik dengannya tidak ada ruginya.”

Kalimat ini lumayan ambigu. Menjaga hubungan baik itu maksudnya apa?!

Sementara Ratu kini sedang menawarkan hubungan ‘yang sangat baik’ dengannya.

Karena tak ingin pusing berlebihan, sementara aura yang terpancar dari diri Rahwana, walau pun melalui sambungan telepon, terasa mencekat tenggorokan Regi, akhirnya ia menyudahi teleponnya dan pamit ke Rahwana.

“Saya sih nggak terlalu suka bicara ke Mas Iwan soalnya rasanya kayak ditekan habis-habisan Pak, dia begitu sejak dulu. Rasanya energi di sekitarnya tuh beraaaat banget.” Ratu mengernyit. “Gimana ya jelasinnya. Ah, Pak Regi pasti tahu lah.”

“Nggak usah gibahin orang.” Gumam Regi. Karena dia berani bertaruh, Rahwana tahu kalau sedang dibicarakan.

Tapi kini, entah bagaimana, energi Rahwana mungkin masuk ke dirinya. Regi jadi tahu apa saja yang harus dilakukannya sekarang.

Dan karena ini Hari Minggu, hari pertemuan dengan ibunya, Ratu bisa jadi penawarnya.

“Oke, Kita pacaran.” Kata Regi.

“Horeeee!” sorak Ratu.

“Tapi!” Regi mengangkat telunjuknya.

Ratu diam.

“Kalau kamu bertingkah menyebalkan, saya akan pertimbangkan hubungan kita. Setidaknya saya akan dapat 800juta, walau pun setelah itu dipecat dan nggak jadi Wakil Direktur.”

Ratu memonyongkan bibirnya, merengut.

“Kita harus saling menguntungkan di sini, ngerti ya Ratu?!” sahut Regi.

“Hum...” Ratu masih cemberut.

“Jadi tugas pertama kamu... ketemu ibu dan bapak saya sekarang.”

“Hoah!! Langsung ketemu orang tua Pak?!”

“Bawel...” gerutu Regi.

**

“Katanya mau ketemu ibunya Pak Regi?” Ratu memiringkan kepalanya karena kebingungan. Regi menyetir ke arah yang berbeda, bukan ke arah Cafe Bunga.

Walau pun Ratu sedang berdebar-debar karena ia bisa semobil dengan Regi, bahkan bisa secara live melihat pria itu menyetir, dalam jarak yang begitu dekatnya sampai

“Kamu perlu didandani.”

“Hah? Jadi kita belanja nih Pak?!”

“Tapi biayanya potong gaji kamu ya.”

Ratu langsung cemberut dan kembali duduk manis, bahkan memalingkan mukanya dari Regi. “Mending tadi ke Kost-an saya ngubek-ngubek lemari daripada potong gaji.” Gerutunya. “Tahu nggak sih Pak, walau saya diserahi tugas khusus tapi gaji saya UMK lebih dikit loh! Memang saya dijanjikan jenjang karier yang continue, tapi ya nyesek juga loh Pak. Kan saya jadi dobel job karena ibu saya hutangnya banyak!”

“Bercanda.”

Jelas saja Ratu langsung menoleh kembali ke arah Regi, “Nggak mungkin Pak Regi bisa bercanda!” lalu ia menunjuk wajah Regi, “Liat aja itu,  senyum saja nggak!”

Regi hanya melirik Ratu sambil tersenyum sinis, orang suka berprasangka yang buruk-buruk mengenai dirinya. Mungkin karena di real life Regi lebih banyak menyebalkan dan seriusnya. Ia sebenarnya tidak pelit asal masuk akal saja. Ada alasan logis yang membuat suatu barang bernilai tinggi. Tapi jangan coba-coba menipunya, kalau kualitasnya tak bagus lebih baik jujur di awal agar bisa tawar menawar. Karena Regi tidak akan memaafkan si penjual kalau sampai dibohongi, akan dia tuntut habis-habisan sampai ke meja hijau, walau pun hanya urusan bungkus ciki.

Jadi Regi hanya diam sambil memarkir mobilnya di salah satu Mall terbesar di Jakarta. Sudah hampir jam 10, Mall masih agak sepi karena baru buka.

“Belanjanya budgetin lima ratus ribu aja ya, jangan lebih.” Kata Regi sambil keluar dari mobil.

Ratu melepas sabuk pengamannya sambil berpikir akan ke toko yang mana dengan lima ratus ribu, sudah dengan perhiasan dan sepatunya.

Regi membuka pintu mobil di bagian penumpang dan menunggu Ratu yang masih tertegun di kursinya, menatap ke arahnya.

“Cepetan keluar Mbak Ratu, makan siang dua jam lagi.” Dengus Regi.

Ya Ratu agak kaget karena ia pikir Regi sudah melengos saja ke dalam Mall, mana dia menyangka kalau Regi keluar dengan cepat karena akan membukakan pintu mobil untuknya? Tapi kalau dipikir tadi di rumah juga Regi yang membukakan pintu untuknya. Coba lihat... apakah Regi akan membukakan pintu masuk Mall untuknya?

Dan ternyata... Iya.

Nilai plus, laki-laki ini gentleman walau mulutnya pedas.

Tapi memang agak pelit.

Tapi Ratu tiba-tiba memiliki ide.

Ia sudah melihat seperti apa watak ibu Regi kemarin, jadi akan dia manfaatkan saja moment itu.

Terpopuler

Comments

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔☠ᵏᵋᶜᶟ

gak sabar gimana ya reaksi ibunya regi liat si regi bawa cewek

2024-05-02

0

chocochino

chocochino

ya ,saling menguntungkan aja dulu jatuh cinta kemudian ya mas regi

2024-04-30

0

Naftali Hanania

Naftali Hanania

mulut julit tp yg keucap fakta...hehe

2024-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!