PERPISAHAN...
Di kediaman keluarga Bai...
Usai ke datangan dewa obat Lei Moo Zhan, tetua Bai Xi pun mulai melepas sang anak untuk menuntut ilmu di paviliun Liu Xiu "Ayah. Aku pamit" Bai Ye bersimpuh di hadapan sang ayah begitu pun Xiao Nian.
"Xiao Nian pun pamit ayah" susul Xiao Nian.
Tetua Bai Xi menghampiri kedua anaknya dan mulai menepuk pundak anak anaknya" Berdirilah anak anak ku..." pinta sang ayah.
Bai Ye dan Xiao Nian pun bangkit "Terimakasih ayah..." balas Bai Ye dan Xiao Nian.
"Pergilah bersama dewa obat... Kelak kalian tak akan menyesal ketika menuntut ilmu di paviliun Liuxiu" tegas sang ayah.
"Baik ayah..." Bai Ye dan Xiao Nian pun pamit.
Akhirnya, Bai Ye dan Xiao Nian pun keluar dari aula bersama sang master obat terkenal di benua energi kultivasi. Kepergian Bai Ye di saksikan puluhan pasang mata dari keluarga Bai "Tuan muda. Jaga dirimu" teriak para sanak saudara Bai Ye. Bai Ye hanya bisa mengangguk dengan senyuman pahit tergambar jelas di wajahnya.
Aku akan menuruti permintaan ayah untuk satu tahun ini. Tapi, tahun depan... Aku akan pergi ke sekte Xingliun dan membuktikan kemampuanku pada Xue Mei Lan. Aku tak akan biarkan orang orang yang merendahkan dan menginjak injak harga diri keluarga Bai, agar kelak keluarga Bai bisa kembali hidup dengan tenang. Bathin Bai Ye menggumam.
Saat tangan Bai Ye mengepal erat seakan penuh kebencian, Xiao Nian sengaja menggandengnya dan menenangkannya, Bai Ye menoleh ke arah Xiao Nian dan Xiao Nian lekas membalas dengan senyuman "Tak apa apa kak Bai Ye. Aku, ada bersama mu... Kamu tak sendirian, lagi pula... Kita pergi untuk menuntut ilmu dan bukannya di buang" tegas Xiao Nian seketika itu membuat hati Bai Ye yang penuh amarah itu mulai Menyejuk.
"Terimakasih Xiao Nian..." Bai Ye pun kembai tenang dan pergi dengan hati yang damai.
Perjalanan yang Bai Ye tempuh sangat jauh dengan jalan yang terjal dan curam "Kita berpisah sampai di sini saja. Aku akan menunggu kalian di perbatasan kerjaan Qin dan sekte Liuxiu. Jadi ku harap, kalian bisa sampai dengan selamat" tegas Dewa obat Lei Moo Zhan.
"Tapi guru... Kami sama sekali tak hapal jalan menuju paviliun yang anda sebutkan tadi" Tegas Bai Ye panik.
"Benar guru... Dan lagi, tingkat kultivasi kami sangatlah rendah. Kami tak yakin jika kami akan sampai dengan mudah ke paviliun Liuxiu" tebak Xiao Nian cemas.
Dewa obat Lei Moo Zhan pun mulai tersenyum "Aku berharap kalian bisa berhasil melewati hutan para monster ini. Jadi... Berjuanglah" tegas dewa obat Lei Moo Zhan.
Akhirnya, Bai Ye, Xiao Nian dan Dewa obat pun berpisah di seperempat jalan menuju paviliun Liuxiu "Tapi guru!" teriak Bai Ye panik.
Sedangkan sang dewa obat malah terbang begitu saja menggunakan pedang miliknya. Begitu pula para pengikutnya yang lain "Guru!l pekik Bai Ye tak di hiraukan.
"Kak Bai Ye? Bagai mana ini?" Tanya Xiao Nian cemas.
"Xiao Nian... Sebaiknya kita mulai pergi, hari mulai gelap dan akan terlalu berbahaya jika kita masih tetap di hutan para monster sampai nanti malam" jelas Bai Ye mulai meraih tangan Xiao Nian dan menggandengnya.
Xiao Nian menatap gandengan tangan Bai Ye dan mulai tersenyum senang "Hangat" bisiknya tak terdengar oleh Bai Ye.
Mereka mulai memasuki hutan para monster, baru masuk saja membuat hawa di sekitar hutan itu terasa sangat pengap "Kabut mulai turun" bisik Bai Ye menatap Xiao Nian yang berjalan mengikuti Bai Ye di belakangnya.
"Benar kak. Penglihatan kita mulai pudar" balas Xiao Nian.
"Ayo Xiao Nian. Apa pun yang terjadi, jangan lepas kan tangan ku ya..." tegas Bai Ye.
"Baik kakak..." Balas Xiao Nian di iringi anggukan.
Mereka mulai masuk lebih dalam ke area hutan para monster, Xiao Nian memperhatikan sekeliling namun dirinya tak bisa melihat apa pun, selain pohon yang besar dan ranting ranting yang kering. Tak ada hal aneh lainnya...
"Kakak. Aku lelah, bisakah kita beristirahat sebentar?" tanya Xiao Nian menarik tangan Bai Ye.
"Tidak boleh Xiao Nian. Hutan ini sangat berbahaya, jika kita berhenti sekarang... Takutnya kita terpisah dan akan ada hal buruk yang menimpa kita. Jadi, ku harap... Kamu bersabar sebentar lagi ya?" pinta Bai Ye mencoba menguatkan Xiao Nian.
"...Baiklah kakak" dengan suara yang parau Xiao Nian pun setuju pada Bai Ye.
"Baguslah. Ayo..." Mereka pun kembali mempercepat langkah mereka, namun semakin cepat langkah mereka... Maka semakin habis pula stamina mereka, tenaga mereka seakan terkuras habis.
"Tunggu kakak. Kita, sepertinya tak beranjak sedikitpun dari tempat ini... Kita seperti sedang berputar putar saja" komentar Xiao Nian mulai menyadarkan Bai Ye.
Bai Ye sama sekali tak menyadarinya jika dirinya memang berjalan di tempat yang sama.
"Mana mungkin Xiao Nian. Mungkin kamu kelelahan jadi sedikit mengkhayal" elak Bai Ye.
"Lihatlah kakak" Xiao Nian menunjuk batang pohon kering dengan bentuk aneh berdiri tegak di sisi Bai Ye.
"Ini...?" tanya Bai Ye menatap goresan pedang yang di sematkan Xiao Nian di batang kering itu.
"Ummm..." Xiao Nian pun menganggu.
"...Celaka. Kita terkena serangan ilusi... Siapa yang telah menyerang kita?" tanya Bai Ye panik.
"Kakak. Sebaiknya kita berhati hati... Siapa tahu, ada yang ingin berniat jahat pada kita" tegas Xiao Nian mulai mengambil kuda kuda.
Bai Ye mulai waspada, mereka mulai memperhatikan sekeliling Duk! Punggung Bai Ye dan Xiao Nian saling bertabrakan "Xiao Nian hati hati!" bisik Bai Ye.
"Baik kakak..." balas Xiao Nian di iringi anggukan.
Mereka membelalakan netra mereka waspada dan menelisik sekeliling, namun belum ada tanda tanda jika akan ada musuh yang menyerang mereka.
"Xiao Nian... Waspadalah" Pekik Bai Ye memperingatkan.
"Umm" Angguk Xiao Nian.
"..." Lama waspada, hingga akhirnya seseorang melompat dari kegelapan dan bersalto di udara beberapa kali seakan menghampiri Bai Ye dan Xiai Nian.
"Dia datang!" pekik Bai Ye mengeluarkan pedang dari sarungnya begitu pun Xiao Nian.
Seseorang yang beberapa kali melayang di udara dengan saltonya itu pun lekas turun dan berdiri tepat di depan Xiao Nian "Hahahaha... Kalian, ternyata cukup jeli juga" tawa terbahak seakan menggelitik terdengar dari mulut laki laki berambut cepak pirang itu.
"Siapa kau?!" pekik Xiao Nian mengibaskan pedangnya dan bersiap di posisi menyerang.
"Dasar... Arogan. Jika kalian ingin mati di hutan ini. Maka... Aku akan mengabulkannya!" tegas pria berambut pirang itu menunjuk Xiao Nian dan menggerakan telapak tangannya.
WHUSSSH! Seketika, tubuh Xiao Nian yang ramping dan ringan itu terbang ke arah pria misterius berambut pirang tersebut.
"Xiao Nian!" Pekik Bai Ye berlari untuk mendapatkan tubuh Xiao Nian yang terbang begitu saja ke arah pria berambut pirang tersebut.
"Kak Bai Ye!" Jerit Xiao Nian tak berdaya. Tubuh mungil Xiao Nian sampai di dekapan pria misterius itu. Seketika, Xiao Nian menjadi sandra.
"Lepaskan Xiao Nian sekarang juga!" pekik Bai Ye menunjuk pria misterius itu.
"Heh. Pria bodoh, apa yang kau pikirkan? Dari ilmu pelatihanmu saja... Level mu sungguh rendahan. Mana bisa kau memerintahkan ku untuk melepaskan gadis cantik ini?" cerocos pria misterius itu.
"Apa maumu! Cepat lepaskan Xiao Nian sekarang juga!" teriak Bai Ye sungguh cemas.
Ia ingin menghajar pria yang tengah merenggut Xiao Nian darinya, tapi apalah daya... Ilmu pelatihan Bai Ye memang sangat rendah hingga ia tak bisa melakukan apa pun untuk Xiao Nian
"Apa... Yang harusnya aku lakukan?" tanya Bai Ye dalam hati.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Nanik S
Siapa Suruh Xiao Bei lemah
2025-04-11
0
Jimmy Avolution
lanjut
2024-06-12
2