Saat ini An xia tengah menikmati pemandangan di istana, An xia bersama dengan beberapa pelayan yang mengikutinya sedang berjalan jalan di pinggir kolam yang airnya begitu jernih, An xia dapat melihat ikan ikan yang berenang di dalam air, Kolam itu juga di tumbui bunga teratai yang baru mekar.
An xia berdiri di pinggir kolam, wajahnya datar, tatapan masih tetap dingin, tatapan itu tertuju pada bayangan dirinya yang terpantul di air kolam.
Salah satu pelayan yang berada di belakang An xia berbicara. " Nona pertama An, apakah nona tidak ingin menghampiri para Tuan dan nona muda yang sedang berkumpul dan berbincang bincang di sana?" Tanya pelayan itu, Walaupun pelayan itu sedikit takut pada An xia saat menanyakannya, Namun apa daya... pelayan itu hanya begitu penasaran dengan An xia.
Tanpa mengalihkan pandanganya pada pantulan dirinya di dalam air, An xia berkata.
" Untuk?..." Hanya itu yang keluar dari mulut mungil itu, hanya satu kata itu.
Pelayan pelayan yang sedari tadi mengikuti An xia tertegun, Baru pertama kali ini mereka bertemu dengan orang yang begitu irit dalam berkata.
Pelayan yang tadi berbicara dengan An xia kembali berkata. " Nona, apakah anda tidak tertarik untuk berkenalan dengan para tuan muda?....Pelayan ini sedari tadi melihat kalau para tuan muda sedang memandangi nona." Ucap pelayan itu.
An xia mengalihkan tatapannya dari pantulan dirinya di air ke pelayan itu, Kini An xia menatap pelayan itu dengan tatapan dingin dan mengintimidasi." Aku tak tertarik, dan berhenti berbicara hal yang tak penting!!!..." Suara merdu namun penuh ketegasan dan penekanan itu keluar dari mulut An xia.
Pelayan itu membungkuk, Tubuhnya gemetar ketakutan saat melihat mata dingin dan kelam milik An xia." Ma...maafkan pelayan yang telah lancang ini nona, pelayan ini tidak bermaksud mengganggu nona." Ucap pelayan itu dengan suara gemetar.
An xia masih dengan wajah datar dan tatapan dingin melihat pelayan itu membungkuk didepannya dan terus menerus mengucapkan kata ‘maaf ’ , Hal itu membuat An xia semakin terganggu.
" Diam!!!...". Kata kata itu tidak keras dan tidak pelan, Bukan bentakan maupun teriakan. Namun satu kata yang terucap dari An xia dapat membuat pelayan itu diam seketika.
Dan satu kata itu dapat membuat pelayan yang lain mengerti kalau gadis cantik namun bersifat dingin itu tidak suka kebisingan dan menyukai kesunyian.
Interaksi An xia dengan para pelayan yang melayaninya itu sedari tadi di amati oleh pangeran ke dua, pangeran ke dua itu menghampiri An xia dan para pelayannya.
" Ada apa ini?....Nona, apakah para pelayan ini mengusik mu?." Tanya pangeran ke dua itu ramah dan tak lupa dengan senyum lembut yang selalu terukir di wajahnya yang tampan.
An xia menoleh ke asal sumber suara itu, terlihat pangeran ke dua Zhang Liang sedang berjalan menuju ke arahnya. Wajah An xia masih tetap sama.....yaitu datar dan tanpa ekspresi. " Tidak..." Itu lah jawaban yang An xia keluarkan, begitu singkat padat dan jelas.
Entah mengapa saat ini An xia begitu malas berbicara, An xia saat ini benar benar pelit dalam berkata.
Para pelayan yang mengikuti An xia terbelalak tak percaya, bagai mana bisa ada seorang gadis yang bersikap seperti itu dengan pangeran ke dua. Beruntung pangeran ke dua adalah pangeran yang memiliki sikap yang sabar dan juga tenang.
Masih dengan senyum lembut di wajahnya, pangeran itu menatap An xia dengan tatapan selembut sutera. Pangeran itu menatap mata An xia yang berwarna coklat gelap, pancaran mata itu begitu kelam dan kosong.
" Kenapa kau bersikap seperti itu gadis kecil?.... Apa yang sudah kau alami sampai sikapmu bisa sedingin ini?" Pangeran itu bertanya tanya dalam hatinya.
