"Zena..... Zena sayang, tunggu!"
Suara teriakan itu keluar dari mulut seorang wanita yang berusaha mengejar anaknya setelah pertikaian hebat di dalam rumah besar itu.
Kartika Melodi, seorang ibu dari anak bernama Zena Catriona itu tampak sangat menyesal dengan apa yang terjadi saat ini. Itulah sebabnya ia berusaha mendapatkan kembali putrinya disana.
Namun semua sudah terlambat, Zena yang kesal itu memutuskan pergi menyusuri jalan di bawah derasnya hujan dengan langkah yang cepat. Gadis itu tak perduli lagi pada apapun di belakangnya, ia menangis dan merasa bahwa keluarganya tidak pernah mau mendengarkan keinginannya.
Bahkan dalam urusan hubungan saja, Zena tak berhasil mendapat restu dari mereka. Justru ia mendapat kabar yang tak mengenakkan, yakni keluarganya memutuskan untuk menjodohkan dirinya dengan seorang pria yang tak ia kenali.
"Zena, mommy mohon dengarkan mommy dulu sayang! Kamu jangan seperti ini, nak!" rengek sang ibu di belakang sana.
Zena tampak tak perduli dengan rintihan mamanya, ia terus berlari dan berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran mamanya. Bagaimanapun, ia tak mungkin menerima perjodohan itu karena dirinya sudah memiliki pasangan dan mereka saling mencintai.
"Hiks hiks... maafin aku mom, kali ini aku gak bisa turuti kemauan mommy and daddy! Aku sayang sama Raka, aku gak mungkin tinggalin dia!" batinnya.
Deg
Akan tetapi, sesaat kemudian ia merasakan pusing di bagian kepalanya. Zena pun tak tahu apa yang terjadi, namun yang pasti ia kesulitan untuk mengendalikan dirinya kali ini. Pandangannya mulai kabur, tubuhnya juga telah kehilangan keseimbangan.
Bruuukkk
Akibatnya, Zena terjatuh di atas aspal yang basah dengan posisi miring. Gadis itu tak mampu lagi menahan dirinya, ia pun terpejam dan jatuh pingsan disana.
Sontak Kartika yang melihat itu merasa syok, ia langsung berlari cepat menghampiri putrinya dan berusaha menolongnya. Ia tentu tak mau jika sampai sesuatu yang buruk terjadi pada putrinya.
"Zena, Zena bangun Zena! Zenaaa!!" teriaknya histeris.
•
•
Duaaaarrrr
Suara petir yang menggelegar mengiringi suasana tegang di dalam rumah itu, Aksal Mahendra alias sang pewaris di keluarga itu merasa terkejut setelah mendengar perkataan ayahnya barusan.
"Apa pa? Papa bilang papa mau jodohin aku sama anak teman papa?" pria itu terkejut, matanya terbelalak lebar menatap ke arah sang ayah yang ada di dekatnya.
"Ya Sal, kamu harus bisa terima keputusan itu! Ini semua demi kemajuan perusahaan kita, kamu gak mau kan kita jatuh miskin nantinya?" jawabnya tegas.
Aksal menggeleng, jelas sekali ia menolak keputusan papanya itu yang sama sekali tidak ada untungnya bagi dirinya. Aksal merasa jika semua ini hanya keputusan sepihak dari papanya, tanpa memikirkan bagaimana perasaan dirinya nanti.
"Pa, papa apaan sih? Aku gak mau dijodohin sama siapapun, aku ini bisa memilih sendiri wanita mana yang mau aku nikahkan. Papa gak perlu repot-repot atur perjodohan kayak gini!" tolak Aksal.
"Nak..."
Aksal terkejut dan reflek menoleh ke arah Jamilah, sang ibu yang juga memang menyaksikan semuanya sedari tadi.
"Kamu dengerin dulu ya kata papa kamu, jangan dipotong setengah-setengah! Ini semua demi kebaikan kita juga, terutama adik-adik kamu. Mereka masih butuh semua fasilitas ini sayang!" ucap Jamilah.
"Tapi ma, gak gini juga caranya. Papa kan bisa cari investor lain dari mana kek gitu, apa pamor papa sudah mulai hilang? Papa sekarang jadi lemah, iya?" ujar Aksal.
"Ini bukan soal mencari investor lain, Sal. Ingat loh, kamu itu pimpinan di perusahaan kita. Kamu yang harus bertanggung jawab atas semua kekacauan yang terjadi disini! Mengerti kamu?" sentak Mahendra.
