Night Club

Setelah membayar taksi, Feny mendorong Cindy keluar dengan kasar, menarik pergelangan tangannya penuh ketidak sabaran.

"Ayo, cepat!" desak Feny, tanpa peduli pada penolakan Cindy yang semakin keras.

Gadis itu mencoba melepaskan diri, tapi tubuh Feny yang lebih besar membuatnya kesulitan bergerak.

"Feny, lepas!" Cindy berteriak, tetapi tak di indahkan sama sekali, ia malah menyeretnya paksa, mengabaikan rintihan dan penolakan Cindy.

"Diam, kamu harus ikut aku!" Feny tetap tegas, meskipun Cindy sudah hampir menangis memohon dan mengiba.

Tampaknya, mata dan hati Feny sudah tersilaukan oleh uang yang dijanjikan Flo jika ia berhasil membawa Cindy ke klub malam tersebut.

Cindy meronta dan berteriak meminta pertolongan kepada siapa pun yang berpapasan dengannya saat dia didorong masuk ke tempat hiburan itu, tapi orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak peduli.

Feny semakin kasar, "Jangan nangis! Bikin malu aja!" bentaknya sambil terus menyeret Cindy, membuatnya tersandung di antara kerumunan orang yang sedang menggerakan tubuh mereka di lantai dansa, diiringi musik elektronik yang begitu enerjik, memompa semangat dan gairah bagi siapa pun yang ada di sana.

Feny terus mendorong Cindy dengan kasar, membuatnya menabrak dada gempal Flo, dengan aroma parfum yang menyengat dari tubuh wanita paruh baya itu.

"Dia yang aku janjikan, Madame," ujar Feny tak sabar, siap menerima imbalan besar dari Flo.

Terdengar tawa merendahkan di sekeliling.

Cindy membalikkan tubuhnya, menatap Flo dari atas ke bawah. Wanita itu mengenakan pakaian minim dengan perhiasan berlimpah di pergelangan tangannya.

Flo terlihat menyeramkan bagi Cindy, dengan rambut keriting pendek yang di cet pirang dan tubuh yang berisi.

Flo terus mengejek Cindy dengan tawa, menatap ekspresi ketakutan gadis itu sambil menyentuh dagunya, mengamati wajah manis gadis tersebut.

"Apa kamu masih perawan?" tanya Flo dengan nada merendahkan, tapi Cindy hanya ingin berlari, tidak sudi menjawab. "Katakan! Apa kamu masih perawan?" teriak Flo sekali lagi, Cindy mengangguk lemah sambil terisak.

"Jangan sakiti saya, Bu, tolong biarkan saya pergi!" rengek Cindy, tapi Flo dan Feny hanya tertawa sinis.

"Kamu tidak akan bisa kabur, jangan panggil saya 'ibu', panggil saya Madame Flo!" kata Flo tegas, dan Cindy mengangguk tunduk.

Melihat kesempatan saat Flo dan Feny terlibat dalam percakapan serius, Cindy berani melarikan diri, tapi sayangnya, anak buah Flo segera menangkapnya lagi.

"Hahaha... Kamu tidak bisa lari," kata Andika, mencoba menahan Cindy.

"Lepaskan saya!" teriak Cindy histeris, sementara di sebelahnya ada David, pria yang berniat membelinya.

"Cantik, aku siap membayar mahal untuk malam ini," ujar David, membuat Cindy semakin menggigil.

Tanpa memedulikan malunya, Cindy berteriak meminta pertolongan, tapi semua orang seakan tidak perduli.

Suara teriakannya memecah keramaian, membuat semua orang menoleh.

Termasuk Jason, yang terkejut melihat Cindy dikepung oleh orang-orang jahat tersebut.

Jason meneguk sisa wine di gelas yang ia genggam, lalu bangkit dari tempat duduknya dan dengan langkah mantap berjalan ke tengah kerumunan.

"Tolong!" teriak Cindy, memohon pertolongan dengan suara gemetar, ia tak melihat kehadiran Jason.

Pria itu merasa geram melihat kondisi gadis tersebut.