Dan tiba tiba pangeran putra mahkota datang menghampiri mereka, Putra mahkota itu berniat untuk mendekati An xia namun sang adik mendahuluinya. Namun ia tak semudah itu menyerah, baginya apa yang ia inginkan harus menjadi miliknya apapun caranya.
Pangeran putra mahkota itu berdiri di samping pangeran ke dua, Kemudian ia menepuk lengan pangeran ke dua itu seraya berkata." Dadik, apa yang sedang kau bicarakan dengan nona pertama An?" Tanya pada pangeran ke dua.
Pangeran ke dua yang lengannya di tepuk oleh putra mahkota itu menahan sakit, bagian yang di tepuk oleh putra mahkota itu adalah bagian di mana terdapat luka sayatan belati dari gadis cantik di hadapannya. " Kakak, kami tidak membicarakan apapun. Aku tadi hanya menanyakan sesuatu pada nona pertama An saja..." Ucapnya dengan dengan tenang dan santai.
Pangeran putra mahkota itu mengangguk.
" Begitu rupanya...." Setelah mengucap kan itu, putra mahkota itu akan berbicara." Nona pertama An, apakah kau___" Ucapnya terhenti. bagai mana tidak, Orang yang akan ia ajak bicara sudah tidak ada di tempat itu dan menghilang entah kemana bersama para pelayannya.
" Di mana gadis itu?...." Tanya putra mahkota heran, tidak hanya heran dia juga merasa tak percaya dengan kelakuan An xia. ada dua pangeran tampan sedang mendekatinya dan gadis yang ingin mereka dekati malah pergi dan hilang dari tempat itu begitu saja.
Sedangkan pangeran ke dua hanya tersenyum miris jika menghadapi sikap An xia itu, entah mengapa pangeran itu tidak merasa tersinggung dengan sifat An xia, justru malah pangeran ke dua itu menyukai sifat An xia yang seperti itu, baginya An xia adalah gadis yang unik.
" Gadis kecil ini.....benar benar." Ucapnya dalam hati sambil menggelengkan kepalanya.
Sedangkan putra mahkota tersenyum lebar saat membayangkan An xia.
" Gadis, sikapmu barusan itu membuatku semakin tertarik padamu.... kau sudah membuat pangeran ini tergila gila oleh sosokmu..." ucapnya dalam hati, dia semakin tidak sabar untuk memiliki An xia di sampingnya.
Sedangkan di sisi lain An xia sedang berjalan jalan di sebuah taman di istana, taman itu begitu indah, An xia terus berkeliling taman dengan di ikuti oleh para pelayan di belakangnya.
Alasan An xia meninggal kedua pangeran itu begitu saja yaitu karena ia tahu, pangeran pangeran itu akan mengajaknya berbincang bincang, sedangkan An xia saat ini saja sangat malas berbicara apa lagi berbincang bincang dengan kedua pangeran yang menurutnya adalah pengganggu.
An xia bukanlah orang yang tidak peka, An xia tahu kalau kedua pangeran itu tertarik pada dirinya, namun An xia tidak tertarik bahkan ia sama sekali tak perduli akan hal itu.
Saat sedang berjalan di taman itu, An xia tidak sengaja bertemu dengan beberapa nona dan tuan muda yang lain beserta para pelayan dan pengawal di belakang mereka.
An xia tak perduli, ia terus berjalan dengan begitu anggun dan berwibawa tanpa perduli keberadaan mereka.
Salah satu nona muda yang ada di sana melihat An xia, wajahnya menggelap, tangannya mengepal, tatapan penuh benci dan iri terpancar dari kedua bola matanya. Ia sudah merasa membenci dengan An xia sejak pertunjukan bakat tadi, ia merasa begitu iri akan kecantikan dan bakat yang An xia miliki.
Dia pun berjalan menghampiri An xia.
" Hei kau yang ada di sana!!!!..." Teriak nona muda itu memanggil An xia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 215 Episodes
Comments
Navila Apriliani
Hai
2022-02-13
2
Yuliarti
waah cati masalah nih nona satu😏😏
2022-01-28
0
Dewi Ansyari
Astaga Nona muda ini mau cari gara2 aja sama An Xia dasar bodoh🤦
2022-01-04
0