Kinara pun tiba di salah satu cafe tempatnya memiliki janji dengan seorang temannya, dengan cepat ia langsung turun dari mobil tanpa mengatakan apapun pada Liam yang sedari tadi tampak bingung. Kinara terlihat tidak sabar, ia juga masih emosi dan bahkan dua tangannya terkepal kuat seperti ingin melampiaskan segala yang ia pendam itu kepada seseorang di dalam sana.
Liam kini ikut turun ke luar menyusul Kinara, jujur ia penasaran dan ingin sekali mengetahui ada hal apa yang bisa sampai membuat Kinara begitu emosi. Ia bisa memanfaatkan hal itu untuk mencari tahu setiap kegiatan Kinara, karena ia yakin kalau Kinara tak mungkin mengetahui bahwa semalam ia lah yang mencuri kesuciannya.
"Wah non Kinara kayaknya mau labrak seseorang nih di dalam sana, bakal seru nih pasti!" batin Liam.
Pria itu memutuskan bersembunyi di tempat yang tidak diketahui oleh Kinara, ia ingin tahu apa sebenarnya yang hendak dilakukan Kinara dan siapa orang yang ingin ditemui olehnya. Bagaimanapun, Liam yakin kalau urusan Kinara kali ini bukanlah urusan biasa dan ada kaitannya dengan kejadian semalam.
Braaakkk
Begitu masuk ke dalam cafe, Kinara langsung menggebrak meja tempat dimana Aslan berada. Ya rupanya Kinara memang telah memiliki janji dengan pria itu disana, ia sengaja mengajak Aslan bertemu demi bisa melabrak pria itu dan membahas kejadian semalam.
Sontak Aslan terkejut dibuatnya, ia beranjak dari tempat duduknya dan menatap ke arah Kinara sambil terlihat bingung. Pasalnya, ia tak mengerti apa yang dilakukan Kinara sampai datang dengan keadaan emosi seperti itu. Padahal, ia tak merasa pernah memiliki kesalahan pada wanita itu.
"Eh Kinara, kamu apa-apaan sih? Apa maksudnya kamu datang terus langsung gebrak meja kayak gini? Kamu gak malu dilihat banyak orang?" tanya Aslan.
"Kenapa harus malu? Gue justru lebih malu karena pernah suka sama cowok biadab kayak lu!" sentak Kinara.
Deg
Aslan semakin terkejut dan heran mendengar kata-kata yang dilontarkan Kinara, ia menggeleng perlahan seolah tak mengerti apa yang dimaksud oleh gadis itu. Apalagi, Kinara seperti sangat emosi dan mengatakan bahwa dirinya adalah pria yang jahat.
"Aku gak ngerti, maksud kamu apa sih Kinara?" tanya Aslan kebingungan.
"Alah gausah pura-pura deh lu! Ngaku aja, lu kan yang semalam bawa gue ke hotel?! Emang dasar busuk lu! Gue kira lu orang baik-baik," geram Kinara.
"Hah??" Aslan menganga cukup lebar.
Tak hanya Aslan, bahkan Liam yang sedari tadi mengintip di luar itu ikut terkejut melihat Kinara menuduh Aslan lah pelaku yang telah mencuri kesuciannya. Namun, Liam tentu tersenyum senang dan merasa puas karena semua ini bisa menguntungkan untuknya. Sehingga, Kinara tak akan menuduhnya.
•
•
Disisi lain sepulang kerja Aksal tak langsung kembali ke tempat tinggalnya, namun Aksal lebih memilih pergi ke salah club malam di kotanya. Ia terduduk sambil menikmati minuman yang ia pesan disana, pikirannya amat kacau dan ia tak tahu harus melakukan apa untuk bisa menyelesaikan semua masalahnya. Pasalnya, ia malas sekali menjalani hidup yang seperti ini dengan tekanan dari kedua orangtuanya.
Aksal menenggak habis minuman di gelasnya itu, lalu mencengkram kuat gelas tersebut sembari membantingnya ke atas meja. Entah apa yang merasukinya, tetapi Aksal merasa sangat kesal dan ingin pergi saja dari hidupnya saat ini.
Tiba-tiba saja, ia didatangi oleh dua orang wanita cantik berpakaian seksi. Ya Aksal terkejut dibuatnya, apalagi kedua wanita seksi itu langsung mendekatinya dan berupaya menggodanya. Mereka berdua kompak mengusap lembut tubuh pria itu, sampai Aksal terlihat sangat risih.
"Hai tampan! Sendirian aja nih, mau kita temenin gak?" goda mereka.
Bukannya tergoda, Aksal justru tampak cuek dan menyingkirkan tangan-tangan gadis itu dari tubuhnya. Ia bangkit dan beranjak dari tempat duduknya, lalu merogoh saku serta menyerahkan uang kepada pelayan. Aksal sangat malas meladeni wanita-wanita seksi itu, apalagi mereka terlihat menyebalkan.
"Kamu mau kemana tampan? Sini aja dong sama kita! Apa kamu gak pengen kalau kita senang-senang, hm?" ujar si wanita.
Aksal menatap sinis ke arah wanita yang kini mencekal lengannya, ia terlihat tak suka dan terus memandangi telapak tangan wanita itu seolah meminta dia untuk melepaskan cekalannya.
"Lepasin, jangan sentuh-sentuh saya!" pinta Aksal dengan dingin dan tegas.
"Ih kamu galak banget sih, kalem dong tampan. Kita rela kok diapain aja sama kamu, asal kamu mau kita temenin malam ini. Mau ya mau ya?" goda wanita itu.
"Iya ganteng, kita bisa kok bikin kamu puas. Apalagi kamu itu kelihatannya lagi banyak masalah, ya kan?" timpal wanita yang lain.
Aksal terdiam saja tanpa menjawab apapun, sorot matanya terlihat begitu tajam dan penuh emosi. Ia sangat tidak suka pada wanita yang bersikap seperti itu dan seolah merendahkan harga dirinya di hadapan lelaki, meski ia tahu mereka semua pasti melakukannya karena tuntutan kerja.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Evi
tamat kah,,
2024-05-12
1