BAB 3

Sesampainya di rumah gadis itu, Yuda terlihat sangat terkejut melihat pemandangan rumah gadis cantik itu.

"Ini serius rumah kamu" tanya Yuda kembali memastikan.

"Iyaa.. Ini rumah saya, dari kecil saya sudah tinggal di sini" jawab Aryani namun lelaki di sampingnya itu tidak memberikan respon apa pun.

"Terima kasih kasih atas tumpangannya" lanjut Aryani kembali, namun belum juga mendapat respon dari laki-laki di sampingnya itu.

Melihat lelaki tampan di sampingnya tidak merespon sama sekali, Aryani pun membuka pintu mobil mewah itu, kemudian menutupnya kembali setelah dia melirik lelaki itu masih pada posisi sebelumnya.

Gadis cantik itu pun kembali melirik mobil mewah itu, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah sederhananya itu, sebelum menutup pintu rumahnya dia kembali melihat mobil mewah yang terparkir di halamannya itu sekali lagi sebelum benar-benar menutupnya.

Mendengar bunyi pintu yang tertutup menyadarkan Yuda dari lamunannya, dia pun melirik kursi penumpang di samping dan mendapati kursi itu sudah kosong, dia pun baru menyadari kalau gadis yang dia pikirkan tadi sudah masuk ke dalam gubuk kecilnya itu, Yuda pun memutar setir mobilnya dan segera meninggalkan tempat itu.

Sementara itu, di dalam sebuah rumah sederhana itu, seorang gadis berjalan dengan tertatih-tatih melangkah sambil meringis kecil.

"Kamu kenapa nak, kenapa jalan kamu seperti itu" tanya Desi melihat anak semata wayangnya itu berjalan sedikit pincang.

"Eeh ibu, kenapa ibu ada di sini, kenapa tidak istrahat saja di kamar" kata Aryani tanpa menjawab pertanyaan ibunya.

"Ibu kuatir sama kamu nak, tidak biasanya kamu pulang telat seperti" kata Desi sambil terbatuk-batuk.

"Itu kenapa kaki kamu jadi luka seperti ini" lanjut Desi kembali setelah menyelesaikan batuknya.

"Tadi waktu perjalan ke pasar, aku di tabrak sama seseorang Bu" jawab Aryani setelah terdiam beberapa saat.

"Tapi ibu tenang saja yaa, orang yang tadi nabrak aku tanggung jawab kok Bu, ini uang hasil dari ganti rugi sayuran aku yang rusak tadi" lanjut Aryani sambil mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah dan warna biru dari saku celana kusamnya itu.

"Huuuffff" helaan nafas Ibu Aryani.

"Tapi nak, itu lutut kamu terluka, ibu kuatir sama kamu, apa lagi lukanya belum kamu obati" lanjut Desi lagi.

"Ibu tenang aja, ini hanya luka kecil aja kok, nanti Aryani bakal obati" jawab gadis cantik itu.

"Sekarang aku bawa ibu ke kamar dulu yaa, habis itu baru aku obati lukaku" lanjut Aryani lalu memapah ibunya itu dan membawanya ke dalam kamar.

Sementara itu, dalam perjalan menuju kantor cabangnya, Yuda masih belum bisa mengendalikan detak jantungnya dan juga masih belum berhenti memikirkan gadis yang telah ditabraknya tadi.

"Aakkhhh kenapa aku selalu kepikiran gadis itu sih" gerutu Yuda sambil memukul setir mobilnya.

"Gak mungkin kalau kalau aku suka sama dia" katanya kembali pada dirinya sendiri.

"Ingat Yuda, kamu sudah punya Sarah, dan setelah kamu pulang dari sini, kamu akan melamarnya" monolognya lagi.

Karena tidak ingin terlalu memikirkan gadis itu, Yuda pun mencoba menelfon Sarah kekasihnya, karena insiden tadi membuatnya lupa untuk menelfon balik kekasihnya itu.

Namun Yuda sudah mencoba beberapa kali menghubungi kekasihnya tapi sepertinya Sarah masih marah kepadanya sehingga tidak mau menjawab panggilannya, karena tidak mau terlalu ambil pusing, Yuda pun segera melajukan mobil mewahnya dengan kencang agar segera sampai di kantornya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!