Aryani yang masih kaget dengan perkataan Yuda masih membulatkan matanya menatap lelaki itu tidak percaya, dengan air mata yang bercucuran dari mata indahnya itu.
"Kenapa kamu begitu jahat kepadaku?, bukan kah aku tidak menuntut apa-apa darimu setelah kau menabrak ku waktu itu" Aryani menatap Yuda tidak percaya, dan kita dia sudah menatap lelaki itu dengan tatapan permohonan.
"Yaaa.. Kau benar, memang kau tidak menuntut apa pun dariku waktu itu, tapi bukan kah itu kesalahanmu sendiri, dan sekarang bukan kah kau membutuhkan bantuan ku" jawab Yuda sambil menatap gadis itu meremehkan.
Namun belum sempat Aryani menjawab seorang dokter tiba-tiba bersuara.
"Bagaimana Bu, kondisi pasien semakin kritis dan harus segera di lakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien" kata dokter menghentikan perdebatan kedua orang itu, mendengar itu Aryani kembali menatap lelaki di sampingnya dengan penuh permohonan, tetapi lelaki itu hanya tersenyum miring menatapnya.
"Baiklah dokter, segera lakukan operasinya, saya akan segera melunasi pembayarannya hari ini" jawab Aryani dengan tegas dan dokter itu hanya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, pasien hari ini juga akan segera di bawa ke ruang operasi" kata dokter itu lalu meninggalkan kedua orang itu.
"Aku menyetujui syarat darimu, jadi tolong bantu aku melunasi biaya operasi ibuku hari ini" kata Aryani dengan pasrah tanpa menatap Yuda sedikit pun.
"Keputusan yang cepat cantik, baiklah sekarang kamu tunggu di sini dulu, saya aku ke ruang administrasi" kata Yuda dengan senyum puasnya lalu meninggalkan Aryani yang sedang terduduk di atas kursi tunggu dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Kini Yuda sudah menyelesaikan semua biasa administrasi, setelah mengucapkan terima kasih pada petugas tersebut, lelaki itu pun kembali ke tempat di mana dia meninggalkan Aryani tadi, namun ternyata gadis itu sudah tidak berada di sana, Yuda pun kembali melangkahkan kaki panjangnya ke ruangan lain, dan mendapati gadis itu sedang duduk melamun.
"Ini, semua biaya sudah aku tanggung" kata Yuda sambil menyerahkan selembar kertas bukti pembayaran rumah sakit, namun Aryani hanya menatapnya sekilas dan kembali pada posisinya semula.
"Jadi bagaimana rencana pernikahan kita" lanjutnya lagi karena tidak mendapat respon apa pun.
"Apakah kamu benar-benar tidak punya hati, ibu ku saja masih sedang berjuang di dalam sana" bentak Aryani yang saat ini emosinya tidak terkontrol.
"Baiklah, aku akan sedikit sabar menunggu sampai ibumu selesai operasi" jawab Yuda sambil mengangkat bahunya lalu kesunyian pun mulai menyelimuti mereka karena tidak ada yang berbicara lagi.
Setelah menunggu selama dua jam lamanya, kini dokter yang menangani ibu Aryani keluar dari ruang operasi dengan wajah tegangnya, melihat itu Aryani langsung bangkit berdiri lalu menghampiri dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan ibu saya dok" tanya Aryani sambil meremas tangannya karena kecemasan yang berlebihan, sementara itu dokter tersebut hanya menghela nafasnya pelan membuat Aryani semakin panik.
"Operasi ibu kamu berjalan dengan lancar, kita tinggal menunggu beliau sadar baru bisa kita pindahkan ke ruang perawatan" jawab dokter tersebut membuat Aryani menghela nafasnya lega, kemudian dokter itu pun berlalu dari hadapan mereka.
Satu jam berlalu, kini ibu Aryani sudah berada di ruang perawatan, dan tatapannya tidak perna lepas dari Yuda karena lelaki itu selalu ada di samping anaknya sejak dia di pindahkan ke ruang rawat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments