Setelah mengalahkan An zhuting dalam bermain pedang, An xia kemudian beralih kepada An chen yang sedang belajar memanah dengan beberapa perajurit.
An xia berjalan menghampiri An Chen tanpa menghiraukan kakaknya yang sedari tadi bertanya padanya tak henti henti. An xia dapat melihat bahwa An chen adiknya itu memegang busur dan anak panah dengan posisi yang kurang tepat, dan juga caranya membidik dengan ragu ragu.
" Adik!!!" An xia memanggil An chen, An chen pun menoleh dan melihat An xia kakak keduanya sedang berjalan ke arahnya.
An Chen sedikit terkejut.... mengapa kakak perempuannya berada di sini?.
" Kakak, apa yang kau lakukan di sini?" Ia bertanya dengan heran.
An xia tidak menghiraukan pertanyaan adik kecilnya itu, An xia berdiri di depan adik laki lakinya, Kemudian mengambil busur yang ada di tangan An chen, kemudian An xia mengambil anak panah.
An xia melirik An chen sekilas, kemudian pandanganya tertuju pada sebuah papan berbentuk bundar yang digunakan sebagai sasaran untuk membidik.
" Perhatikan!!!.." An xia menyuruh adik laki lakinya dengan tegas untuk memperhatikan gerakannya.
An Xia menarik anak panah itu sambil menghirup udara dalam dalam dan menahan nafasnya, kemudian pandangannya fokus pada papan bidik. Bersamaan dengan An xia menghembuskan nafasnya pelan, An xia juga melepas anak panah itu.
Wussssssss!!!!......
Trraaap !!!!!....
Anak panah An xia melesat dengan cepat dan mengenai tepat di titik bundar yang ada di tengah papan bidik itu. An xia kembali menatap adik laki lakinya itu yang saat ini sedang menatapnya kagum.
" An Chen, Kemarilah kakak akan mengajarimu bagaimana caranya memanah yang benar." Ucap An xia sambil menyodorkan busur yang ada di tangannya kepada An chen.
An chen memegang busur itu, kemudian An xia memberikan sebuah anak panah.
" Pegang ini.!!!!!" Perinta An xia.
An chen mengangguk kemudian memegang anak panah itu. An xia berlutut tepat di belakang tubuh An Chen untuk mensejajarkan tinggi badannya dengan An chen. Salah satu tangan An xia meraih salah satu tangan An chen untuk memegang busur, kemudian tangan satunya memegang tangan lain An chen untuk menarik anak panah.
"Hirup udara dalam dalam....kemudian tahan" An xia berucap saat sedang menarik anak panah. An chen pun menurut dan menghirup udara dalam dalam.
"Kemudian Fokuskan pandanganmu ke sasaran!" An xia terus memandu An chen, dan An cen hanya menurut.
" Kemudian Hembuskan nafas mu dengan pelan saat kau melepaskan anak panah." An xia berbicara dengan sedikit berbisik kepada An chen agar tidak mengganggu konsen adiknya.
Wuuusss!!!...
Trraap!!!...
Anak panah itu lagi lagi mengenai sasaran, bahkan anak panah itu berhasil membelah anak panah An xia tadi.
Mata An chen berbinar senang, Kemudian ia menatap An xia.
"Kakak..kakak, aku tepat sasaran!!!!...lihatlah itu!!" An chen berkata dengan girang.
An xia tersenyum, kemudian An xia mengacak acak rambut An chen.
" Hem...jangan senang dulu, Kau masih belum cukup hebat....Teruslah berlatih, oke!!!" Ucapnya dengan lembut kepada An chen.
Sedangkan di sisi lain para prajurit sedang di kejutkan oleh cara An xia berpedang, tak sampai di situ. Mereka juga kembali di kejutkan dengan An xia yang ahli dalam memanah.
An Zhuting yang sedari tadi memperhatikan Apa yang di lakukan An xia dan An chen kini kembali menatap An xia dengan penasaran, kagum, dan heran.
"Adik, Darimana kau belajar berpedang dan memanah. Ayolah....apa susahnya memberitahu kakakmu ini." Ucap An Zhuting yang memaksa An xia menjawab pertanyaannya.
An Xia menatap kakaknya, kemudian An xia tersenyum lembut. " Kakak, bukankah aku sudah sangat jelas tidak ingin memberitahumu..... Jika kakak ingin. kita bisa berlatih bersama setiap hari."
Sedangkan An zhuting bingung harus bagai mana. Disisi lain ia sedikit kecewa bahwa An Xia menolak memberitahunya, tapi dia juga merasa senang dengan tawaran An xia untuk berlatih bersama, Namun Jika ia berlatih bersama adik perempuannya maka apa kata orang nanti?.
An xia tahu apa yang sedang di pikirkan kakaknya itu, sudah sangat jelas dari kerutan di dahi kakaknya.
"Jika kakak tidak ingin berlatih bersama itu tidak apa apa...... Tapi kakak harus tetap meningkatkan kemampuan kakak itu !" Setelah mengucapkan itu An xia berjalan meninggalkan area latihan.
An chen yang melihat An xia pergi segera berseru.
"Kakak!!!...Tunggu aku ikut!!" Kemudian An chen berlari mengikuti An xia.
An xia hanya mengangguk, dan menunggu An chen agar bisa berjalan berdampingan. Setelah itu An xia bersama An chen dan di ikuti para pelayan dan penjaga di belakangnya berjalan menuju Sebuah taman.
Saat mereka berjalan di taman An chen melirik An xia secara diam diam. An xia yang melihat An chen yang meliriknya diam diam segera berkata. " Ada apa?.... Kau ingin tanya apa, hem?" An xia bertanya pada An chen dengan begitu lembut.
Entah mengapa An xia saat melihat An chen, ia teringat pada sosok adik di kehidupannya yang dulu, adik yang sangat ia sayangi namun ikut mati dalam peristiwa pembantaian itu.
An Chen sedikit gugup untuk bertanya.
"Apa...kakak baik baik saja?.....Seminggu ini kakak selalu mengurung diri di kamar."
An Xia tersenyum hangat kepada sang adik.
" Kakak baik baik saja, Kakak hanya__" Ucapan An xia terpotong oleh kedatangan seorang pelayan.
" Maafkan pelayan ini telah mengganggu nona dan tuan muda, Tapi ada yang ingin hamba sampaikan." Ucap pelayan itu sambil membungkuk dan sedikit merasa gugup pada An xia.
An Xia melirik pelayan itu, ekspresi lembutnya pada An chen tadi berubah dengan begitu cepat menjadi dingin dan datar saat melihat pelayan itu.
"Katakan!!!..." An xia berkata dengan wajah datar dan dingin.
Pelayan itu semakin gugup dan ketakutan merasakan tatapan datar dan dingin dari An xia." Se...seluruh anggota keluarga diminta untu ke...ke ruang Keluarga." Ucap pelayan itu gugup dan menahan gemetar.
An xia tidak menjawab, Ia meraih tangan An chen, An xia tersenyum kepada adiknya itu.
" Adik, ayo...kita harus segera kesana." Ucapnya lemah lembut dan di balas dengan anggukan kecil oleh An Chen.
An Xia beserta An chen melangkah pergi meninggalkan taman menuju ruang keluarga. Sesampainya An xia dan An chen di ruang keluarga..... An xia dapat melihat seluruh anggota keluarga sudah berkumpul termasuk kedua anak selir itu.
An Xia kemudian duduk di samping An zhuting kakaknya.
" Adik, apa kau tahu mengapa kita dikumpulkan di sini?" Tanya An Zhuting.
An xia hanya melirik kakaknya sekilas, kemudian An xia melirik sang ayah.
" Kita akan segera mengetahuinya." Ujarnya santai dengan senyum tipis.
An Zhuting hanya mendengus mendengar jawaban dari An Xia.Dan tak lama Sang Ayah membuka suara.
"Aku tidak akan berbasa basi lagi....... Kita semua di undang untuk hadir di pesta ulang tahun kaisar di istana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Lin Lin
fillinh gue anak muda yg dihutan pasti pangeran
2022-05-31
0
Maftukhatun Nikmah Nikmah
gemes gemes gimana nih an xia bikin kesal nunggu jawabannya tapi sekaligus ketawa lihat lawan bicaranya gregetan 😆😆
2022-03-29
0
bawi dayak
an Xia hehat 👍👍
2022-01-28
1