BAB 8

Kini keluarga Yuda sedang dalam perjalanan pulang ke rumah mereka, namun sedari tadi muka mamanya tidak kelihatan bersahabat membuat Yuda tidak tahan untuk bertanya.

"Ma.... Mama kenapa siih dari tadi mukanya kayak gitu", tanya Yuda sambil sambil menatap mamanya lewat spion.

Sedangkan Lina yang masih malas bicara dengan anaknya hanya menatap anaknya lewat spion juga, membuat Yuda hanya menghela nafas berat.

"Ma.. Jangan kayak gini dong, kalau ada sesuatu itu ngomong dong ma" lanjut Yuda lagi masih berusaha membujuk mamanya.

"Yud, kamu tau kan, kalau mama gak suka sama Sarah, tapi kamu masih aja nekat untuk lamar dia" jawab Lina jutek menatap anak semata wayangnya itu lewat spion.

"Ma, aku itu cinta mati sama Sarah, mama juga tau itu kan" balas Yuda namun mamanya sudah tidak memberikan respon.

Kini mereka pun sudah sampai di pekarangan rumah mereka, saat mobil sudah terparkir rapi di garasi, Lina langsung keluar dari mobil dan menutup pintu dengan keras membuat suami dan anaknya hanya geleng-geleng kepala.

"Kamu tenang aja yaa, mama biar jadi urusan papa" kata Ardi setelah mereka keluar dari mobil sambil merangkul pundak anaknya.

"Iyaa pa, makasih banyak ya, kalau begitu Yuda mau masuk dulu" kemudian Yuda pun pergi meninggalkan ayahnya dan memasuki rumahnya.

Sementara itu, saat Yuda telah memasuki rumah, Ardi kemudian mengambil ponselnya dari saku celana bahannya dan menghubungi seseorang.

"Lanjutkan penyelidikan kita, bila perlu semua bukti harus terkumpul secepatnya" kata Ardi pada orang di seberang sana, dan tanpa menunggu jawaban dari orang tersebut Ardi mematikan sambungan telfonnya dan kemudian memasuki rumahnya.

Ardi pun memasuki kamarnya dan mendapati istrinya sudah tertidur sambil membelakanginya.

"Sayang kamu kenapa" tanya Ardi pada istri tercintanya itu sambil mengelus kepalanya dengan lembut.

"Aku kesal sama papa, kan papa tau sendiri kalau mama itu tidak suka sama Sarah kenapa papa masih mengizinkan Yuda melamar dia" kata Lina memutar tubuhnya dan menatap tajam suami tercintanya itu.

"Mama tenang aja yaa, serahkan semua ini sama papa" jawab Ardi masih dengan mengelus kepala istrinya.

Lina yang kesal mendengar jawaban suaminya kembali membalikan badan dan membelakangi suaminya itu, membuat Ardi hanya menghela hapas pelan.

Sementara itu di kamar Yuda, lelaki itu tidak bisa tidur dengan tenang karena memikirkan seseorang

"Aiii, aku ini kenapa sebenarnya, kenapa aku memikirkan gadis kampung itu, sementara aku baru saja melamar kekasihku" gumam Yuda pada pada dirinya sendiri lalu menjambak rambutnya pelan.

Saat sedang larut dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk, melihat nama yang tertera pada ponselnya Yuda buru-buru menjawab panggilannya itu.

"Haloo sayang, kenapa kamu belum tidur" kata Yuda dengan lembut.

"Aku kangen sama kamu sayang, selalu mikirin kamu" jawab Sarah dengan suara manjanya yang di buat-buat.

"Iyaa sayang, aku juga kangen sama kamu" jawab Yuda dengan malas.

"Sayang, besok temani aku belanja yaa, sambil melepas kangen sama kamu" kata Sarah masih dengan nada manjanya.

"Maaf yaa sayang, besok aku harus keluar kota" kata Yuda dengan malas.

"Terus kapan kamu bisa punya waktu buat aku sayang" jawab Sarah sudah mulai kesal.

"Aku harus segera menyelesaikan semua pekerjaan aku sayang, supaya saat kita nikah nanti tidak ada pekerjaan yang menganggu lagi" Yuda masih berusaha memberi pengertian.

"Baiklah kalau begitu" pasrah Sarah demi pernikahan impiannya, sementara Yuda tersenyum kemenangan karena dia akan pergi menemui perempuan yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!