***
Usai berjabat tangan, Xiao Nian pun pergi menghampiri Xue Wangzi untuk menanyakan cara keluar dari lembah tersebut "Xue Wangzi. Bisakah aku bertanya satu hal padamu?" tanya Xiao Nian.
"Katakan lah" balas Xue Wangzi singkat.
"Bagai mana caraku keluar dari lembah ini?" tanya Xiao Nian menatap Xue Wangzi penuh harap.
Xue Wangzi terdiam sesaat "Keluar dari lembah larangan..." Bisik Xue Wangzi seakan berfikir keras.
"Benar. Aku ingin segera keluar dari hutan ini. Karna, aku dan kakak ku akan belajar di faviliun Liuxiu" jelas Xiao Nian mencoba membuka hati Xue Wangzi.
"Begitu ya..."
"Cepatlah jawab. Jangan bertele tele begitu, sungguh menyebalkan" amuk Bai Ye menunjuk Xue Wangzi kesal.
"Kak Bai Ye... Jangan marah begitu" pinta Xiao Nian memperingatkan Bai Ye.
"Huh... Memang kenapa? Kenapa kau begitu memanjakan dia... Huh menyebalkan" umpat Bai Ye sungguh kesal.
"Lalu kenapa kau marah? Apakah kau kesal? Jangan jangan kau cemburu" Tebak Xue Wangzi.
"Aku? Cemburu? Heh jangan bercanda, dia adalah adikku kau mengerti?" tegas Bai Ye.
"Heh adik? Dari marga kalian saja, kalian memang bukanlah saudara kandung" komen Xue Wangzi.
"Sudah sudah hentikan. Kalian seperti anak kecil saja" amuk Xiao Nian mulai melerai.
"Dia yang mulai duluan" Bai Ye membuang wajahnya lalu duduk kesal di tanah.
"Sudahlah Kak Xue Wangzi, bisakah kamu menjelaskan pada ku caranya keluar dati hutan ini?" tanya Xiao Nian bersikeras.
"Tempat ini adalah hutan larangan, sekali manusia masuk... Maka mereka tak akan bisa kembali" jelas Xue Wangzi.
"Hei jangan menakuti kami begitu... Memangnya ada peraturan seperti itu? Dasar mengesalkan saja" sela Bai Ye menunjuk Xue Wangzi.
"Tenanglah kak Bai Ye. Mungkin ada cara lain agar kita bisa keluar dari sini" Xiao Nian tak mau menyerah.
"...Jika kalian ingin keluar dari gua ku sekarang. Maka, kemungkinan besar kalian akan mati" tegas Xue Wangzi.
"Mati? Kenapa?" Xiao Nian sedikit cemas.
"Karna, ketika malam menjelang, seluruh mahluk penghuni hutan larangan ini akan keluar untuk mencari mangsa. Mereka akan memakan tubuh manusia dan mengoyak mereka hidup hidup" imbuh Xue Wangzi.
"Benarkah? Sungguh menyeramkan sekali" bisik Xiao Nian bergidig ngeri.
"Xiao Nian bertanya bagai mana cara keluar dari lembah ini. Kenapa kau malah menjawab hal yang bukan bukan?" tanya Bai Ye kesal.
"Heh. Kenapa dengan mulutmu bocah. Apakah kau tidak bisa bicara sopan sedikit pada lawan bicaramu? Sungguh merepotkan" amuk Xue Wangzi menunjuk Bai Ye.
"Heh. Bocah kau bilang, memangnya usia kita selisih berapa tahun hingga kau memanggilku bocah"
"Sudah sudah... Kalian mulai bertengkar lagi. Sebaiknya, kia bicarakan ini pagi saja... Lagi pula. Malam ini, aku sudah mulai mengantuk, dan di tambah oleh argumen kalian yang tak jelas itu, membuat kepalaku nyaris meledak saja" gerutu Xiao Nian lekas menjauhi pertengkaran tersebut dan muli mencari tempat yang nyaman untuk rebahan.
Bai Ye pun mulai menghampiri Xiao Nian dan meminta maaf padanya "Xiao Nian. Kenapa kamu ada di sini?" tanya Bai Ye sembari duduk di samping Xiao Nian yang tengah berbenah.
"Kakak pikir, karna siapa aku ada di sini?" balik tanya Xiao Nian.
"...Ta-tadi, kamu terlelap... Lalu aku pergi mencari makanan untuk mengisi perutmu. Kan tadi kamu bilang bahwa kamu lapar... Jadi aku..." Bai Ye merasa tak nyaman, sebab Xiao Nian seakan mengacuhkannya.
"Sudahlah. Bicaranya nanti saja, sekarang aku mengantuk" umpat Xiao Nian mulai memejamkan matanya.
"Begini Xiao Nian. Aku ingin meminta maaf... Tadi aku sungguh tak bermaksud meninggalkan mu sendirian. Aku sungguh tak tega membangunkan mu jadi aku..." Xiao Nian di buat tak berdaya oleh sikap acuh Xiao Nian yang terus saja tak menganggapnya dan cenderung dingin.