"Kenapa dia di sini?" pikirnya, curiga bahwa Cindy mungkin jadi korban rencana jahat seseorang. Namun, ia juga sadar akan reputasi Flo, sehingga ia mencoba berbicara kepada mucikari itu dengan bijaksana.

"Apa yang terjadi dengan gadis itu?" tanya Jason, mencoba mengetahui lebih banyak.

Flo hanya tertawa sebelum menjawab, "Tuan David akan membeli keperawanan gadis itu malam ini."

"Siapa yang membawanya kemari?" tanya Jason lagi, wajahnya tegang.

Flo menunjuk Feny yang asyik dengan ponselnya.

"Dia," jawab Flo singkat, membuat mata Jason berbinar tajam penuh ketidaksetujuan.

"Berapa uang yang dibutuhkan untuk membebaskannya?" tantang Jason, Flo menyebutkan nominal yang sangat tinggi, mengira Jason hanya bertanya tanpa ingin terlibat lebih jauh, karena selama ini Jason di kenal dingin pada perempuan.

"Oh, hanya segitu?" Jason mengejek, meraih sebuah cek dari saku dalam blazernya, lalu memberikannya pada Flo.

"Segini cukup?" Jason tersenyum sinis, sedangkan mata Flo berbinar membaca jumlah yang tertera.

Flo memerintahkan Andika untuk membawa Cindy, lalu mendorongnya hingga punggung Cindy menabrak dada seorang pria. Aroma parfum dari pria itu sangat familiar bagi Cindy.

Flo merasa heran karena Jason tidak pernah sebelumnya meminta seorang wanita di tempat itu untuk di ajak kencan, dan ini baru pertama kalinya.

Di sofa, Johan dan Willy menatap Jason dengan heran.

"Wah, Jason benar-benar akan melakukannya," ujar Johan, menepuk pundak Willy yang tampak kaget melihat Jason memeluk pinggang seorang wanita dari belakang.

Jantung Cindy berdegup kencang, dia tidak berani menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memeluknya. Tetapi gestur, sensasi, dan aroma yang ia rasakan membuatnya merasa akrab.

Cindy memejamkan kedua mata, bulir bening masih mengalir di pipinya.

"Ayo, saya tidak akan membiarkanmu di sini," kata Jason dengan suara yang sangat dikenal oleh Cindy.

Feny terkejut melihat Jason, tidak pernah menyangka akan melihatnya di sana, tapi ia tidak setuju melihat Jason melingkarkan lengannya di pinggang Cindy.

"Dia siapa? Kenapa Cindy bersamanya?" tanya Feny pada Flo.

Flo tersenyum miring. "Dia Tuan Jason Liu, presdir QiXin Group," jawab Flo, membuat Feny kesal dan iri terhadap Cindy.

"Loh, kenapa bisa begitu? Bukankah Tuan David yang seharusnya membelinya?" Feny bertanya, tidak setuju karena seharusnya Cindy dijual kepada David, seorang pria paruh baya dengan tubuh gemuk dan perut buncit, sangat tidak sebanding dengan pangeran seperti Jason yang tampan dan kaya raya.

Flo tidak peduli dengan keberatan Feny, yang paling penting baginya adalah uang.

"Sudahlah, tidak perlu banyak tanya! Kamu butuh ini kan?" Flo menunjukkan sebuah cek yang diterimanya dari Jason.

Mata Feny membelalak saat melihat nominal yang fantastis.

"Ah, aku bisa kaya dalam sekejap," ucapnya hampir meraih cek tersebut, tapi Flo dengan cepat mengamankan kertas berharga itu.

"Bagi hasil!" tegas Flo.

Cindy dengan hati-hati memutar tubuhnya, menatap sosok di balik pakaian formal yang rapi. Jantungnya berdegup semakin kencang, terutama saat dia menengadahkan wajah dan melihat sosok tampan yang berdiri di hadapannya.

Dengan mata bergetar, mulut terbuka lebar, sulit dipercaya.

"Pak Jason," ucapnya lirih. Jason tersenyum, lalu membimbing Cindy keluar dari tempat itu.

Baginya, Jason seperti malaikat penolong.

