***
Wangi dupa di ruangan hening itu mulai sedikit menyadarkan seseorang dari kematiannya. Bai Ye membuka matanya perlahan dan menyimak apa yang ada di depannya saat itu "Hiks... Hikss..." Di lihatnya wajah cantik yang bernama Xiao Nian begitu rapuh di basahi oleh bulir basah yang meluncur deras dari pelupuk mata tersebut, hingga membanjiri pipinya.
"Kak Bai Ye... Hikss..." Tangisnya. Bai Ye hanya mengedipkan matanya beberapa kali dan tetap diam seraya memperhatikan diam diam gadis tersebut.
"Kak Bai Ye. Hiks... Sadarlah, jangan buat aku cemas... Kau tidak boleh mati, lagi pula... Kau belum menikah, kau juga belum melihatku menikah... Kak Bai Ye... Hiks, sadarlah kak Bai Ye" Tangis Xiao Nian jelas tak terbendung.
Gadis itu terduduk di sisi ranjang Bai Ye seraya terus saja mengalirkan aura pemurnian dirinya ke tubuh Bai Ye yang penuh dengan luka.
"Xiao Nian. Jangan menangis..." Bisik Bai Ye mulai mengarahkan tangannya ke arah pipi Xiao Nian yang bagitu basah oleh tangisannya.
Xiao Nian melempar tatapannya ke arah netra Bai Ye dan lekas terpekik "Kak Bai Ye!" Pekik Xiao Nian seketika memeluk tubuh Bai Ye refleks.
"Aau... Eeeh. Sakit Xiao Nian" Ringis Bai Ye. Sontak Xiao Nian pun seketika melepas pelukannya "Maafkan aku kak Bai Ye..." Ia pun seketika mulai menghempas tangisannya dan mulai antusias menatap kakak kesayangannya itu.
"Jangan minta maaf. Aku yang harusnya minta maaf padamu Xiao Nian. Maaf ya? Lagi lagi aku membuatmu cemas..." Bai Ye menatap Xiao Nian dan mulai tersenyum pahit pada gadis itu.
"Kakak Bai Ye... Aku sungguh cemas. Ku pikir kau akan meninggal jadi, aku menangis sejadi jadinya" gumam Xiao Nian masih terlihat sedih.
"Mana mungkin... Aku tak bisa mati begitu saja, lagi pula... Adikku ini belum menikah kan?" tanya Bai Ye menggoda Xiao Nian dengan tawanya yang renyah.
"Uuuh... Kakak. Kamu membuat ku cemas saja. Kau tahu berapa hari kamu terbaring di sini tak berdaya? Aku sungguh cemas setengah mati, karna kau pingsan selama satu minggu..." jelas Xiao Nian mengerutkan keningnya dan mengkerucutkan bibirnya.
Bai Ye terkejut "Benarkah?" pekik Bai Ye tak sadar.
"Tentu saja. Untung ada tabib hebat yang telah mengobatimu... Tapi sayang, setelah kau di obati olehnya, dia malah menghilang..." ujar Xiao Nian. Bai Ye sungguh tak percaya dan ia pun merasa bersyukur.
"Benarkah? Tabib itu... Hebat sekali. Beruntung sekali aku di selamatkan olehnya..." bisik Bai Ye seakan tak percaya.
"Benar kak. Kelak... Kau harus berterimakasih pada nya" ujar Xiao Nian.
"Tentu saja... Aku akan mengucapkan rasa terimakasih dan balas budiku pada tabib itu" Balas Bai Ye.
"Sudahlah. Kak Bai Ye, aku akan menyuapimu... Setelah kamu makan, kamu harus makan pil yang di berikan tabib itu dan aku akan melancarkannya dengan tenaga dalam ku yang murni ini" pinta Xiao Nian.
Bai Ye tersenyum dan mengangguk "Baiklah... Aku bantu duduk" ujar Xiao Nian. Xiao Nian membantu Bai Ye dan merangkul tubuh pria itu.
Xiao Nian memperlakukan Bai Ye dengan baik dan begitu lembut, hingga Bai Ye sempat berfikir Begitu beruntungnya aku memiliki adik kecil sebaik Xiao Nian. Hingga... Aku selalu saja membuatnya susah. Xiao Nian... Maaf dan terimakasih... Kelak, jika aku mampu mengembalikan ilmu ku seperti delapan tahun yang lalu. Maka aku akan berhutang budi pada mu. Adikku... Bathin Bai Ye menggumam.