"Kakak, aku ngantuk"
"Tadi itu... Aku di serang oleh kumpulan mahluk yang haus darah. Untung nya ada long Huo, hingga aku bisa selamat. Jika tak ada dia, aku mungkin sudah mati" cerocos Bai Ye meyakinkan Xiao Nian agar Xiao Nian tak marah lagi padanya.
"Benarkah?" Benar saja. Xiao Nian lekas terperanjat lalu menatap Bai Ye dengan seksama.
"Tentu saja. Karna Long Huo menyuruhku kabur, akhirnya aku kabur dan mencarimu... Tahu tahu aku malah terjerumus ke dalam parit dan malah bertemu dengan mu disini" cerocos Bai Ye sembari menatap Xiao Nian.
"Begitu ya. Makanya kak... Jika ingin pergi, ajak lah aku. Setidaknya aku akan sangat berguna untukmu" balas Xiao Nian mulai merangkul sikut Bai Ye.
"Baik. Lain kali aku akan mengajakmu... Aku janji"
"Baguslah..." Xiao Nian malah mengeratkan rangkulannya dan menyender di sikut Bai Ye.
"Jadi... Kamu sudah tak marah lagi?" tanya Bai Ye menatap Xiao Nian.
"Tentu saja tidak... Sudah sudah, sekarang ayo... lekas tidur" balas Xiao Nian dengan pandangan berbinar. Bai Ye pun sedikit lega, akhirnya Bai Ye dan Xiao Nian pun memejamkan mata dan terlelap bersama.
Malam mulai larut dan menampakan kegelapannya, suasana dingin begitu menusuk tulang hingga Bai Ye pun meringis, kemudian ia pun membuka matanya dan mulai terjaga "Dingin ringisnya" ia lekas menoleh ke arah Xiao Nian untuk memastikan.
Namun saat ia menoleh ke samping kananannya, betapa kagetnya ia ketika mendapati jika wanita yang selalu membuatnya cemas itu telah hilang "Xiao Nian. Kemana dia?" Bai Ye kelimpungan mencari. Akhirnya Bai Ye pun berdiri untuk mencari Xiao Nian, ia celingukan kanan kiri ketika menyusuri gua milik Xue Wangzi tersebut.
Kemudian, tak sengaja ia mendengarkan percakapan singkat "Raja, sekarang adalah waktunya pesembahan" ucap para pengikut Xue Wangzi. Bai Ye mengepalkan tangannya karna ia begitu jelas melihat Xue Wangzi telah merangkul adiknya di pangkuannya.
"Kalau begitu. Siapkan segalanya... Aku ingin melaksanakan ritualnya sekarang"Balas Xue Wangzi.
Kemudian, para pengikut Xue Wangzi pun menghilang Wusshh! Bai Ye lekas menghampiri Xue Wangzi dengan sebilah pedang di tangannya.
"Lepaskan Xiao Nian" Bentak Bai Ye menunjuk Xue Wangzi.
Xue Wangzi menoleh ke arah Bai Ye "Wah wah. Tak kusangka kau akan bangun secepat ini"balas Xue Wangzi terkekeh.
"Kurang ajar! Apa sebenarnya yang kau inginkan! Lepaskan adikku" bentak Bai Ye sungguh kesal. Ia terlihat tengah mengamuk saat itu juga.
"Apakah kau ingin mendengarkannya?"
"Lepaskan adikku!" Bai Ye berlari dengan pedangnya ke arah Xue Wangzi dan menyerangnya dalam jarak yang begitu dekat.
Xue Wangzi tersenyum sinis, kemudian... Hanya dengan menggerakan satu telapak tangannya ke arah Bai Ye. Bai Ye pun malah terpental jauh "Brak!"
"Aagh!" pekik Bai Ye. Rupanya, telapak tangan Xue Wangzi mampu mengeluarkan tenaga dalam yang sangat besar. Hingga Bai Ye pun terpental oleh aura jahat yang tiba tiba menyeruak dari telapak tangannya itu.
"Sial. Kau... Apa yang ingin kau lakukan pada adikku" kesal Bai Ye. Ia mengeluarkan beberapa teguk darah dari mulutnya.
"Wah wah. Kau sungguh semberono... Manusia tanpa energi kultivasi sepertimu. Mana bisa melawanku, lagi pula... Adikmu akan ku jadikan budak darah ku. Hingga aku akan lebih leluasa meminum darah adikmu sesuka hatiku" jelas Xue Wangzi terkekeh. Ia masih mendekap Xiao Nian di pangkuannya...
"Xiao Nian. Sadarlah!" teriak Bai Ye mencoba membangunkan adiknya yang saat itu terlelap begitu nyenyak di pangkuan Xue Wangzi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Nanik S
Menarik sekali Tor
2025-04-11
0
Cristina Mburella
keren
2024-06-22
2