"Terima kasih, Pak," ucap Cindy, mengikuti langkah Jason keluar dari tempat tersebut, tangan Jason yang menuntunnya membuat ia merasa aman.

Mereka berjalan ke area parkir.

Jason membuka pintu mobil.

"Silakan masuk."

Cindy terkesan dengan kebaikan pria tersebut, ia mengangguk dan naik ke dalam mobil dengan lega.

Jason mengemudikan mobil dalam keheningan.

"Saya sudah membayarmu," ujar Jason tiba-tiba, membuat Cindy menoleh tegang.

"Berapa uang yang harus saya ganti?" tanya Cindy, khawatir harus membayar dengan cara lain.

"Karena saya sudah membeli kamu, maka..." Jason terhenti, membuat Cindy semakin tegang.

"Kamu milikku malam ini, dan malam berikutnya, dan seterusnya," lanjut Jason, membuat Cindy meremas tangan sendiri, tak menyangka Jason seperti lelaki lain yang tidak bertanggung jawab.

Cindy terisak, merasa direndahkan.

"Kenapa malah menangis?" tanya Jason, memberikan sapu tangannya kepada Cindy. Gadis itu menggeleng takut, membayangkan mungkin sapu tangan itu sudah di bubuhi obat bius.

"Jangan khawatir. Saya tidak tertarik padamu. Saya hanya ingin kamu menjadi pembantu di tempat saya!"

Cindy terdiam, kata-kata Jason meruntuhkan ketegangan yang ada.

"Setidaknya menjadi seorang pembantu jauh lebih baik daripada harus mengorbankan tubuh dan harga diri," pikirnya.

Jason tersenyum sinis.

"Kamu pikir saya akan tertarik padamu? Coba ambil kaca dan lihat dirimu sendiri," ejek Jason. Cindy hanya mengangguk, sudah terbiasa dengan sikap mantan bosnya yang kejam itu, seringkali tidak memperdulikan perasaan orang lain dengan kata-katanya.

"Ya, dia orang berduit. Tentu saja bisa berbicara sesuka hati pada siapapun," batin Cindy, menyadari betapa hidup Jason begitu sempurna. Dia memiliki segalanya, semua keinginannya selalu terpenuhi.

Cindy merenungkan perbandingan antara hidup Jason dan hidupnya sendiri, merasa seperti langit dan bumi.

Untuk melepas ketegangan, Cindy meraih ponselnya dari dalam tas, berharap akan pesan dari Alvian, tetapi nihil. Sudah dua hari ini Alvian tidak mengirimkan pesan, membuat hati Cindy semakin hancur.

Ia tampak gundah, Jason melihatnya dan mengejek, "Kenapa terus memikirkan pacarmu yang miskin dan jelek itu? Seperti tidak ada pria lain saja! Dasar gadis bodoh!"

Cindy terbakar emosi, tetapi tidak bisa melawan, karena tak punya kuasa.

"Saya sangat mencintainya, dia adalah segalanya bagi saya, kami sudah lama bersama," ucap Cindy dengan penuh kesedihan, tidak peduli dengan ejekan Jason yang selalu meremehkannya.

"Apa saja yang sudah kamu lakukan sampai kamu tidak bisa lepas darinya, apa kamu sudah kehilangan keperawananmu?" tebak Jason, membuat Cindy tersinggung karena dia masih mempertahankan kesuciannya meski sudah lama bersama Alvian.

"Saya masih perawan!" jawab Cindy, tapi Jason menggeleng tidak percaya.

"Masa? Pacaran lama tidak mungkin tidak melakukan itu," tanya Jason, membuat amarah Cindy semakin memuncak. Ia tidak bisa menerima argumen Jason.

"Apa saya harus membuktikannya?" desaknya.

Seketika Jason terkejut, ia langsung menginjak rem mobil, menyebabkan tubuh mereka sedikit terguncang.

"Apa? Tadi kamu bilang apa? Coba katakan sekali lagi!" tanya Jason, tampak tertarik dengan apa yang Cindy katakan.

Gadis itu menutup mulut dengan telapak tangannya, sadar bahwa ucapan barusan keluar begitu saja, tanpa pikir panjang.

...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!