"Kak Bai Ye! Kak Bai Ye... Kakak... Hei!" Xiao Nian melambai lambaikan telapak tangannya di hadapan Bai Ye. Tapi Bai Ye sama sekali tak bergeming dan malah menatap kosong ke arah Xiao Nian seraya tersenyum lebar.
"Ada apa dengannya?" tanya Xiao Nian.
"Kakak. Ayo makan lagi... Agar energi dalam tubuhmu bisa menopang ragamu. Jadi kamu akan cepat sembuh kakak" pinta Xiao Nian.
Kesal kerna tak ada respon, Xiao Nian pun menepuk pundak Bai Ye dengan keras hingga Bai Ye pun terperanjat "Astaga! Sakit adik Xiao..." Pekik Bai Ye membelalak.
"Habisnya kak Bai Ye malah melamun! Sekarang ayo buka mulutmu... Aku akan menyuapi mu lagi, lalu makanlah pil dari tabib itu agar kamu cepat sembuh"
"Baik... Xiao Nian, jika aku sembuh. Aku akan mendaftarkan diri di perguruan tinggi gunung Xingliun. Bagai mana menurutmu?" Tanya Bai Ye.
Xiao Nian pun mulai terdiam "Xiao Nian. Kenapa malah diam?" Tanya Bai Ye.
"Kak Bai Ye, aku tak ingin kakak mendaftar ke akademi itu. Aku takut kakak terkena serangan yang lebih parah lagi lebih dari ini" balas Xiao Nian cemas.
"...Apakah karna aku lemah?" tanya Bai Ye mulai murung.
"Bukan karna itu kak. Aku masih benci pada Xue Mei Lan... Aku masih sangat benci padanya. Dia yang telah menyebabkan kakak jadi seperti ini... bukankah di akademi Xingliun ada wanita itu kan? Aku takut kakak kenapa napa lagi gara gara wanita itu"tegas Xiao Nian.
Bai Ye pun mulai tersenyum dan menepuk pundak Xiao Nian "Jangan cemas ya Xiao Nian, aku akan serius mulai sekarang... Mulai sekarang aku akan giat berlatih... Dan membuat ilmu pelatihan dalam diriku meningkat pesat dalam waktu yang singkat. Aku pasti mampu melakukannya" tegas Bai Ye begitu penuh rasa percaya diri.
"Jika kakak seserius ini, maka aku akan ikut dengan kakak. Aku akan membantu kakak jika kakak dalam masalah, aku pasti akan berguna untuk kakak" ujar Xiao Nian.
"Jika kamu ingin belajar... Kita belajar sama sama di akademi Xingliun. Dan kita berjuang bersama sama..." tegas Bai Ye begitu antusias.
"Benar kak. Aku akan ikut menempuh pendidikan di akademi Xingliun bersama mu kak" Balas Xiao Nian senang.
"Baiklah kalau begitu kita sepakat..."
"Baik..." balas Xiao Nian senang.
Saat mereka sibuk berkhayal, datanglah tetua Bai Xi ke kamar Bai Ye "Kau sudah siuman putraku?" tanya tetua Bai Xi. Bai Ye lekas bangkit dan mulai berdiri di hadapan ayahnya dan memberinya hormat dengan bersimpuh di hadapan ayahnya itu.
"Bai Ye memberi hormat pada ayah..."
"Bangunlah putraku..." pinta tetua Bai Xi.
Bai Ye yang masih rapuh pun mulai bangkit dan berdiri tegak di hadapan sang ayah lalu menatap nya lurus "Xiao Nian. Bisakah kamu keluar sebentar?" tanya Tetua Bai Xi.
"Baiklah ayah... Kak Bai Ye, cepat sembuh ya. Aku keluar dulu" Pamit Xiao Nian.
"Ya Xiao Nian. Aku pasti akan segera pulih..." balas Bai Ye senang.
Xiao Nian pun menggeser pintu kamar Bai Ye dan lekas keluar dari kamar itu. Sedangkan tetua Bai Xi dan putranya Bai Ye saling bertatapan mata seakan hendak membicarakan hal yang begitu penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Nanik S
NEKT
2025-04-11
0
Syar tono
yg bikin cerita bodoh
2024-12-08
0
Jimmy Avolution
gaskeun
2024-06-12
0