Aksal tidak bisa berkata-kata lagi, saat ini dirinya sungguh tak menyangka kalau semua ini akan terjadi. Jujur ia masih belum ingin menikah, apalagi tanpa cinta. Namun, ia juga tak bisa apa-apa ketika kedua orangtuanya itu sudah memaksanya seperti sekarang.
Ya pemuda berusia 24 tahun itu merupakan sang anak tunggal dari keluarga Mahendra, sehingga ia mengemban tanggung jawab penuh terhadap keluarga beserta adik-adiknya itu.
Aksal pun tak memiliki keputusan lain, terpaksa ia menerima semua permintaan papa serta mamanya itu walau hatinya tersiksa kali ini.
"Baik pa, ma. Aku akan terima perjodohan ini, demi keluarga kita!" ucap Aksal.
Jamilah dan Mahendra merasa senang mendengar perkataan putra mereka itu, spontan mereka mendekat dan langsung memeluk erat tubuh Aksal untuk menyampaikan ucapan terima kasih mereka.
"Terimakasih Aksal, kamu memang selalu bisa diandalkan!" ucap Mahendra.
Aksal tak menjawab, ia hanya memejamkan mata dan mencoba menguatkan diri dengan keputusan yang ia ambil saat ini. Pastinya akan banyak cobaan yang akan ia hadapi nantinya, namun ia berharap kalau dirinya pasti bisa melewati itu semua.
•
•
Keesokan harinya.....
"Wih wih, jadi bener Minggu depan lu mau nikah Sal? Kok dadakan gini sih? Kapan coba lu kenal tuh cewek? Terus siapa dia, ha? Gue kenal gak?"
Aksal tampak murung saat sahabatnya itu mengajukan banyak pertanyaan mengenai pernikahan dan wanita yang akan ia nikahi nanti, tentu saja Aksal bingung harus menjawab apa karena ia belum tahu siapa wanita yang nantinya akan menikah dengan dirinya.
"Gue gak tahu, gue belum pernah ketemu sama dia. Bokap cuma bilang dia mau nikahin gue sama anak dari temannya, investor besar di perusahaan ini," jelas Aksal.
"Hah? Jadi, lu itu dijodohin sama bokap lu? Kok lu mau sih Sal, kenapa coba? Apa lu se-gak laku itu ya?" ejek Raka.
"Yeh sialan lu!" kesal Aksal.
"Ahaha, ya sorry bro gue bercanda! Abisnya gue kaget aja gitu, seorang Aksal Mahendra yang notabenenya idola di kampus masa nikah aja harus dijodohin? Apa kata dunia coba?" cibir Raka.
Aksal hanya bisa menggelengkan wajahnya, karena ia juga merasa malu dengan perjodohan yang dilakukan oleh mama serta papanya itu.
"Ya mau gimana lagi bro? Ini semua demi keluarga gue," ucap Aksal pasrah.
Raka pun tersenyum dan mendekat ke arah Aksal disana, perlahan ia mengusap bahu pria yang sudah menjadi sahabatnya sejak lama itu. Meski mereka sering saling mengejek, tetapi pada nyatanya mereka adalah sahabat yang paling setia.
"Yang sabar ya Sal, gue yakin lu bisa lewatin ini semua!" ucap Raka.
"Thanks bro!" singkat Aksal.
"Oh ya bro, tapi gue penasaran deh nih. Cewek yang mau dijodohin sama lu itu namanya siapa sih?" tanya Raka.
"Umm, bokap sih bilang kalau nama tuh cewek itu Zena. Zena Catriona," jawab Aksal dengan santai.
"Apa??" Raka terkejut dibuatnya.
Braaakkk
Tanpa alasan yang jelas, Raka tiba-tiba memukul meja kerja Aksal dengan sangat keras dan membuat sang empu terkejut bukan main. Ya Aksal tak mengerti apa yang terjadi pada sahabatnya itu, ia juga heran mengapa Raka bisa tiba-tiba bereaksi seperti itu setelah mendengar nama Zena.
"Eh sialan, jadi lu orangnya?" Raka menggeram kesal seraya menarik tubuh Aksal bangkit dari tempat duduknya.
Kini Raka menyeret paksa tubuh Aksal hingga membentur dinding ruangannya, dengan kuat Raka mencengkram kerah kemeja pria itu sambil melotot tajam ke arahnya.
"Apa-apaan ini, Rak? Lo kenapa sih??" Aksal tampak keheranan saat ini.
"Heh Sal, asal lu tahu ya! Zena Catriona itu cewek gue, dia orang yang paling gue cintai di hidup gue!" sentak Raka.
Deg
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments